19. Makna Bunga

5.2K 335 22
                                    

Udara berubah menjadi dingin saat pergantian cuaca hari ini dari panas terik menjadi hujan. Jam masih menunjukan pukul 14.00 siang, bel pulang sekolah sebentar lagi akan berdering. Tapi nampaknya suasana Manggala tetap ramai meski ditengah hujan seperti ini.

Setelah dengan lancangnya David mengucapkan tentang penolakan Aluna kepada Benua tadi dikantin, membuat Aluna menjadi bullyan di sekolahnya. Ya jelas saja, bagaimana tidak, Manggala tau kalau Aluna ini ngejar-ngejar Benua, terus sekarang tiba-tiba dia menolak Benua. Apalagi Benua ini salah satu anteknya Manggala, jadi wajar saja kalau Aluna mendapatkan banyak sindiran dan nyinyiran dari penggemarnya Benua. Jangan tanya bagaiamana reaksi Amel, Revi dan Lauren. Aluna langsung disidang ditempat saat itu juga, tapi ketiga sahabatnya itu tau Kalau Aluna hari ini sedang tidak berada di mood yang bagus, jadi mereka memilih tak ambil pusing dan mendukung pilihan Aluna.

Jadi sekarang, Aluna memilih membolos pelajaran Seni Rupa dan menghabiskan waktunya di perpustakaan sampai jam pelajaran berakhir. Untuk ketiga sahabatnya, jelaslah mereka yang paling setuju perihal bolos membolos, bahkan kini Amel dan Lauren sudah terbang ke laut kapuk alias molor. Sedangkan Revi, dia masih berlagak sok pintar dengan membaca buku ensiklopedia, sedangkan Aluna, ia masih berkutat dengan novel yang ia ambil secara acak.

Aluna tidak membacanya, ia hanya membuka bukunya, matanya memang melihat ketulisan yang ada di novel tersebut, tapi pikirannya berkelana entah kemana. Ingatannya jatuh pada kejadian tadi siang, ia langsung tersentak kaget saat David mengatakan itu didepan umum. Ia juga bingung, bagaimana bisa David tau.

Untuk Benua jangan tanya, ia tak merespon sama sekali. Ia memang hanya berhenti sebentar, tapi setelah itu Benua melanjutkan langkahnya, tak peduli tatapan-tatapan anak-anak yang berada disekitarnya.

Aluna sejenak berpikir, apakah dia salah?. Ia kini khawatir dengan Benua. Gara-gara dirinya kini nama kredibilitas Benua jadi buruk. Ia sempat insecure, apakah Benua yakin menyukainya? Dilihat dari sedotan pun semua orang juga langsung bisa menilai, Benua yang begitu sempurna dengan Aluna yang tak ada apa-apanya.

"lo nglamun lagi kan?". Aluna mengerjapkan matanya, lalu spontan menoleh pada Revi yang memandanginya dengan alis tertaut,

"enggak". Jawab Aluna,

"pasti lo mikirin Benua? Iya kan?". Tanya Revi,

Aluna diam.

"diam berarti iya". Kata Revi,. "lagian gue heran sih sama lo juga, kenapa lo bisa-bisanya nolak Benua setelah selama ini lo ngejar-ngejar dia ?".

Aluna mengerutkan alisnya, "gue salah ya?".

"gue nggak nyalahin lo, gue cuma nanya".

Aluna menghela nafasnya, lalu tertunduk lesu. "gue juga bingung, kenapa bisa gue nolak Benua".

"dasar aneh". Kata Revi,

Aluna mendongak keatas, menatap langit-langit lalu menyandarkan bahunya dirak buku.

"Gue insecure, nggak tau kenapa". Katanya Sendiri

"Insecure? Minder?".

Aluna mengangguk.

"Benua ganteng, pinter, baik, punya keluarga yang bahagia, banyak yang suka, perfect deh. Nah, aku? Nggak pinter, nggak cantik, nggak punya keluarga, jauh deh kalo dibandingin sama Benua". Ungkapnya dari hati,

"terus intinya?". Tanya Revi,

Aluna memalingkan wajahnya, menatap Revi dengan wajah cemberut. "ya masak Benua yang se percect itu sukanya sama gue? Padahal yang lebih perfect dari gue masih ada".

"siapa? Feli?".

Aluna menundukan kepalanya, ia tak menjawab. Entah kenapa nama itu selalu muncul saat Aluna ingin merasakan kebahagiaan.

BENALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang