enam belas

1.6K 131 25
                                    

Taeyong terbangun karena ada yang membangun kan nya.

"sir?"

Taeyong menoleh ke arah samping nya. mendapati perempuan berambut blonde dan tinggi. memakai baju khas pelayan hotel.

"ah, who are you?"

perempuan tersebut tersenyum. "i'm chungha." Taeyong mengangguk kemudian menyenderkan tubuh nya. melihat ke arah samping, Masaki masih tertidur pulas.

Taeyong melihat kembali Chungha yang sedang merapihkan tata makanan di meja Taeyong. "what are you doing here?" Chungha hanya membalas dengan senyuman. "i'm only delivering sir dinner." Taeyong mengernyitkan dahi nya. "who told you to do is?"

"mr.Taeil."

Taeyong menepuk dahi nya. "dasar hyung."

"not only that,"

Taeyong menoleh dan menatap Chungha yang sedang menatap nya juga. "what?" Chungha langsung menunduk. "he also told me to be your personal servant." Taeyong pun terkejut atas tuturan Chungha yang masih setia menunduk.

"are you seriously?" Chungha mengangguk. "sir, i will say goodbye first, if there is anything you can call my number." Chungha memberikan sebuah kertas yang berisikan nomor telpon nya. Taeyong tersenyum dan mengangguk. "thanks." Chungha mengangguk.

sepeninggalan Chungha, Taeyong menatap sebuah kertas berisikan telpon Chungha yang tadi diberikan wanita itu. lalu menaruh selembar kertas itu di saku kantung nya. kemudian mengambil makan malam nya dengan hati hati agar Masaki tak terbangun.

♧♧♧♧♧

Jaehyun sedang makan malam bersama Haerin sekarang. tadi nya ia mengajak Haechan juga. namun, laki laki manis itu harus menolak ajakkan nya karena sedang berada di rumah sakit karena orang tua nya dikabarkan sedang dirawat.

"kak,"

Jaehyun melirik ke arah Haerin yang ada di depan nya. "ada apa?"

Haerin menghela napas dan langsung menaruh sendok beserta garpu nya. Jaehyun yang melihat gerak Haerin tersebut menjadi bingung. "kenapa kau berenti makan? mood mu jelek lagi?" Haerin menggeleng. "lantas?"

"aku akan balik ke London."

mendengar tuturan dari sang adik, Jaehyun langsung menghentikan makan nya dan sekarang mulai menatap sang adik. "maksud mu?" mata Haerin kita berkaca kaca. "aku akan tinggal bersama nenek. karena aku tak mau lagi serumah dengan pria brengsek yang pernah aku temui."

Jaehyun menggebrak meja makan, membuat Haerin dan para maid disana terkejut dan terdiam. "JAGA UCAPAN MU, JUNG HAERIN!" Haerin kini menatap tajam lagi Jaehyun yang sudah berdiri di depan nya.

"APA? MEMANG KENYATAAN NYA SEPERTI ITU! KAU TEGA MENYAKITI KA TAEYONG DAN SEKARANG LANGSUNG MENGAMBIL KA HAECHAN DARI KA MARK? kau pria brengsek yang pernah aku temui ka. sebrengsek brengsek nya Hyunjin dulu, dia tak pernah menjadi pelakor seperti dirimu."

setelah berkata seperti itu, Haerin langsung pergi ke atas dan di kejar oleh bibi park. "nona Haerin, tunggu nona."

Jaehyun kembali duduk dan menghela napas nya. akhir akhir ini dia sering frustasi, ntah itu karena Taeyong, Haechan, atau bahkan adik nya sendiri, Haerin.

bibi kim membuat kan Jaehyun matcha dan di terima oleh Jaehyun. bagaimana pun juga, matcha adalah minuman penenang bagi setiap orang.

"bi, kalau seandainya Haerin turun nanti, tolong bilang ke dia kalau ada satu surat yang di tinggalkan saya untuk diri nya di meja kamar saya." bibi kim mengangguk.

Jaehyun bergegas pergi mengambil jaket dan kunci mobil nya. kemudian dia pergi ke tempat yang bisa menenangkan hati dan pikiran nya yang frustasi,

bar.

♧♧♧♧♧

Jungwoo beberapa kali menelpon Lucas. karena 2 hari ini, si pria kelebihan otot ini pergia ntah kemana setelah mendengar kabar bahwa Jungwoo hamil.

beberapa hari ini juga Jungwoo resah karena tak ada kabar dari sang suami sampai sekarang. diri nya sudah lelah menangis.

"angkat dong cas,"

namun kenyataan nya,

'nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, atau hubungi beberapa saat lagi.'

boleh berkata sekarang, bahwa Jungwoo lelah dan menyerah sekarang?

♧♧♧♧♧

jam menunjukkan pukul 7 malam. Taeyong baru saja selesai mandi. saat keluar, dia mendapati Chungha sedang menggendong Masaki dan menenangkan nya. tanpa sadar, senyuman nya berkembang melihat interaksi Chungha dengan Masaki.

"what are you doing?" Chungha menoleh ke belakang. mendapati Taeyong baru selesai mandi dan sedang mendorong kursi roda nya mendekat ke arah nya.

"let Masaki be with me, you prepare clothes for me because soon i will invite you and Masaki to take a walk in the park near the Hotel."

translate; biar Masaki bersama ku, kau siapkan baju untukku karena sebentar lagi aku akan mengajak mu dan masaki untuk jalan jalan di taman dekat hotel.

Chungha kaget akan tuturan lembut kata kata Taeyong tersebut. "a-ah, sure." Chungha langsung memberikan Masaki ke Taeyong dan segera mencari baju untuk Taeyong pakai.

Chungha menatap Taeyong dan Masaki yang sedang bercanda tersebut langsung tersenyum akan interaksi lucu keduanya. seperti ayah dan anak yang sedang bercanda di kamar.

"this is the host." Taeyong menerima baju yang diberikan Chungha kemudian memakai nya.

♧♧♧♧♧

setelah berkutat dengan waktu, akhirnya Taeyong, Chungha, dan si kecil, Masaki sedang berjalan jalan ria di taman dekat hotel tersebut.

angin yang kencang, pemandangan yang indah, banyak yang berlalu lalang di sana, ramai, bintang bintang yang menghiasi langit malam itupun menjadi aksesoris ketiga manusia yang sedang berjalan jalan ini.

Chungha masih setia mendorong troler Masaki dan Taeyong yang masih mendorong kursi roda nya sendiri.

banyak orang yang beranggapan mereka adalah pasangan suami istri. padahal, kenyataan nya tidak.

♤♤♤♤♤

segini dulu yak,

Arelia
29 February 2020

Oleng?Where stories live. Discover now