16. Masa Lalu

222 20 10
                                    


Veer dan Kavya tiba di sebuah hotel, Veer memutuskan untuk tinggal sementara disana, dan akan membeli sebuah apartemen nanti saat ia sudah mendapat pekerjaan baru. Veer tidak ingin lagi bekerja di perusahaan ayahnya, dia ingin keluar dari sana dan bekerja di perusahaan lain, dimana tidak ada campur tangan ayahnya disitu.

"Kavya, kau istirahat saja. Kau pasti lelah seharian ini dalam perjalanan." Ucap Veer.

"Dan kau?" tanya Kavya.

"Aku sedang mengirim beberapa lamaran pekerjaan, semoga salah satu dari mereka menerimaku. Kita akan hidup mandiri setelah ini, lepas dari campur tangan Ranjeet Malhotra." Jawab Veer.

"Baiklah." Balas Kavya, kemudian berbaring mengistirahatkan dirinya.

Hari ini sudah malam, seharian penuh Veer keliling Mumbai mencari tempat tinggal untuknya dan Kavya, yang jauh dan mungkin tidak akan mudah ditemukan ayahnya.

"Veer, " panggil Kavya.

"Hmm?" Veer menoleh sebentar dari fokusnya pada laptop di hadapannya.

"Apa menurutmu yang kita lakukan adalah benar?" tanya Kavya.

"Kenapa tidak benar?" tanya balik Veer.

"Kita sudah meninggalkan keluarga kita, Veer. Mereka keluarga kita, tidak seharusnya kita lakukan ini." Kavya tetap tidak merasa tenang dengan kepindahannya dan Veer.

"Kavya, kau tidak mengerti ayahku. Dia itu sangat kejam. Bisa melakukan apapun yang dia mau tanpa peduli orang lain. Ayah yang menyatukan kita, bisa jadi dia memisahkan kita kapan saja. Dan aku tidak mau mengambil risiko untuk itu, aku tidak mau berpisah denganmu." Jelas Veer.

"Bagaimana kau bisa katakan itu? Seburuk apapun ayah, dia tetap ayahmu, Veer, tidak akan tega merenggut kebahagiaanmu yang adalah putranya."

"Siapa bilang? Kau tidak mengenalnya, Kavya. Sebenarnya, kak Sheila bukan anak pertama ayah dan ibu. Kami masih punya satu kakak lagi, Sona."

#flash_back_on

Dua keluarga berkumpul membahas tentang perjodohan yang akan dilakukan pada putra putri mereka. Adalah keluarga Malhotra dan Mehra. Putri pertama dari Ranjeet Malhotra akan dijodohkan dengan putra pertama dari Kuljeet Mehra, teman Ranjeet Malhotra.

"Kalian setuju, kan? Kalian sudah bertemu, dan kurasa kalian pasangan yang cocok." Ujar Ranjeet.

Putra Kuljeet, Aayush, hanya tersenyum malu-malu, sedangkan Sona, putri Ranjeet hanya diam saja dengan pandangan menunduk.

"Baiklah, Kuljeet, kami permisi dulu. Semua sudah dipersiapkan, kita tinggal bertemu saat hari pernikahan tiba." Ranjeet berpamitan lalu pulang bersama putrinya, Sona.

Sona adalah gadis yang ceria, dia biasanya bicara banyak hal tanpa bisa berhenti, dan tidak tahu ada apa kali ini gadis itu diam saja.

Hari-hari berlalu dengan cepat, besok adalah hari pernikahan Sona dan Aayush. Kedua keluarga bersuka cita, sedang Sona tampak sekali berduka.

"Ada apa, Nak? Kau baik-baik saja, kan? Kenapa wajahmu tidak terlihat bahagia sama sekali, ada apa?" tanya nenek.

Sona hanya menggeleng dan tersenyum tipis, gadis itu lalu pergi ke kamarnya dan mengunci dirinya di dalam sana.

Nenek merasa ada yang tidak beres, wanita sepuh itu menemui putranya, Ranjeet, dan membicarakan hal itu.

"Apa maksud Ibu terjadi sesuatu? Sona baik-baik saja, tidak ada apapun." Kata Ranjeet.

MUSHKIL PYAAR (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang