PART 36 : Terungkap

647 95 13
                                    

MOHON BIJAK DALAM MEMBACA
INGAT BAIKNYA, LUPAKAN BURUKNYA^^
***

Setelah sampai di rumah, akhirnya aku berjalan memasuki halaman rumah bersama Pak Aldy. Namun sesaat perhatian kami tertuju pada seseorang yang tengah asik berteriak  sembari memainkan Hp-nya. Dia Aldo.

"Kill satu!"

"Kill dua!"

"Wow! Hard carry banget. Itu kayaknya di puncak deh." Aldo berdecak gemas. "Liat gak? Langsung hantam!"

Itulah kalimat yang kudengar dari bibir Aldo, membuatku pusing saja mendengarnya. Cowok itu berbicara sendiri dengan semangat serta antusias, seolah-olah ia tengah berbicara dengan benda mati itu. Tapi aku penasaran, memang seseru itu kah? Sampai-sampai Aldo terlihat seperti terbang di atas kayangan. Tidak peduli sore maupun malam, bagi Aldo semua waktu itu sama saja jika sudah menjelajahi dunianya itu.

"Selamat sore, Al," sapa Pak Aldy membuat Aldo yang tidak sadar akan kedatangan kami Seketika terperanjat kaget.

"Eh, ada Om Aldy." Aldo mendekati kami berdua lalu menjabat tangan Pak Aldy dengan sopan.

"Iya, Bagaimana kabar kamu? Sehat 'kan?" tanya Pak Aldy, "soalnya saya lihat kamu bicara sendiri tadi." Disertai dengan kekehan lembutnya.

"Ahaha...." Aldo menggaruk tengkuknya. "Bisa aja Om. Iya Aldo baik kok. Ya udah, Om silahkan masuk. Papa sama Mama udah di dalem soalnya."

Pak Aldy tersenyum lalu mengangguk mengiyakan, mengikuti permintaan Aldo untuk memasuki rumah dan bertemu orangtua cowok itu. Setelah pergi, barulah Aldo menarikku menuju kursi.

"Gue tadi mau jemput lo. Tapi Mama bilang udah ada Om Aldy, jadi gak usah." Aldo merendahkan tubuhnya, mensejajarkan wajahnya padaku. "Kok diam aja sih? Lo marah ya sama gue?" tanyanya.

"Aku tahu ini gak bagus. Aku mau buat permintaan, boleh?" tanyaku dengan serius. Tidak peduli dengan perkataan Aldo sebelumnya.

"Everything what you need. Bilang aja."

"Tolong ceritakan aku lebih detail siapa Pak Aldy."

***

Bunyi dentingan sendok menghiasi ruang makan ini. Kebiasaan yang hampir setiap malam kami lakukan, yaitu makan malam bersama. Bedanya anggotanya bertambah hari ini, yaitu Pak Aldy.

Sementara Inem belum pulang sedaritadi entah kemana perginya bersama Pak Ujang. Ternyata biangnya supir itu pergi karena Inem lah yang menyuruh menjemputnya segera lalu meninggalkanku.

"Ngerasa terhormat banget saya diundang makan malam lagi di rumah ini," ucap Pak Aldy membuka pembicaraan.

"Kayak sama siapa aja kamu. Anggap aja bentuk perayaan atas terpilihnya kamu di rumah sakit kan?" Budhe tertawa. "Jadi, bagaiman Dy, bertarung dengan penyakit?"

"Ya gitu lah, kadang-kadang pasiennya tidak terima dengan pelayanan kami,"

"Sabar aja pokoknya. Dan tetap semangat, hehe," timpal Om. Ayah Aldo, yang kini menjahili anaknya yang sedang makan.

"Om, Salsa kapan pulang?" ucap Aldo, mengangkat kepala menatap Pak Aldy di hadapannya.

Aku melirik pada Aldo yang tengah duduk di sampingku, lalu segera ke posisi kembali. Pada awalnya, aku memang terkejut dengan pernyataan Aldo jika Pak Aldy ini adalah ayah kandung Salsa. Tidak menyangka saja, ternyata keluarga Aldo dekat dengan Salsa karena sudah akrab sekali dengan Pak Aldy.

"Mungkin beberapa minggu lagi," jawab pak Aldy sembari tersenyum.

"Emang kenapa nak? Kamu rindu ya sama Salsa? Dia 'kan lagi sekolah di sana," kata Budhe.

Cause I Meet You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang