Part 8 - Happy End

622 47 9
                                    

"Mandilah!" titah Mingyu begitu keluar dari kamar mandi sembari mengusak rambut basahnya dengan handuk. Wonwoo yang sedang asyik memainkan game di ponsel Mingyu di sofa beralih menatap Mingyu yang terlihat makin tampan –atau seksi?- dengan rambut basahnya. Namja manis itu menatap Mingyu datar.

"Aku pulang." Ujarnya. Dari tadi Wonwoo memang ingin pulang tapi dia harus menunggu Mingyu selesai mandi untuk pamit. Dia anak yang tahu sopan santun asal kalian tahu. Mingyu tidak mengatakan apapun, hanya menatap namja manis itu datar, "Tidak ada baju ganti." Lanjutnya.

Mingyu berbalik melangkah menuju kamar satu-satunya di apartement itu. Tak beberapa lama, namja tinggi itu keluar dengan benda hitam mencurigakan ditangannya, "Mungkin cukup." Ujarnya sambil menyodorkan benda ditangannya yang ternyata adalah pakaian. Wonwoo masih diam menatap Mingyu.

"Apa.."

"Sudah ada." Potong Mingyu sebelum Wonwoo menyelesaikan kalimatnya.

Wonwoo berdiri dan mulai melangkah kearah kamar mandi yang ada diluar kamar Mingyu. Mana mungkin dia mandi di kamar mandi pribadi Mingyu.

"Di kamarku." Ucapan Mingyu menghentikan Wonwoo yang hendak membuka pintu kamar mandi. "Tidak apa-apa di dalam sana." Papar Mingyu.

Wonwoo masih diam di tempatnya. Masih sedikit ragu.

"Palli!" perintah Mingyu akhirnya membuat Wonwoo melangkah masuk menuju kamar mandi di dalam kamar Mingyu.

"Makan apa?" tanya Mingyu sebelum Wonwoo masuk ke dalam kamar mandi.

"Terserah." Jawab Wonwoo singkat, padat, dan tidak jelas.

Mingyu menelepon salah satu pengawalnya dan menyuruhnya membeli makanan. Dia mematikan sambungan setelah mengatakan apa yang diinginkannya. Sebenarnya dia bisa saja langsung delivery, tapi dia tidak akan melakukannya. Dulu pernah ada suruhan dari perusahaan saingan Kim Corp yang menyamar menjadi tukang delivery dan hendak menculik Mingyu kecil. Tapi untung saja bodyguard setianya yang sudah menaruh curiga cepat bertindak. Setelah kejadian itu keluarga Kim lebih memilih menyuruh bodyguard mereka yang membeli makanan. Itupun di restoran milik keluarga Kim sendiri.

Wonwoo keluar setelah dua puluh menit dihabiskannya di dalam bilik mandi Mingyu. Dia mendudukkan dirinya di sofa tunggal berhadapan dengan Mingyu. Namja tampan itu berdiri dan melangkah menuju Wonwoo membuat namja manis itu bingung dengan Mingyu yang berdiri dibelakangnya. Dia dibuat lebih kaget lagi ketika Mingyu merebut handuk ditangannya dan menggantikannya mengeringkan rambut.

"Aku bisa." Elak Wonwoo.

"Diam." Titah Mingyu datar membuat Wonwoo diam. Tuan Muda Kim dan segala perintah yang tidak bisa dibantahnya.

"Rambutmu halus." Puji Mingyu, "Salon?" tanyanya.

"Ani." Jawab Wonwoo, "Aku bekerja untuk makan."

Mingyu mengangguk kemudian meneruskan kegiatannya. Setelah dirasanya cukup kering, dia melempar handuk ditangannya kearah keranjang pakaian kotor. Atensi keduanya beralih kearah interkom ketika mendengar suara bel. Mingyu melangkah dan melihat kearah layar untuk memastikan siapa yang datang. Setelah yakin bahwa itu bodyguardnya, dia membukakan pintu.

"Ini pesanan anda, Tuan." Ujar bodyguard berbadan besar itu sambil membungkukkan badan dengan susah karena tangannya mengangkat pesanan Mingyu yang amat sangat banyak.

"Masuk." Titah Mingyu. Bodyguard itu masuk dan mengikuti Mingyu menuju ruang tamu apartementnya. Wonwoo yang melihat orang di belakang Mingyu kesusahan segera berdiri dan handak membantu.

"Tidak perlu, Tuan Muda." Tolak namja itu. Wonwoo hanya memasang wajah datar. Dia tidak suka cara orang itu memanggilnya. "Saya permisi, Tuan Muda Kim."

You and IHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin