PART 39 : Usai Berlibur

543 85 10
                                    

MOHON BIJAK DALAM MEMBACA
INGAT BAIKNYA, LUPAKAN
BURUKNYA^^
***

Tidak cukup sampai di situ, demi merayakan hari kepulangan pagi ini, sepanjang perjalanan, bus yang bertugas mengantar kami kembali ke bandara, dibuat rusuh rame-rame.

Siapa lagi kalo bukan gold class, bermain vokal dengan nada apa adanya. Tidak mempedulikan berbagai ocehan Arvin yang menyuruh untuk duduk tenang saja.

"Nana. Bantuin aku dong, kamu jangan malah joget gak jelas gitu." Arvin memegang kursi kemudi dengan hati-hati. Meneriaki Nana yang sudah bernyanyi bermodalkan mic dari botol minuman. Nana sudah lupa dunia rupanya, sampai tidak bisa diganggu.

Bukannya mendengar, mereka semakin menjadi-jadi membuat sang ketua kelas akhirnya menyerah, menutup mata dan kembali tertidur.

Audy dan Rosa nampak semangat sekali bergoyang. Ketika musik dengan beat mengguncang semakin membakar semangat Audy berjoget mengalahkan orang kesurupan.

Aku hanya bertepuk tangan kecil, sesekali melirik Aldo yang sedang bermain game. Daripada tidak ada kerjaan, aku membuka ponsel. Tidak sengaja tanganku memencet sebuah aplikasi bernama Trik tot. Memelajarinya sebentar lalu mulai tertarik untuk membuat video berdurasikan 15 menit itu.

"Oy, main Trik tot yuk, guys!" Nana dan Frans memergokiku. "Nindy boleh ya kita main di HP kamu?" aku langsung mengangguk ketika mereka semua mendekatiku. Menarik Aldo hingga terjerembab untuk ikut bersama, akhirnya moment baru kembali diabadikan.

***

Sekumpulan orang dewasa dengan kamera dan tape recorder mengelilingi kami, yang baru saja sampai di bandara soekarno-hatta pagi menjelang siang ini. Mengajukan pertanyaan bertubi-tubi dengan pancaran sinar dari screenflash kameranya membuat penglihatanku sedikit terganggu.

"Apakah benar, jika guru-guru SMA Bina Bakti selama ini menekan anda untuk belajar hingga menjadi sakit?"

"Tolong beri kami penjelasan tentang kejadian di rumah sakit tempat anda dirawat kemarin?"

"Bagaimana perasaan anda setelah mendapat banyak sekali komentar karena anda baru saja menjadi terkenal?"

"Apakah benar anda, Nindy Septiana lahir dari hubungan gelap? Tolong jawab."

"Media mengatakan bahwa anda adalah anak yang tidak diinginkan di desa, anda tidak memiliki orangtua yang sayang terhadap anda. Apakah benar begitu?"

Aku hanya menunduk mendengar pertanyaan mereka. Ragu untuk menjawab hingga Bu Indri menarik tanganku dan segera berjalan cepat, diikuti murid gold class yang lain.

"Apakah benar anda anak haram?"

Langkahku tercekat mendengarnya, kepalan tanganku menjadi makin menguat.

"Tolong jangan campuri urusan privasi Nindy. Itu tidak benar. Kau siapa? " tantang Stella. Seketika wanita yang memberi pertanyaan tadi menunduk meminta maaf.

"Ah, tidak. Maaf atas kelancangan saya. Nona Stella jangan melaporkan saya pada direktur."

"Kau tahu siapa aku?" Wanita itu mengangguk.

"Stella Rinka, anak direktur perusahaan kami."

"Bagus, kalau kamu tahu. Jangan sampai kamu me-"

"Enggak." Itu berasal dari suaraku. Aku perlahan menoleh ke arah kamera, melangkah pelan sembari mengangkat kepala.

"Benar jika aku anak haram. Mereka mengatakan aku anak haram, itu memang benar. Ibuku menjauhiku hingga sekarang, ayahku pergi entah kemana. Itu semua benar, tapi ...." Aku menggeleng keras. "Saya benar-benar lahir dari ikatan pernikahan yang sah, hanya saja mereka sudah menyimpulkan hal itu karena ayah pergi. Tapi sekarang tidak lagi, baru-baru ini saya sudah bertemu ayah. Dia baik, dan juga terlihat penyayang. Saya mohon setelah ini tidak ada berita yang salah lagi."

Cause I Meet You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang