ES - 12

56 14 0
                                    

"Ra, aku bakal jelasin semuanya dari awal." ucapan Andra membuat detak jantung gue berhenti seketika, gue pastiin ucapan Andra kali ini serius.

Karena rasa penasaran yang sudah sekian lama memuncak dilubuk hati gue, akhirnya mau nggak mau gue nurunin rasa gengsi gue dan ngebiarin Andra ngejelasin semuanya yang katanya dari awal itu.

"Oke,"

Flashback On

Brak!!!

Gebrakan dari pintu bewarna coklat tua terdengar sangat kencang, seorang laki-laki yang masih menggunakan seragam putih abu-abu nya telah masuk kedalam pintu coklat itu dengan perasaan menggebu-gebu.

"Arghh!"

"Andra!! Buka Andra! Papa belum selesai bicara." suara lantang dari lelaki paruh baya terdengar sesekali mengetuk-ngetuk pintu coklat tua itu dengan tubuhnya yang tegap.

Lelaki paruh baya yang selalu kemana-mana menggunakan kacamata bebentuk pesergi itu tidak ada henti-hentinya mengetuk pintu kamar sang anaknya. Andra, nama dari anak lelaki paruh baya itu sedari tadi sengaja menulikan kedua telinganya dan terus berpura-pura tidur dikasur king size miliknya.

Lelaki paruh baya itu menghela nafas pelan, "Andra, Papa tidak mau tahu kamu harus bisa menjadi kekasihnya Grasella sementara dan putuskan siperempuan bernama Alvira itu." ucap nya tegas lalu pergi dari depan kamar anaknya.

Flashback Off

"Makannya aku putusin kamu tiba-tiba karena anak sahabatnya Papa punya penyakit jantung, dan anaknya minta buat aku selalu ada buat dia Ra." jelas Andra dengan tatapan sendu.

Gue bingung, ada yang bisa pegangin gue nggak saat ini? Gue bingung harus jawab apa setelah Andra ngejelasin semuanya kenapa alesan dia putusin gue saat itu.

Araaa! Ayo dong berpikir, jangan diem tutup mulut kaya gini.

"Ra? Kamu percaya aku kan?" Andra memegang sisi wajah gue dengan kedua tangannya lembut. Menatap gue dengan tatapan hangatnya dalam suasana hujan derasnya saat ini.

Plis Ndra, jangan tatap gue begini.

Gue menggigit bibir bawah gue, kedua bola mata gue tak henti-hentinya mengalihkan pandangan dari Andra. Gue nggak mau natap Andra balik!

Andra menunduk, memperhatikan kedua tangan gue lalu membawanya ke dada bidangnya mengarahkan kedetak jantungnya yang berdetak sangat cepat.

Gue mencoba menatap Andra balik, kelihatan jelas tatapan Andra bahwa Ia tidak sedang berbohong.

"Disini, selalu ada kamu Ra," jeda Andra.

"Nggak akan ada yang bisa gantiin kamu disini Ra." lanjut Andra.

Tolong, ini gue baper. Gue harus apa? Masa iya gue diem aja dari tadi kaya patung nggak ngomong apa-apa. Gila sih, Andra udah ngebuat gue mau kejang-kejang aja rasanya. Shit.

"Kamu mau kan Ra, balikan sama aku lagi?"

Deg.

Deg.

Deg.

Sumpah, ini demi apa woi?? Hah? Gue nggak lagi salah denger kan ya? Apa pendengaran gue kurang jelas, soalnya hujannya deres banget nih. Duh.

Gila. Andra ngajakin gue balikan dong! Hal yang gue tunggu-tunggu. Gue bingung lagi gue harus jawab apa ini.

"Eumm-" ucap gue sedikit gugup dan bingung mau jawab apa.

"Nggak harus sekarang jawabnya ko Ra, aku tahu ini berat buat kamu."

Gue tersenyum kikuk, lalu melepaskan genggaman tangan Andra yang sedari tadi masih didada bidangnya. Lalu gue beranjak dari duduk gue dan berdiri, merapihkan rambut gue yang udah bener-bener lepek kena air hujan. Oiya, seragam dan tas gue juga udah basah kuyup.

"Gue pulang duluan. Udah sore."

Tanpa menunggu jawaban dari Andra, gue langsung cus pergi ninggalin Andra seorang diri ditaman itu tepatnya disalah satu tempat berteduh yang ada ditaman tersebut.

Cobaan apa lagi ini, disaat gue udah berusaha mau move on dan mencoba hal yang baru tetapi masa lalu datang dengan seenaknya tanpa tanda-tanda. Kaya rindu!

Kalau kaya gini akhirnya, gue yang tadinya mau move on malah semakin nggak bisa. Padahal tinggal seperempat lagi gue bisa move on dari si Andra. Ini kenapa dia dateng lagi sih? Tapi, ada senengnya juga.

Rasa kangen gue juga terobati dan malam gue nggak gue habisin buat nangisin Andra yang nggak jelas, tapi untuk malam ini kayanya gue bakalan nggak bisa tidur. Pertanyaan Andra buat ngejalin hubungan lagi sama gue ngebuat otak gue mengeluarkan asap bekerja terus buat berfikir sampai matang.

E N D I N G S C E N E

Pagi ini suasana hati gue baik, mungkin semakin baik setelah kemarin kejadian gue sama Andra ditaman yang membuat gue susah tidur pada akhirnya.

Gue berjalan menelusuri koridor kelas, kayanya gue datang terlalu pagi nyatanya kelas-kelas hanya dihuni oleh 1 atau 2 orang. Oke, ini masih pagi 06.05 WIB.

Sengaja, gue sengaja datang sepagi ini nggak seperti biasanya. Bukan karena gue ada jadwal piket ya, tapi karena kalau gue dirumah yang gue lakuin pasti nengokin kotak yang isinya kenangan-kenangan gue sama Andra dan mikirin jawaban yang tepat buat Andra apa.

Nah, dari pada gue ngelakuin kaya gitu lebih baik gue paksain tidur dan bangun lebih awal dan tentunya datang lebih awal kesekolah.

Setibanya dikelas gue, gue menghela nafas kasar. Ya bagaimana tidak? Pagi ini benar-benar hanya gue seorang yang ada didalam kelas. Definisi terlalu rajin ya begini lah. Atau bahkan kerajinan.

Setelah gue membuka cardigan ungu pastel, gue mengeluarkan handphone dari saku kemeja putih gue yang disakunya terdapat bordiran logo sekolah gue.

Andragvn
Pulang sekolah nanti aku jemput ya, see you

Kedua alis gue bertautan, mengeryit menjadi satu sepagi ini Andra sudah mengirimi sebuah pesan yang ah gue sendiri pun nggak tahu gue harus seneng atau ...

Yang gue pikirin sekarang gimana situasinya nanti kalau gue ketemu lagi sama Andra. Gue nggak pura-pura lupa, pasti nanti Andra juga minta jawaban dari gue.

Dan gue sama sekali belum bisa mutusin gue nerima dia lagi atau enggak. Hati gue labil, bimbang mau kasih jawaban apa ke dia. Gue pengen nolak dia tapi gue nggak tega, sedangkan kalau gue nerima gue bingung.

Ahhh.

Gue harus gimana?

.

.

.

.

.

Hihi, udh update ya!

By: istri sah jeon jungkook

Ending SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang