13. Wrong Expectation!

51 7 0
                                    

Author Pov.

Eungh~
Pria tampan bermata biru itu akhirnya terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia melenguh sesaat sebelum memutuskan untuk benar-benar bangkit dari ranjangnya.

Ia memegangi pelipisnya sebentar saat merasakan pusing dan pening di waktu bersamaan.

"Kau sudah bangun?"

Pria itu mengangkat pandangannya, menatap seorang gadis yang tak asing baginya telah berdiri di depan kamarnya sembari membawa segelas air.

"Minumlah dulu." Lanjut gadis itu sembari mengulurkan segelas air pada pria tersebut.

"Terima kasih, Megan." Ujar pria tersebut yang tidak lain adalah Stefan, sambil meraih segelas air pemberian Megan.

Tak perlu terkejut, sudah bukan hal baru lagi jika Megan menginap di rumah megah milik Stefan.

Megan tak ada pilihan lain, semalam Stefan menelfon nya dalam keadaan mabuk. Mendengar suara parau Stefan dari telfon, Megan tentu segera menancap gas mobilnya ke rumah Stefan.

Dan begitu sampai di sana, memang benar. Penyanyi terkenal di London itu dalam keadaan mabuk dan terkapar di lantai ruang tengahnya.

Mau tak mau, Megan lah yang membopong Stefan ke kamar, dan.. ia tak mungkin meninggalkan pria itu sendirian di rumahnya. Megan pun memutuskan menginap dan tidur di ruang tamu tentunya.

"Apa kau masih pusing?" Tanya Megan khawatir saat Stefan telah selesai minum.

Stefan tersenyum, ia tahu bahwa gadis di hadapannya ini sedang mengkhawatirkannya. "Aku tak apa, terima kasih sudah merawatku."

Megan membalas senyum Stefan. "Ayo turunlah, aku sudah menyiapkan sarapan."

Stefan terdiam sebentar menatap Megan lekat, lalu kemudian ia terkekeh pelan.

"Apa yang lucu?" Heran Megan.

"Aku hanya berfikir.. kita jadi seperti suami istri sekarang ini."

Deg!

Megan terhenyak kaget mendengar ucapan Stefan. Sepersekian detik kemudian, ia mengerjapkan sepasang matanya beberapa kali. Mencoba mengambil kembali kesadaran nya..

"Ayo sarapan." Ucap Stefan, kemudian meraih tangan Megan.

Mereka pun berjalan menuju ke lantai bawah sambil berpegangan tangan.

Skip-

Di ruang makan, Megan hanya bisa menatap Stefan yang nampak makan dengan begitu lahap.

Senyuman Megan terlukis sempurna, ia senang karena Stefan bisa menikmati masakannya. Namun,

Senyumnya itu luntur seketika hanya karena mengingat kejadian semalam. Dimana Stefan mabuk berat sembari terus meracau memanggil nama Audrey. Ya, itu seperti hantaman besar bagi Megan agar ia sadar bahwa hati Stefan hanya untuk Audrey.

"Kenapa kau tak makan?" Ucap Stefan, memecah lamunan Megan.

"Oh, anu.. itu.."

"Apa?"

Megan terdiam, berusaha mencari alasan..

"Oh iya! Kau belum memberitahu ku, ada apa dengan mu semalam?! Kenapa kau sampai mabuk-mabuk kan? Hah?"

Stefan menghentikan aktivitas makannya mendengar pertanyaan Megan tersebut..

Dengan menarik nafas dalamnya terlebih dahulu, Stefan pun mulai menceritakan segalanya pada Megan..

All I WantDonde viven las historias. Descúbrelo ahora