Idola-

95 17 54
                                    


Willy,
Si Burung Merak Pemberontak

Kesadaran adalah matahari
Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala
dan
Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata

Para pecinta seni kata-kata indah tentunya tidak asing dengan sebait sajak diatas.

Kalau merasa asing, sini!
Duduk sini!
Akan aku ceritakan tentang siapa pemilik sajak di atas,yang juga adalah salah satu sosok yang aku idolakan.

Duduk yang manis, ya. Perhatikan!

Bait sajak diatas adalah potongan dari sajak berjudul 'Paman Doblang'.

Adalah Willibrordus Surendra Broto Rendra atau yang lebih dikenal dengan nama W.S Rendra, yang menciptakan sajak tersebut. Beliau seorang seniman murni. Aktor sekaligus musisi. Dramawan sekaligus penulis sajak.

Rendra lahir 7 November 1935 dari pasangan Raden Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dengan R

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rendra lahir 7 November 1935 dari pasangan Raden Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dengan R.A Catharina Ismadillah. Beliau hidup pada lingkungan Jawa Katholik yang cukup keras dengan aturan. Sehingga beliau kerap berseteru dengan Bapaknya yang ia anggap sebagai simbol otoriter.

Akrab dipanggil Willy atau Mas Willy. Selepas menjadi seorang mualaf, pernah juga ia menggunakan nama Wahyu Sulaeman sebagai kepanjangan dari W.S, namun kurang bergema pada masa itu. Semua orang lebih mengenal si pemberontak itu dengan nama W.S Rendra.

Mari kita mengenal Rendra dengan berbagai profesi seninya

Rendra sebagai Aktor

Pada tahun 1977, beliau membintangi 3 film dengan 3 sutradara berbeda, cerita berbeda dan kawan main berbeda. Salah satu yang menarik perhatian adalah film 'Yang Muda Yang Bercinta' garapan Sjuman Djaya. Dalam film tersebut, Rendra bermain bersama Yati Octavia, Ade Irawan dan Poppy Dharsono. Pada saat merampungkan shooting, Rendra secara resmi dicekal semua karya tulis, pentas dan filmnya oleh pemerintah.

Rendra sebagai Dramawan

Selepas mendalami sastra Barat di UGM, Rendra melanjutkan studi untuk memperdalam drama di American Academy of Dramatical Arts, New York, selama 1964-1968. Setelah kembali ke tanah air, lalu ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta. Karena banyak pencekalan terhadap dirinya, maka pada 1985, Bengkel Teater ia pindahkan ke Depok dan hingga sekarang masih berdiri dan menjadi basis bagi kegiatan kesenian.

Sebenarnya karya pertama yang semakin membuatnya yakin untuk menggeluti dunia drama adalah naskah drama buatannya yang berjudul 'Orang-orang di Tikungan jalan'. Naskah tersebut mendapat penghargaan dari Kantor Wilayah Depdikbud, Yogyakarta. Pada saat itu ia masih duduk di SMA. Bahkan sejak SMP dia sudah menuliskan banyak naskah drama, hanya saja masih sebatas diterbitkan di surat kabar atau majalah.

KOMPOSISI UNTUK SEBUAH KISAHWhere stories live. Discover now