23. Am I jealous?

81 7 2
                                    

Author Pov.

Tuk. Tuk. Tuk.

Suara jari telunjuk bertemu dengan meja tersebut mengisi setiap sudut ruangan CEO ternama saat ini, Audrey Northen.

Dentingan jam di dinding nya seolah menjadi musik mengisi kesunyian yang sedang mengelilinginya, untuk kesekian kalinya..
Ia melirik kembali ke arah ponselnya,

Sayang, layar ponsel itu tetap saja berwarna hitam. Tak ada perubahan, bahkan sedikitpun.

Tok tok

"Masuk." Ucap Audrey mendengar suara ketukan dari pintu,

Tak lama kemudian, sosok Megan pun nampak berjalan masuk mendekat ke arah meja Audrey.

"Ini laporan meeting kemarin." Ucap Megan sembari meletakkan beberapa lembar kertas di meja Audrey.

Audrey terdiam menatap Megan. Menyimpan sebuah pertanyaan besar dalam kepalanya sendiri, namun masih merasa ragu apakah ia harus bertanya atau tidak(?)

"Kalau begitu, saya permisi CEO." Ucap Megan, lalu nampak berbalik dan bersiap meninggalkan ruangan Audrey.

"Megan!"

Audrey akhirnya memilih menahan langkah sekretaris nya itu.

"Iya CEO?"

"Duduk, aku ingin bicara sebentar."

Megan hanya tersenyum kecil melihat tingkah sahabatnya itu, ia sudah bisa menebak dengan sangat yakin sebetulnya tentang apa yang ingin Audrey tanyakan padanya.

"Ada apa?" Ucap Megan lagi, setelah ia duduk di hadapan Audrey.

"Apakah Stefan menghubungi mu belakangan ini?"

Benar. Tebakan Megan benar.

"Tidak." Jawab Megan singkat, sengaja untuk mempermainkan Audrey.

"Lalu, apakah kau tau dia dimana? Atau sedang sibuk apa? Atau.. apapun, kau tau sesuatu tentang nya?"

Mendapat rentetan pertanyaan dari Audrey tentang Stefan, benar-benar membuat Megan sangat ingin tertawa saat ini.

"Apa sekarang kau ingin menjadikan Stefan mangsa mu juga? Kenapa kau bertanya begitu banyak tentangnya?"

"Aish! Bukan begitu, dasar bodoh.." cibir Audrey yang merasa gusar mendengar pertanyaan tidak masuk akal dari Megan.

"Hanya saja, sudah 3 hari belakangan ini.. dia tidak menghubungi ku. Dia juga tidak datang ke rumah. Aku mencarinya bukan bermaksud apa-apa, aku hanya.. merasa aneh saja dia tanpa kabar seperti ini." Lanjutnya.

"Dia kembali ke Amerika." Ucap Megan dengan santai,

Namun tentu saja, Audrey terkejut bukan main mendengar ucapan Megan tersebut!

"Apa?!"

Megan reflek menutup kedua telinganya saat suara Audrey yang nyaring itu terdengar begitu memekakkan telinga.

"Dia kembali ke Amerika tanpa memberitahu ku?!!" Lanjut Audrey, masih dengan volume suara yang sama.

"Tenanglah, oke? Gendang telinga ku akan pecah jika kau berteriak seperti ini.." cibir Megan,

Audrey hanya bisa menghembuskan nafasnya. Rasa kesal yang sedang di rasakannya berusaha ia sembunyikan, namun Megan bisa merasakan dengan sangat jelas aura kemarahan di sekitarnya.

"Kau bertanya kenapa Stefan tidak memberitahu mu?" Tanya Megan, yang hanya di balas anggukan oleh Audrey.

"Apa kau pernah melihat seseorang yang sedang marah lalu berpamitan saat ingin pergi?"

All I WantWhere stories live. Discover now