Lima

1K 173 68
                                    

Suara dengkuran mengganggu tidur Jisung. Laki laki itu baru akan membuka mata, tapi ia urungkan niatnya. Tidur cantiknya lebih penting dari hal lain.

Semakin ia abaikan, semakin ia penasaran juga. Setahu Jisung, ia hanya tinggal sendirian. Dan tidak mungkin Hyunjin selaku pacarnya datang hanya untuk tidur disini.

Mengerjapkan matanya perlahan, Jisung mencoba melihat sekeliling. Sepertinya ia tidak perlu melihat apa yang terjadi di sekelilingnya. Karena Jisung melihat persis di hadapannya.

Seorang laki laki. Berwajah rupawan, berparas elok. Ia tengah tertidur lelap. Tepat di hadapan Jisung. Dengan tangan yang ia lingkarkan di pinggang Jisung.














Tunggu.....














PINGGANG!?!?








Jisung yang sedari tadi melamun pun tersadar.

ADA SEORANG LAKI LAKI, MASUK KE RUMAHNYA DAN TIDUR DIKASUR YANG SAMA DENGANNYA. DITAMBAH TANGANNYA YANG KURANG AJAR MEMELUK PINGGANG JISUNG.

Tapi ia tampan sih.

Si manis mencoba mengatur napasnya. Lalu dengan perlahan menggerakan sedikit  badannya, agar pelukan laki laki asing tadi terlepas. Bukannya terlepas, laki laki rupawan itu malah semakin mempereratnya.

Disanalah Jisung mulai tidak kuat. Tangisannya pecah. Isakannya terdengar pelan dan lembut. Namun siapa sangka itu dapat membangunkan laki laki di hadapannya.

"Hei hei, kenapa menangis?"

Jisung tidak menjawab, pasrah jika ia akan dilecehkan lalu disekap dan dijual. Ia pasrah jika ia akan di jadikan budak dan dibuang sia sia.

"Sungie ~. Jangan menangis."

Tangan kekar laki laki tadi mengusap air mata Jisung. Dan dengan hati hati, laki laki berambut coklat itu membawa Jisung ke dalam pelukannya.

Jisung masih mencerna keadaan. Pertama, bagaimana bisa ia tiba tiba menangis. Kedua, kenapa laki laki asing ini mengetahui nama panggilannya. Dan ketiga, kenapa ia bersikap sangat lembut pada Jisung.

"K-kamu siapa?" Tanya Jisung di tengah isakannya.

Bukannya menjawab, laki laki itu malah tertawa. Lalu mencium dahinya sembari menyisihkan rambut Jisung.

"Aku Ino. Sungie ingat kan?"

Mata Jisung membola kaget. Ia tidak sedang bermimpi kan? Bagaimana bisa kucing gembul kesayangannya berubah menjadi manusia tampan nan rupawan seperti ini?

"Kamu n-ngga bohong kan?"

"Ngapain Ino bohong. Beneran ih Sungie"

Dan Ino mencuri satu kecupan lagi di hidung Jisung. Jisung menunduk, menyembunyikan wajahnya yang merona malu.

Masa iya sih aku baper sama kucing.

"Ngga ah, aku ga percaya. Coba buktiin" Tantang Jisung yang masih percaya setengah setengah itu

Ino berpikir. Dan disanalah Jisung menyadari bahwa Ino memiliki telinga kucing yang lucu. Ingin sekali ia sentuh, namun Jisung harus memastikan bahwa laki laki ini benar benar Ino.

"Eum... waktu itu Sungie terjatuh dari kasur. Ino sempat dengar Sungie berbicara, lalu berjalan ke kamar mandi. Setelah itu Ino mendengar suara Sungie yang mende-"

"Sudah sudah. Itu jangan dibahas Inooo"

Jisung menutup wajahnya dengan tangan. Malu akan Ino yang tau kejadian memalukan itu. Ino tertawa kecil. Kembali memeluk erat majikannya itu.

"Ino. Ceritakan masa lalu mu ya.."

Jisung mencoba mengalihkan perhatian Ino. Yang untung saja berhasil karena Ino  langsung tertarik dengan topik itu.

"Ino dulu suka bermain. Tapi dulu Ino bermain ke tempat kakek Wang. Dan disana, Ino terkena tumpahan cairan. Lalu Ino berubah menjadi kucing. Ino masih bisa berubah jadi manusia. Tapi setidaknya harus berubah sekali dalam sehari. Jika tidak, maka Ino akan jadi kucing selamanya."

Jisung bahkan tidak fokus mendengarkan ocehan Ino yang begitu bersemangat. Ia begitu terpana melihat pahatan indah dari Ino dihadapannya.

"Sungie, hallo?"

Ino mengecup bibir Jisung kali ini. Membuat Jisung terpekik kaget dan refleks memukul lengan kekar Ino. Pipinya memanas tapi ia coba tahan.

"Ino ih. Jangan sering cium cium sembarangan."

Yang di nasehati hanya tersenyum tidak berdosa.

"Habisnya Sungie sih, Ino bicara tapi Sungie malah melamun."

"A-aku ngga melamun."

"Terserah"

Ino semakin mengeratkan pelukannya di Jisung. Dan tak ayal, Jisung pun ikut memeluk bahu tegap milik Ino. Ia mulai tidak peduli bahwa Ino bisa berubah dan sebagainya.

Karena jika ini hanya mimpi, mimpi ini adalah mimpi terindah yang Jisung alami.



















Aku semakin yakin dengan kegagalan cerita ini kkk~
Bubyee, see you di chap lain kalo nda aku unpub.

Calangeeee ❤🧡💚💙💜🖤

Love Full Of FurWhere stories live. Discover now