05. Kya Yeh Hi Pyaar Hai?

324 25 11
                                    

---

"Abhi??" heran Veer, "siapa Abhi?" lanjutnya.

Kavya terkejut dan seolah-olah melotot dalam matanya yang tertutup. Bagaimana bisa ia menyebut nama itu? Abhi-----mantan kekasihnya.

Kavya membuka mata perlahan,
"Ada apa, Veer?" tanyanya.

"Siapa Abhi?" tanya Veer balik,

Wow Kavya, kau harus jawab apa?? Kavya merutuki kecerbohannya sendiri. Sekarang lihat, siapa yang paling bingung atas pertanyaan sederhana itu.

"Kavya.." panggil Veer, Kavya melamun.

"Itu,, mm,, Veer, Abhi itu,,,, dia,,, dia,,, dia temanku!" ucap Kavya tegagap dan cepat akhirnya, dengan tersenyum juga walau kikuk dan aneh.

"Temanmu?" yakin Veer.

"Iya, rumahnya di Swiss. Jadi aku teringat padanya. Dia dulu teman sebangkuku Veer, dan sangat jahil." jelas Kavya, walau semuanya bohong.

'Maafkan aku, Abhi..' batin Kavya.

"Oooh begitu.. Lalu, kenapa kita tidak kerumahnya saja? Mumpung kita sudah berada di Swiss?" tawar Veer.

"Tidak Veer, aku lupa alamatnya. Dan kita ke Swiss untuk berlibur, jalan-jalan, bukannya mencari alamat. " tolak Kavya.

"Tapi dia kan temanmu, apa salahnya mengunjunginya?" Veer kekeh ingin bertemu si Abhi itu.

"Kalau begitu cari saja sendiri! Aku lelah Veer, aku mengantuk, ingin tidur sepanjang hari.. Jika Tuhan menghendaki kita pasti akan bertemu dengannya tanpa harus susah-susah mencari alamatnya. " Kavya berjalan keluar pesawat dan diikuti Veer di belakangnya.

"Baiklah." Veer mengangguk pasrah. Dia juga lelah sebenarnya, ingin langsung tidur saat sampai nanti, apalagi satu bulan ini ia akan free, tidak ada beban pekerjaan lagi.

                           ---

Veer dan Kavya menapakkan kakinya di halaman sebuah bangunan besar berlantai dua dengan desain unik, seperti sudah dibuat sejak zaman dahulu.

"Selamat datang dirumah baru kita,  Nyonya Kavya Veer Malhotra. " ucap Veer dengan gerakan tangan seperti menyambut Kavya.

"Hm, terima kasih...... Pak tukang kebun.. " canda Kavya sambil buru-buru masuk dalam rumah itu.

"Hey! Pria setampan Varun Dhawan kau sebut tukang kebun...! " Veer mengejar Kavya.

Veer tersenyum penuh kemenangan saat  melihat Kavya yang tidak masuk, sebab kunci rumah itu ada di tangannya. Jadi Kavya hanya bisa menunggu dengan wajah kesal, Veer bahkan berjalan sangat pelan seolah-olah sedang menghitung salju yang terhampar luas dihalaman rumah itu.

"Kenapa kau tidak masuk, nyonya? " tanya Veer polos.

"Aku nyonya, dan kau tukang kebun, jadi kau yang bukakan! " ujar Kavya angkuh.

"Baik nyonya. " Veer membentuk tangan hormat lalu memutar kunci, dan,,,,,,

"Veer, siapa yang tinggal disini? " tanya Kavya tanpa berkedip melihat kedalam rumah yang sudah terbuka.

"Entahlah,  " jawab Veer yang juga tanpa mengalihkan pandangannya.
"Seingatku, kami sudah setahun lebih tidak kemari. " lanjut Veer.

Kavya menoleh pada Veer,
"Jadi ada pembantu disini? " tanya Kavya lagi.

Veer menoleh menghadap Kavya yang juga melihat nya.
"Mungkin orang suruhan ayah. "

Kavya membalas dengan bentuk huruf 'o' dibibirnya. Lalu berjalan ke salah satu kamar untuk tidur, ya, seperti tujuan awalnya. Jauh-jauh ke Swiss hanya untuk tidur.

MUSHKIL PYAAR (End) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant