21

4.1K 545 12
                                    


SKANDALNYA bersama Gio meluas cepat. Orang-orang bertanya di website resmi agensinya, meminta jawaban apakah berita itu benar. Ada yang memblokir Jojo karena tidak suka, ada yang mencemoohnya, ada yang memberi ucapan dukungan dan semangat, ada pula yang sampai memberi Jojo berbagai makanan dan bingkisan ke kantor agensi..

Di luar itu, mau tak mau waktu kerja Jojo kini juga harus menciut. Kasus seberat Gio yang membawa-bawa namanya sangat berdampak pada citra diri dan pekerjaannya. Banyak pihak yang membatalkan kontrak kerja dengan Jojo dan merasa tidak cocok lagi menjadikan Jojo icon mereka.

Jojo bisa memahami itu. Karena itulah jatah pekerjaannya semakin sedikit dari hari ke hari. Inilah risiko yang harus ia tanggung. Jojo sudah tahu. Jojo berusaha menjalani masa-masa ini dengan sering bermeditasi dan melakukan hal positif di waktu senggangnya, seperti; menonton video dan mempelajari tentang kehamilan, belajar memasak soufflé, dan menggambar model baju karena ternyata ia cukup menikmati dunia desain.

Fashion show terakhir Jojo ialah fashion week-nya di Julianna Chang bulan lalu. Saat itu ia hampir tidak bisa mengikuti fashion show itu karena kemarinnya ia menghabiskan seharian penuh di kantor polisi untuk dimintai keterangan.

"Jojo, jelasin ke Mba apa yang sebenarnya lo bilang ke Hiro pas di rumah sakit tadi," Mba Nadya menelpon Jojo malamnya, di hari mba Nadya check-up kehamilan seminggu yang lalu. Katanya, mba Nadya sudah memaksa Hiro untuk bercerita juga. Tapi pria itu bersikeras tidak mau cerita kalau Jojo tidak memberitahu mba Nadya lebih dulu. Mas Evan tidak mencoba mengulik dari Hiro karena ia menghargai sahabatnya lebih dari apapun.

Mba Nadya terus mendesak Jojo untuk memberitahu. Dan karena jenuh didesak, akhirnya Jojo memutuskan untuk memberitahu mba Nadya inti-intinya saja.

Balasan yang ia dapat dari mba Nadya apalagi kalau bukan kaget?

"Ohhh I knew it! Gue tahu ada 'apa-apa' sama kalian," Mba Nadya berseru, terdengar ceria di awal. "Tapi gue nggak nyangka kalian ngelakuiin itu tanpa pengaman. Dan lo hamil, Jojo. Please! Kalau lo belum sadar, biar gue yang nyadarin... LO HA-MIL. Ini bukan hadiah uang seratus juta rupiah, atau mobil menang lotre, atau tiba-tiba lo dapat tiket liburan gratis ke keluar negeri, tapi ini baby, oke? Lo dikasih baby sama Tuhan," Mba Nadya memperingati.

"Gue tahu, Mba," Jojo menyahut saat itu. Ia menenangkan mba Nadya yang setelahnya masih nyerocos tak percaya Jojo berbadan dua.

"Jadi, sejak kapan lo tahu lo hamil?" Mba Nadya bertanya.

"Sekitar tiga bulan lalu."

"Udah cek ke dokter kan?"

Jojo langsung terdiam.

"Jo? Lo udah cek ke dokter kan?"

Jojo tidak sanggup menjawab. Ia tidak berani mengatakan "belum" ke mba Nadya. Ia teringat Hiro dan itu membuatnya sedih. "Gue sering ke rumah sakit, terus daftar buat periksa, kok." Ya, ke rumah sakit lalu mendaftar tapi tidak punya nyali ketika perawat menyuruh masuk menemui dokter saat gilirannya tiba. Apa itu termasuk "cek ke dokter"?

"Helllooo, gue bukan nanya lo sering ke rumah sakit apa nggak, yang gue tanyaiin adalah lo udah cek dokter atau belum," terang mba Nadya, menegaskan. Lima detik, enam detik... Akibat Jojo tak kunjung menjawab, Mba Nadya langsung tahu jawabannya dan dengan dahsyat berteriak di telepon, "Lo hamil dua belas minggu dan lo belum periksa ke dokter sama sekali?!!"

Telepon dari mba Nadya sepanjang malam itu serupa sengatan petir bagi Jojo. Karena setelah telepon itulah Jojo merasa ia akan jadi ibu yang buruk. Ia belum siap menjadi ibu. Jojo sadar itu dari lama. Memang betul Jojo lebih memperhatikan dirinya setelah ia sadar ia hamil. Ia bahkan berusaha tidur cukup, makan tepat waktu, menjauhkan diri dari hal-hal berbahaya.

JOJOWhere stories live. Discover now