Part 5 - Start

424 38 6
                                    


Wonwoo sedikit mendongak menatap tepat ke dalam mata Mingyu begitu namja yang lebih tinggi darinya itu melepas pelukannya. Wonwoo sadar ada yang berbeda dari cara Mingyu menatapnya. Mingyu memang sering –bahkan selalu- menatapnya dalam, tapi tatapan yang ditunjukkan namja berkulit tan itu saat ini berbeda dari biasanya. Seolah ingin menyampaikan sesuatu. Dan untuk pertama kalinya Wonwoo tidak memahani arti tatapan Mingyu. atau dia memahaminya tapi berusaha untuk mengelak?

"Wae?" tanyanya menyadari Mingyu akan terus menatapnya seperti itu jika dia tidak bertanya.

"Mwo?" jawabnya tanpa sedetikpun mengalihkan tatapannya dari mata tajam Wonwoo bahkan dia enggan untuk berkedip.

"Yang baru saja kau lakukan."

"Memelukmu?" Wonwoo mengangguk. Pipi putihnya kini dihiasi semburat merah muda tipis yang amat sangat manis. Mingyu tersenyum menyadari rona tipis itu. Dia kembali memeluk Wonwoo membuat namja manis itu tersentak dan kembali memberontak.

"Mingyu-ya!"

Alih-alih melepaskannya, Mingyu malah makin mempererat pelukannya, "Jangan menampilkan wajah seperti itu di depan orang lain." Ujarnya tiba-tiba membuat Wonwoo berhenti memberontak.

"Wae?" tanyanya. Mingyu melepas rengkuhannya dan kembali menatap mata Wonwoo dalam-dalam.

"Apa kau tidak mengerti?" tanya namja berkulit tan itu. Wonwoo hanya mematung sebentar kemudian menggeleng pelan. Mingyu menghela nafas kemudian melepas pegangannya pada pundak Wonwoo. Dia berbalik dan kembali berjongkok di depan tungku berusaha untuk memberi kehidupan bagi tungku yang sedari tadi tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan (?).

"Kenapa untuk hal yang penting kau tidak mengerti?" bisiknya sembari membakar kardus ditangannya.

"Mwo?" tanya Wonwoo. Rupanya bisikan Mingyu masih cukup keras sehingga masih bisa dengar oleh Wonwoo meskipun samar.

"Ani." Jawab Mingyu tanpa mengalihkan perhatian dari benda di tangannya, "Lanjutkan pekerjaanmu!" titahnya. Wonwoo berdiri mematung untuk beberapa detik sebelum mengambil sayuran yang jatuh karena ulah Mingyu dan mencucinya kembali. Mari ingatkan Wonwoo untuk berhenti mengingat kejadian tadi karena wajahnya kini mulai memerah dengan amat sangat manisnya.

...

Dua namja berwajah dingin itu kini tengah makan dengan tenang setelah bertarung dengan tungku selama dua setengah jam dan satu jam memasak. Mingyu hampir saja memeluk Wonwoo untuk kedua kalinya saat namja yang lebih pendek darinya itu bersorak riang dengan mata berbinar –meskipun hanya sekejap- begitu tungku itu mulai menyerah dan menunjukkan niatan untuk bekerja sama.

"Jalan-jalan?" tanya Mingyu tiba-tiba begitu keduanya selesai membersihkan peralatam makan mereka. Wonwoo menatap Mingyu datar, "Pantai." Ujar namja yang lebih tinggi. Wonwoo mengangguk mengiyakan sebelum masuk kedalam rumah.

Mingyu masih menunggu Wonwoo dengan wajah datar. Dai sedikit heran dengan Wonwoo yang mengiyakan ajakannya bermain ke pantai tapi malah berlari memasuki rumah. Wonwoo tidak berpikir Mingyu mengajaknya melihat pantai di televisi, kan? Baru saja Mingyu memikirkan kemungkinan itu, Wonwoo keluar dengan mantel lengkap.

Wonwoo menyodorkan satu lagi mantel yang dipegangnya kearah Mingyu. Namja tampan itu menatap tangan putih yang terulur kearahnya itu lama sebelum menerimanya. Dia menatapa mata Wonwoo langsung tapi tidak sampai lima detik Wonwoo sudah mengalihkan pandangannya dan berjalan menjauh.

Mingyu dan Wonwoo hanya duduk diam dibawah pohon sembari menatap ombak yang datang bersahut-sahutan. Sebenarnya Mingyu ingin lebih dekat dengan bibir pantai, tapi Wonwoo menolak saat dia mengajaknya. Bukannya Mingyu ingin terus menempel dengan Wonwoo tapi menurutnya bermain ombak sendirian terlihat begitu menyedihkan.

You and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang