14

969 131 30
                                    

Warning! Chapter nya panjang. Selamat membaca!

🎭

Hari ini adalah hari terakhir Hyunjae dan Radea di Bali. Secepat itu memang. Lagian boring juga di Bali kalau kegiatan merka berdua gak jauh-jauh dari berantem dan manja manjaan. Kebanyakan berantemnya, sih.

"Satu jam lagi kita flight ke Jakarta dan dari sana baru deh ke Bandung. Lo mau makan dulu gak?" tanya Hyunjae.

"Aku udah makan di hotel. Kamu tuh yang belum," sahut Radea seraya memukul pelan perut Hyunjae.

"Bawel. Gue mah kuat gak makan seharian. Emang elo? Semenit aja udah laper. Gimana lo gak gembul, bloon." Hyunjae tertawa pelan.

"Kurang ajar! Emang ya dari dulu sampai sekarang kamu gak berubah. Ngeselin terus!" seru Radea sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

"Lo nya aja yang baperan."

Nah kan berantem. Udah rutinitas mereka berdua.

"Kamu susah ketebak ya, Lang? Kadang dingin dan gak peduli tapi kadang gemesin," celetuk Radea.

"Gue benci sama lo tapi gue masih ada rasa peduli sama lo. Gue ngajak lo ke Bali biar lo ga anggep gue monster terus," sahut Hyunjae dan malah buat Radea badmood.

"Kamu kayak gini malah buat aku berharap banyak, Langit."

Radea natap Hyunjae tapi Hyunjae hanya acuh tak acuh terhadap Radea. Lagian gak ada yang nyuruh Radea berharap, kan? pikir Hyunjae.

"Gak ada yang nyuruh lo berharap. Kalau lo sakit hati ya itu konsekuensinya. Jangan mimpi ketinggian entar jatuh lo nya nangis," sarkas Hyunjae.

Baru saja Radea ingin menjawab tetapi sudah ada pemberitahuan bahwa pesawat mereka akan segera flight. Jadi, mereka terpaksa harus cepat-cepat pergi agar tidak ketinggalan pesawat.

"Lo marah sama gue?" tanya Hyunjae yang baru saja duduk di bangku penumpang.

Radea duduk dan geleng-geleng kepala. "Ngga, Langit. Aku emang pantas digituin. Manusia terlalu banyak berharap kayak aku emang patut digituin."

Padahal hati Radea sakit banget pas Hyunjae bilang gitu. Kayak Radea gak ada harga diri nya.

"Bagus kalau lo sadar. Gue gak sabar deh nunggu setahun," ujar Hyunjae.

"Kenapa emang? Kamu mau di angkat jadi Dokter ternama, ya?" tebak Radea namun Hyunjae menggeleng menandakan bahwa yang di omongin Radea itu salah.

"Amin. Tapi bukan itu yang gue maksud melainkan gue gak sabar mau cerai sama lo. Lo juga gak sabar kan bakal lepas dari monster kayak gue?"

Benar-benar sakit hati Radea. Air matanya sudah mau jatuh tetapi Radea tahan. Berdoa agar air mata sialan ini tidak jadi keluar.

"Iya, Langit. Aku pasrah."

Cuma kata-kata itu yang bisa mewakili perasaan Radea saat ini. Ia pasrah.

Hyunjae tersenyum menang. Hyunjae senang kalau Radea tersiksa. Entah setan dari mana tapi Hyunjae merasa terhibur.

"Aku kira kamu udah berubah, Lang. Semenjak kamu ngajak aku ke Bali aku pikir kamu mau memperbaiki kesalahan mu," kata Radea.

Stars, Sky, Sun  - Lee HyunjaeWhere stories live. Discover now