Part 4 - Fallin'

472 39 9
                                    


Wonwoo membuka matanya perlahan dan mengerjap-ngerjapkannya berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya matahari yang masuk melalui celah gorden kamarnya. Matanya yang sipit sontak terbelalak lebar begitu melihat apa yang terpampang di depan matanya. Wajah tampan seorang Kim Mingyu yang kini makin terlihat tampan dan polos –tidak datar seperti biasanya- berada sangat dekat dengan wajahnya. Perlahan dia menjauhkan wajahnya tapi tidak mengalihkan tatapannya.

"Tampan." Gumamnya tanpa sadar. Tapi sepersekian detik berikutnya namja manis itu menutup mulutnya dan memutuskan untuk menyelesaikan acara mari- menatap- Mingyu- nya dan mandi untuk menghilangkan pikiran aneh dari otaknya.

Beberapa menit setelah perginya Wonwoo, Mingyu mengerjapkan matanya pelan dan mendudukkan (?) dirinya. Matanya mengamati sekeliling. Sedikit bingung awalnya karena tempat itu berbeda jauh dengan kamarnya sebelum kemudian dia ingat ini adalah rumah namja manis teman sebangkunya. Matanya kini mengedar mencari keberadaan Wonwoo. Dia berjalan keluar kamar mencari keberadaan sang tuang rumah. Hampir saja dia memanggil nama Wonwoo ketika dia mendengar gemericik air dari ruangan disampingnya. Setelah tau kemana perginya Wonwoo, namja tampan itu melangkahkan kakinya menuju dapur yang hanya berjarak beberapa langkah dari tempatnya berdiri tadi.

Tangannya membuka lemari es kecil yang ada disana dan mengambil satu botol air mineral. Meminumnya setelah menuangkan isinya kedalam gelas. Dia anak beretika, ingat? Dia meletakkan botol minuman yang dipegangnya sekaligus memeriksa isi kulkas Wonwoo. Tangan berbalut kulit tannya terulur mengambil satu mangkuk kimchi. Namja tampan itu membawanya ke dekat kompor setelah memastikan kimchi itu belum kadaluarsa. Dia akan membuat nasi goreng kimchi untuk sarapan –setelah melihat ada nasi di rice cooker-. Bukan bermaksud tidak sopan tapi katakanlah itu balas budi karena mengijinkan Mingyu bermalam di tempatnya.

"Mingyu?" Mingyu baru saja mengupas bawang putih ketika suara Wonwoo menyapa pendengarannya. Dia menggumam menjawab panggilan Wonwoo tanpa menoleh.

Wonwoo berjalan mendekat dan mengamati apa yang Mingyu lakukan. Tatapan datarnya tertuju pada tangan Mingyu yang mengupas bawang putih dan mencincangnya dengan lincah.

"Nasi goreng kimchi." Ujar namja yang lebih tinggi tiba-tiba membuat Wonwoo beralih menatap wajah Mingyu. Namja berkulit pucat itu mengangguk dan mulai menyiapkan penggorengan dan menuanginya dengan sedikit minyak kemudian menghidupkan kompornya.

"Mandi." Ucap Wonwoo tiba-tiba. Mingyu menoleh kearah namja disampingnya yang kini menarik pisau ditangannya. Namja yang lebih pendek darinya itu kini melanjutkan pekerjaannya memotong kimchi. Tanpa bicara apapun, Mingyu melangkah menjauh menuju kamar mandi namun langkahnya berhenti.

"Wonwoo." Panggilnya ketika menyadari sesuatu.

"Di kamar." Jawab Wonwoo tanpa melihat kearah Mingyu. Namja berkulit tan itu melangkah menuju kamar Wonwoo. Tangannya membuka lemari Wonwoo dan menemukan satu kotak celana dalam baru. Diambilnya satu buah dan berjalan keluar menuju kamar mandi setelah sebelumnya mengambil handuk bersih.

Di rumah itu kini hanya terdengar gemericik air yang bertabrakan dengan lantai dan suara pisau yang beradu dengan papan kayu. Dua puluh menit kemudian Mingyu keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan tangan yang sibuk mengeringkannya dengan handuk. Dia mendudukkan dirinya berhadapan dengan Wonwoo. Keduanya kini sarapan berdua dalam keheningan.

Skip Time

"Mingyu-ya..." sapa Soonyoung riang tapi kemudian keningnya mengernyit begitu melihat Wonwoo berjalan dibelakang Mingyu, "Kau bertemu Wonwoo dimana?" tanyanya kemudian.

Mingyu hanya diam dan meneruskan langkahnya menuju bangkunya begitupun dengan Wonwoo. Soonyoung yang diabaikan oleh keduanya kini menunjukkan ekspresi datar. Tapi bukan Soonyoung jika dia menyerah hanya karena diabaikan.

You and IWhere stories live. Discover now