PART 13 : Makan Hati

992 111 8
                                    

"Dia gebetan gue! Dan sedikit lagi dia bakal jadi Pacar gue! Sampe gue tahu lo ulangin ulah bodoh lo barusan, jangan harap semuanya bakal baik-baik aja," ucap Aldo menekan kata pacar di kalimatnya. Bella langsung berkaca-kaca mendapati ancaman langsung dari mulut idolanya itu.

Seketika suasana hening, murid-murid di sini seketika diam layaknya bisu tak dapat berkutik apapun. Menghela nafas kasar, Aldo segera menarik tanganku dan menuju ke kelas.

Duduk di bangku kami seperti semula, aku menunduk menikmati sakitnya perkataan tajam mereka, sebaliknya Aldo mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Lo gak apa-apa 'kan?" tanya Aldo cemas, Ia kemudian mengguncang bahuku.

"Enggak, cuman kaget aja," jawabku lalu tersenyum.

"Jangan nangis dong, jangan marah juga. Nanti kalo lo lapor sama Mama bisa kelar hidup gue," ujar Aldo.

Ya ampun, aku kira dia peduli dan mengkhawatirkanku yang sedang berkaca-kaca saat ini, ternyata dia hanya takut dilaporkan sama Budhe, mamanya.

"Enggak sama sekali. Aku gak apa-apa digituin, salah aku juga gak ngertiin perasaan mereka," ucapku kembali. Ya, aku memang merasa seperti itu.

"Mm, Melas deh lo. Ya udah gue keluar bentar ya, beliin lo sesuatu. Lo sukanya apa? Daging biawak?" tanya cowok itu kemudian berdiri bersiap melenggang mencari makanan. Masih sempat-sempatnya bercanda. Tidak, wajahnya yang masam itu tidak pernah menunjukkan dia sedang bercanda.

"Terserah kamu deh," jawabku pasrah meladeninya.

"Lo jangan kek orang abis kebanjiran dong, jangan sampe itu keluar air matanya, tarik lagi!" Seru Aldo sembari mengelus puncak kepalaku layaknya anak kecil. Mungkin dia mencoba menghiburku, namun aku sama sekali tidak terhibur.

"Udah ah, pergi cepetan," ucapku yang tak mau berlama-lama lagi. Dengan Aldo yang cerewet seperti ini rasanya aku semakin sakit hati saja.

Aldo berdiri dan ketika alih-alih berjalan,

Disampaikan kepada seluruh murid kelas Fisika untuk secepatnya ke ruang Lab. Lalu dengan hormat, kami sampaikan kepada Marsheen Raynaldo, Lee Nana, Arichard, serta Ovile Fransiska sebagai murid gold class peminat bidang Fisika agar menyempatkan diri untuk hadir. Terimakasih.

Delivered to all Physics class students to immediately to the Lab room. Then with respect, we convey to Marsheen Raynaldo, Lee Nana, Arichard, and Ovile Fransiska as gold class students who are interested in Physics to make themselves available. Thanks.

JTerdengar bunyi yang berasal dari speaker kelas, membuat ketiga murid gold class yang tadinya tengah santai belajar, segera merapikan alat tulis menulisnya dan menuju ke luar kelas. Mereka adalah penganut bidang Fisika sama dengan Aldo.

"Duh, bakal lama lagi kayaknya. Lo bisa tunggu sebentar? inget jangan pergi sendiri keluar!" Ucap Aldo memperingati.

"Hah?" saat dia mengatakan itu aku justru melamun.

"Tunggu sebentar," ulangnya lagi.

"Gimana?" tanyaku lagi, entah mengapa otakku sulit mencerna kata-katanya barusan. Oh, entah angin apa yang merasukiku saat ini.

"SEBENTAR SETAN!" Ketusnya. Aku mendengus kasar, memang tampangku seperti setan?

Aldo ini~

Tanpa berkata apa-apa lagi, cowok itu segera berjalan meninggalkanku yang tengah mematung, menganga berusaha mencerna kata-katanya.

Meski mempunyai satu mulut saja, namun Aldo mengusai banyak kosa kata ajaib yang dapat terhambur dari mulutnya tanpa filtrasi terlebih dahulu. Dia Marsheen Raynaldo, sangat-sangat menyebalkan!

"NINDY!" Suara teriakan itu membuat pikiranku tentang cowok itu seketika kabur saja.

Cause I Meet You [TAMAT]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ