13.SM(Sama Rata)

1.1K 67 0
                                    

Mengapa takdir mempertemukan kita jika nyatanya kita takkan mungkin bersama

***

"Gue mau cari Marcell!"

Bukan hanya Dani dan Diana yang menganga kaget tapi beberapa teman lainnya yang hendak keluar kelas juga langsung berhenti terperangah sesaat mendengar kalimat yang bisa dikatakan angker, karena keluar dari mulut Zou.

"Apa lu Kate,"heran Luna yang hendak kekantin.

Zou menyerngit heran melihat ekspresi manusia didepannya yang sangat berlebihan.

"Ada enggak?"tanya Zou memastikan,kakinya sudah mulai pegal.

Mereka hanya mampu mengangguk dengan ekspresi aneh.

"Didalem kan?"

Lagi-lagi mereka hanya mampu mengangguk tanpa mampu menyuarakan isi kepala yang sudah menumpuk berbagai pertanyaan.

Dengan langkah pasti akhirnya Zou memasuki kelas tersebut,mencari sosok Marcell yang sejak tadi malam membuatnya tidak tenang, pasti karena ucapan papanya!

Langkahnya langsung terhenti saat netranya menangkap sosok yang dia cari sedang berbincang diatas meja dengan para temannya.

"Zou?"terdengar suara kaget Segaf yang langsung berdiri.

Marcell sempat terperangah sesaat,tapi buru-buru dia memalingkan wajah,malas terlalu lama bertatapan dengan lelaki ini.

"Ada angin apa ini,"ledek Alvin yang juga ada disitu.

"Perasaan kagak hari Jumat deh,kagak ada hujan salju juga eh Zou main kekelas!"celetuk Erwin teman satu kelasnya yang sejak pertama ia sekolah tidak pernah melihat Zou dan Marcell akur.

Marcell juga dibuat kaget bukan main,pria yang awalnya sedang tertawa itu langsung berhenti dan menegakkan tubuhnya.

"Ada apa Zou?"tanya Segaf memecah keheningan.

Zou mengerling melihat kondisi kelas yang lumayan sepi, hanya ada mereka dan beberapa perempuan yang sedang membaca buku dipojokkan.

"Gue mau ngomong sama lo,"ujarnya menatap Marcell.

"Siapa? Gue? Gue punya nama kali,"ucap Marcell dengan nada sinis.

Zou menghela nafas berat,oke ini bukan saatnya dia mengedepankan ego,ini awal dimana dia akan menjalani hidup seperti dulu, mungkin!

"Santai Cell,"ujar Segaf memegangi bahu pria itu.

"Gue mau minta maaf sama lo."

Bukan hanya Marcell tapi semua orang yang ada disitu langsung menatap Zou dengan pandangan bingung plus aneh tidak mengerti.

Marcell terkekeh lalu menyilangkan tangganya dengan angkuh.

"Basi! Maaf lo  udah basi,"tandasnya dengan nada santai.

"Gue tulus."

Seketika pandangan mereka bertemu.

"Udah gue bilang maaf lo itu basi.Maaf lo itu gak bisa ngembaliin keadaan kayak dulu lagi, apalagi harus ngembaliin Anas.ENGGAK BISA!"

Tanpa sadar Zou mengepalkan kedua tangannya erat hingga kukunya berubah putih.

"Niat gue itu gak lebih buat memperbaiki hubungan kita,gue nggak mau larut dalam masa lalu yang membuat kita hanya saling membenci,"ujar Zou.

Marcell bangkit lalu menghampiri Zou menggeser teman-temannya yang menghalangi jalannya.

"Sebelum lo ngebacot nggak jelas akan lebih baik lo jujur sama perasaan lo terlebih dahulu,"Marcell mendorong dada Zou.

Alnaya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang