Pasti Berlalu

72 3 0
                                    

Cika Clarissa itu nama ku. Aku sudah lama berdiam diri di suduh ruangan ini berharap ada yang menemaniku tapi yang ku tunggu tidak juga ada kata temu. Alunan musik dari lagu Mariah Carey-When you believe, berhasil membuat ku terdiam dan menatapi ruangan di sekitar ku. Hanya tersisa aku dan pelayan yang sedari tadi sibuk membersihkan meja yang sudah tidak berpenghuni. Semua berawal dari kejadiaan 3 tahun lalu, kejadian yang tidak bisa ku lupakan sampai saat ini. Aku masih bertanya-tanya apa salah ku ? Apa yang telah ku lakukan sampai dia begitu membenci ku ? meninggalkan ku tanpa sepatah kata pun.

"Hy cika". Aku terperanjak, suara yang tak asing lagi di telinga ku.

Perlahan aku memalingkan wajah ku ke sumber suara yang sedari tadi memanggil nama ku" hy Teja, dari mana saja ? sini duduk". Pinta ku dengan penuh semangat.

Teja Kusuma pria yang selalu membayangiku setiap hari.Entah sejak kapan dia memandangi ku. Teja kini menghampiri ku,postur tubuhnya yang tinggi,wajah dan kulitnya berwarna sawo matang. Bagimana mungkin orang tidak mengenalinya ? Dia pria yang cukup terkenal di kalangan anak IPA waktu itu, memiliki bakat bermain musik. Dan hobinya sama dengan ku ia, bermain bola voli.

"Sudah pergi ke kantin ?". Tanya nya tiba-tiba
"Belum". Jawab ku singkat
"Ayo ke kantin, aku lapar". Katanya lagi

Setelah mengisi perut dengan beberapa makanan di kantin.

"Kamu mau jadi pacar ku ?".
Aku kaget setengah mati. Teja memengang kedua tangan ku dan menatap hangat seolah ingin segera mendapat jawaban.

Aku terdiam sejenak berharap itu hanya imajinasi ku yang kelewatan batas.

"Aku sangat mencintaimu". Kali ini kata-kata itu berhasil membuat ku sadar siapa yang kini ada di hadapan ku. Orang yang dulunya ku benci tapi kini memberikan hatinya lagi.

"kamu yakin dengan ku ?". Jawab ku sambil menatap matanya

"Aku bahkan sangat yakin,tidakkah kau melihat perjuangan ku selama 3 tahun menunggumu".

Kini, hari semakin gelap. Minuman yang sedari tadi dihadapan ku mulai mencair entah berapa lama aku terdiam dan mulai melamun seperti ini, bagi ku mengingat namanya saja sudah berhasil membuat ku kehilangan arah. Aku terhanyut dalam lamunan ku sendiri. Ah ini sungguh sangat menyiksa.

Aku kembali menatap layar monitor yang sedari tadi menatap ku lebih dulu,asing tanpa ku sentuh sama sekali aku kembali mengerjakan tugas kuliah ku. Sekarang, aku mulai sibuk. Menghela nafas.
"sudahlah ini semua pasti berlalu". kata ku lirih dalam hati.

RumitWhere stories live. Discover now