ES - 13

50 13 0
                                    

Oiya aku mau kasih tau buat yang pasti nggak ngerti Andra sekolah dimana. Jadi Andra itu masih tetep disekolahan dia sama Grasella, SMA Cakrawala.

Nah, saat Alvira ketemu Andra dikoridor sekolahnya itu Andra lagi seleksi olimpiade Matematika. Kebetulan, pelaksaan seleksinya disekolah Alvira.

Sampai disini paham kan? Haha biar kalian nggak bingung aja.

.

.

.

.

.

Author POV

"Pak Tayo tau nggak Pak kalau sekarang tuh jam-jam nya saya bobo siang dikelas. Eh bapak malah masuk," cercah Bianca saat Pak Tio masuk kelas.

Sebenarnya nama Pak Tayo itu Pak Tio. Tapi anak murid kelas XI IPA 1 ngepelesetin namanya jadi Pak Tayo. Alhasil setiap ada degem (dede gemes) alias adek kelas, nanya keberadaan Pak Tio yang kebetulan bertanya pada murid kelas XI IPA 1 kelas paling bobrok, pasti dijawab

"Panggil Pak Tayo aja, namanya bukan Tio dek."

Kaka kelas kurang ajar emang!

Pak Tayo, eh Pak Tio membenarkan letak kacamatanya yang melorot dihidung mancungnya. "Nama saya itu Tio Bianca bukan Tayo. Kamu kira saya kereta biru nya anak-anak kecil?"

Sontak seisi kelas tertawa terbahak-bahak. Bayangkan, bagaimana bisa Tayo berubah menjadi sebuah kereta? Ada-ada saja Pak Tayo ini. Oke, ralat. Pak Tio.

"Apansi Pak? Sejak kapan Tayo jadi kereta?" cetus Reyhan sambil melanjutkan gelak tawanya.

Danu pun tidak mau kalah, "Tau et nih si bapak."

Pak Tayo meletakkan tas dan buku-buku yang ia bawa untuk mebgajar siang ini. Pukul 1 siang yang sangat pas untuk melakukan ritual bobo cantik dan ganteng.

"Kan Tayo emang kereta, bapak nggak salah kan?" Nih guru, emang nggak pernah nonton televisi apa ya? Masih aja ngelak.

"Bis Pak! Bis astagfirullah." frustasi Alvira, cewek itu yang tadinya tenang membaca novel ditangannya kini frustasi mendengar jawaban dari sang guru yang tidak mau kalah.

"Nah lho, Alvira gregetan juga."

Reyhan melirik Alvira, senyumnya menggembang. "Tumben si irit ngomong dikelas, akhirnya angkat bicara"

"Tau lo Ra. Kesambet apaan?" kata Danu membenarkan ucapan Reyhan.

"Araa! Lo nimbrung juga akhirnya," sepertinya Bianca sangat amat senang sekarang melihat sahabatnya ikut nimbrung percakapan dikelas.

Biasanya Alvira lebih memilih menyibukkan diri dipojokan jendela kelas seraya membaca novel-novel yang menarik perhatian dirinya dari suasana dikelas.

Alvira juga termasuk cewek yang jarang bicara dikelas kecuali hal-hal penting. Makannya jangan heran kalau teman-teman sekelasnya justru kaget tralala saat Alvira mengeluarkan suaranya.

Masih dengan membahas mengenai Tayo itu sebuah bis atau kereta, Alvira memutarkan bola matanya malas memperhatikan seisi kelas yang absurd menurutnya. Kemudian ia melanjutkan kembali menopang kedua pipinya lalu melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

"Yasudahlah, lebih baik kita masuk kemateri yang akan saya bahas hari ini." ucap Pak Tayo lalu mengambil buku paket besar yang selalu menemaninya mengajar.

Reno mendengus, "Yaelah Pak, kan belum selesai perang Tayo nya."

Danu mengangguk mantap. "Tau masa bapak nyerah gitu aja sih,"

Ending SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang