Chapter 26: Papa

18K 1.7K 7
                                    

Efek pulang jam satu pagi dan tidur setelah subuh, membuat Arka akhirnya bangun kesiangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Efek pulang jam satu pagi dan tidur setelah subuh, membuat Arka akhirnya bangun kesiangan. Arka tidur setelah subuh karena sepulang dari futsal, ia minum kopi sambil mabar dengan Galuh dan Fiko. Arka bisa-bisa saja langsung beristirahat. Namun, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak bermain game setelah hiatus beberapa saat karena ponselnya disita.

Arka berjalan menuju kamar mandi. Setelah mencuci muka dan sikat gigi, Arka keluar dan berjalan menuju ruang makan. Bangun-bangun, perutnya langsung keroncongan. Arka membuka tudung saji di meja makan. Sudah tersedia sayur sop, lauk tempe tahu, dan buah pisang di sana.

"Sudah bangun, toh, Mas Arka," ucap Bi Lastri yang baru saja dari taman belakang. Bi Lastri mencuci tangannya lalu mengambilkan piring untuk Arka.

"Makasih, Bi." Arka mengambil nasi beserta sayur dan lauk-pauknya. Setelah itu, ia makan di ruang keluarga. Terdengar suara notifikasi ponsel, Arka lantas membukanya.

Naura
Arka.

Arka meletakkan piringnya di meja. Ia lalu membalas pesan Naura.

Arka

Siapa, ya?

Arka mendudukkan dirinya di karpet. Sembari menunggu balasan Naura, ia menikmati sarapan siangnya dan menonton tayangan televisi. Beberapa menit setelahnya, belum ada tanda-tanda Naura membalas. Arka makan dengan sesekali mengecek ponselnya.

"TV-nya dimatiin kalau enggak ditonton. Makan dulu. HP-nya nanti."

Arka mendongak. Melihat papanya yang melintas di depan. Ia sedikit terkejut melihat keberadaan sang papa. Ia kira, Pak Prasaja bekerja.

Arka segera mematikan ponselnya lalu fokus menonton televisi. Tidak lama kemudian, Pak Prasaja datang menghampiri Arka sembari membawa satu gelas air putih. Arka hanya diam saat papanya meletakkan gelas itu di hadapannya lalu duduk di sofa.

Hening sejenak. Suara yang terdengar hanya suara televisi yang menyiarkan serial ftv yang disetel Arka.

"Kata Mama, tadi malam kamu pergi futsal. Pulang jam berapa?" ucap Pak Prasaja yang ikut menonton.

Arka tidak menoleh. Ia sedikit kaget saat mendengar nada halus yang keluar dari mulut papanya itu. Tidak ada nada kesal atau kemarahan dalam ucapannya.

"Ditanya, kok, cuma diam aja," ucap Pak Prasaja lagi.

Arka meneguk minumannya setelah itu baru menjawab. "Jam satu."

Pak Prasaja mengangguk-angguk. "Diantar siapa? Sama Galuh?"

Arka menggeleng. "Disa."

Hening lagi. Arka kembali makan.

"HP-nya, kan, udah Papa kembalikan ke kamu. Kalau ada apa-apa, atau mau pergi keluar kabarin orang rumah. Kamu kalau mau pergi kok enggak ijin sama Papa?"

Mantan Rasa Pacar [END]Where stories live. Discover now