Tiga

1K 147 62
                                    












     "Aduh, Pandhu tuh kira - kira ada cacatnya nggak sih?"

Manusia itu nggak ada yang sempurna. Gue nggak percaya kalo ada orang yang nggak ada sisi buruk atau lemahnya. Ya kan? Tapi si manusia bernama Yudhistira Pandhu itu, seolah membuktikann kalo pemikiran gue nggak sepenuhnya bener.

Secara fisik, nggak perlu dilihat lama - lama juga orang bakal kasih dia nilai seratus. Dia juga nggak lemah. Dia pernah jadi pemain inti tim basket sekolah bareng sama sepupu dia Bobby Narendra Atmadja dan Doni Citra Atmadja, juga nyabet piala dalam kejuaraan bowling dengan rekor sempurna. Secara intelejensi, dia selalu ada di 5 besar ranking paralel tiap semester. Termasuk gue juga. Dan secara finansial, bruh, denger - denger keluarga dia donatur tetap di sekolah ini. Selain itu, dilihat dari persepupuan dia yang ada di sini, dari kakak sepupu sampai sepupu dia yang seangkatan kita, kayaknya udah bisa ditebak gimana latar belakang keluarganya.

     Gue sih sebenernya nggak peduli sama eksistensi Pandhu di dunia ini. Atau sebut aja awalnya gue nggak peduli. Gue nggak peduli sama apa pun yang emang nggak ada sangkut pautnya sama gue. Sayangnya, gue dan dia ada di satu jagat di mana mustahil buat gue barang sedetik aja nggak denger celotehan soal Pandhu.

Pandhu ganteng, Pandhu baik, Pandhu tajir, ngayal pengen jadi pacarnya Pandhu, belum lagi semenjak kelas 11, karena gue sekelas sama sepupu dia Lintang, si Tuan Sempurna itu jadi lumayan getol muncul di kelas.

Dan lebih aneh lagi, itu anak macem suka nyempil di antara interaksi gue sama Lintang. Bisa tiba - tiba udah goleran di rumah Lintang pas gue ke sana buat ngerjain tugas, atau nyamper ke kantin pas kita lagi makan di sana, trus sok - sokan traktirin cemilan. Bahkan janjian buat cari buku pun, Pandhu bisa tiba - tiba nongol dengan alasan mau cari buku juga.

Awalnya gue pikir karena Lintang sepupu dia, jadi mereka udah biasa kemana - mana bareng, sampai gue denger sendiri Lintang bilang gini, "Kak Pandhu tuh napa sih sekarang suka muncul - muncul buntutin Lintang? Perasaan pas kelas 10 mainnya sama Doni mulu."

Dia cuma nyengir. "Kan dulu masih aktif basket, Tang, sekarang udah enggak."

"Gitu ya?"

"Emang napa sih?"

"Enggak. Takutnya ada yang jealous."

"Dih, siapa?" tukas Pandhu.

"Roweina"

"Nggak ada! Emang dia siapa?"

"Bukannya deket tuh sama Kak Pandhu?"

     Pandhu narik sebelah alisnya. "Cuma sebatas Putra-Putri sekolah... kan? Nggak lebih. Jangan suka bikin hoax," ujar Pandhu sambil ngacakin puncak kepala Lintang dan ngerling ke gue. "Ntar pada nggak percaya lagi gue nggak punya pacar."

For what?

Lintang nyebik nanggepin jawaban sepupunya itu. "Ya udah, kalo gitu napa nggak sekalian aja jadian sama Roweina?"

"Napa mesti jadian sama Roweina?"

"Kenapa enggak?"

"Kenapa jadian?"

"Kan Roweina cantik?"

Padahal gue tau Lintang sendiri sama sekali nggak suka sama Roweina. Nggak paham kenapa dia mesti debatin itu sama Pandhu. Di depan gue.

Serein Where stories live. Discover now