Love Full Of Fur

Two

Jisung terbangun dengan bingung. Sesuatu terasa janggal, tapi ia tak tahu apa. Ia berkedip kecil, menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke kamarnya melalui sela sela korden.

Tangannya meraba ke samping kasur, berusaha mencari kacamatanya di atas nakas. Ia mengernyitkan dahi saat merasakan sesuatu yang berbulu tengah tertidur di kasurnya.

Jisung seketika teringat, kejadian kemarin sore dan segala penjelasan panjang lebarnya. Dengan senyuman, Jisung menggapai gumpalan bola bulu itu dan memeluknya erat.

"Meow ~"

Jisung memekik kecil. Kucing dihadapannya ini menggemaskan sekali.

"Halo mpus. Kamu beneran gak punya rumah yaa? Kamu tinggal sama aku disini, mau gak? "

"Meow ~"

Jisung terkekeh manis. Matanya memindai bulu kucing yang begitu terawat itu. Ia sebenarnya takut jika kucing ini memiliki majikan, tapi hatinya berkata lain. Siapa suruh meninggalkan kucing manis ini sendirian di semak semak?

"Ehm.. Bagusnya aku namain kamu siapa yaa? " Jisung membuat pose berpikir. Kucing tadi malah melompat dari pangkuannya. Lalu kembali terlelap disebelah Jisung.

"Bagaimana dengan Ino? Sepertinya nama yang bagus. "

Jisung kembali tersenyum. Dan perlahan lahan ia turun dari kasur. Berusaha berjingkat agar tidak mengganggu si kucing. Kakinya melangkah hati hati ke arah pintu.

Sesudah keluar dari kamarnya, Jisung berjalan ke salah satu tempat favoritnya. Dapur tentu saja. Jisung menyeduh teh dan membuat pancake kesukaannya. Lalu tanpa berpikir panjang langsung duduk di sofa yang mengarah ke Televisi.

Terlalu asik menonton dan mengunyah, Jisung tidak sadar bahwa Ino terbangun dan mencarinya ke ruang tamu. Kucing pemalas itu naik ke pangkuan Jisung, membuat laki laki berambut coklat itu tersentak kaget.

Ino melanjutkan tidur manisnya Di pangkuan Jisung. Jisung hanya menggeleng gemas melihat kelakuan kucing berbulu tiga warna itu. Sembari menonton telenovela lama, ia mengelus dan mencium bulu Ino.

Sementara itu, Ino tenggelam di pelukan Jisung.