🌹6🌹

4.6K 338 71
                                    

Hari mulai menjelang malam, aku masih berdiam diri menatapi pantulan diriku dalam cermin.

Masih berfikir dan terus berfikir, jika aku turutkan perasaanku maka sekali tidak tetaplah tidak.

Tapi.....

Mengapa selalu saja ada pertentangan dalam hatiku.

Andai saja waktu bisa berlalu begitu saja tanpa harus aku melaluinya dan menyadarinya.

Andai saja momen seperti ini tidak pernah ada.

Mungkin aku tidak akan pernah merasa sesulit ini.

Tapi.....

Sudahlah tak peduli seberapa jauh aku berfikir untuk menghindari hari ini, tetap saja hari ini tidak akan berlalu tanpa diriku melaluinya entah itu dengan cara berdiam diri atau dengan menemui Sasuke.

Dan jika hari ini aku tidak menemuinya, maka tetap saja hari esok atau lusa aku harus menemuinya. Aku tak boleh membuatnya menunggu lebih lama, karena jika sampai Sasuke kehilangan kesabaran, Sasuke akan melakukan hal yang buruk, ya setidaknya itulah pikiran burukku.

Aku merias diriku sendiri, melukis mataku dengan goresan hitam, mewarnai bibirku dengan warna serupa kelopak mawar merah, membalur tubuh tubuhku dengan aroma wewangian yang menggoda.

Tanpa Aiko mungkin penampilanku tidak akan sempurna, tapi kuharap Sasuke akan menyukainya.

'Oh, tidak...' runtuk dalam hatiku.

Untuk apa juga aku harus berfikir Sasuke akan menyukaiku atau tidak, itu tidak penting. Tapi yang kuharapkan adalah agar Sasuke tidak menyakitiku, itu saja.

Aku berjalan berlahan menyeret pakaianku yang menyapu lantai, di setiap langkahku yang berpijak aku merasakan beban yang begitu berat.

Masih berfikir untuk berlari menjauh, namun nyatanya langkah kakiku telah semakin mendekat padanya.

Tak berapa lama langkah kakikupun terhenti di depan pintu, terbersit keinginan mundur.

Tapi, setiap kali teringat perlakuan Sasuke, aku jadi berfikir Sasuke pasti akan melakukan hal yang lebih menyakitkan jika aku terus melakukan penolakan.

Sesaat aku menarik nafasku dengan panjang, mau tidak mau hal ini memang harus terjadi. Aku yang sudah mengatakan akan memulainya, berarti memang aku harus segera melakukannya.

Tanganku tergerak mendorong daun pintu, terlihat sosoknya yang sedang terduduk di pinggiran tempat tidur, sepertinya Sasuke memang telah menungguku.

"Maaf telah membuatmu menunggu," ucapku dan Sasuke langsung melepaskan tatapannya padaku.

Deg.....

Dari tatapan matanya, serasa ada anak panah yang melesat yang menghujam tepat di jantung hatiku.

Aku berjalan perlahan ke arahnya, dan Sasuke menatapiku tanpa berpaling. Sasuke benar-benar menelitiku dari ujung kepala hingga kaki. Dan lihatlah pakaianku malam ini, benar-benar seperti wanita penggoda.

Pakaian yang begitu panjang menjuntai namun tak benar-benar menutupi tubuhku. Kerah yang di buat rendah hingga memperlihatkan bahu dan belahan dadaku. Ikatan obi yang ku ikat tidak terlalu kencang hingga saat aku berjalan belahan yukataku memperlihat kakiku.

Sasuke benar-benar terlihat seperti seorang pemangsa sekarang.

Oh, tidak aku tidak boleh membiarkannya langsung pada intinya, setidaknya aku harus mengulur waktu sampai jiwa dan ragaku benar-benar siap.

"Dalam tradisi kami setiap malam pengantin, si wanita akan melakukan tarian penghormatan untuk suaminya. Aku belum melakukannya kemarin," ucapku berusaha tegar.

Frozen FlowerWhere stories live. Discover now