Chapter 27: Gramedia Date

17.6K 1.6K 18
                                    

Naura keluar dari kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Naura keluar dari kamarnya. Ia sudah siap dengan setelan gaun kasual selutut berwarna baby blue yang dipadukan dengan sneakers dan tas selempang sama-sama berwarna putih. Rambutnya sengaja Naura gerai dan di tangannya terdapat tali rambut untuk berjaga-jaga jika ia ingin mengikatnya.

Di ruang tamu sudah ada Arka yang tengah mengobrol dengan Mbok Inah. Suara tawa mereka terdengar nyaring dan sesekali terdengar Arka mengaduh karena tepukan Mbok Inah. Naura tersenyum.

"Lho iki, kesayangane wis teko. Ayune Mbak Naura ki wis dandan," goda Mbok Inah saat Naura mendekati Arka. Naura meringis malu. (Lho ini, kesayangannya sudah datang. Cantiknya Mbak Naura, tuh, sudah dandan).

"Bidadari dari mana ini, Mbok?" tanya Arka.

Naura yang dapat gombal, tapi Mbok Inah yang histeris. "Halah! Mas Arka, ki, jan. Gombal." Mbok Inah refleks menepuk Arka lagi. Kali ini lebih keras hingga Arka sedikit terdorong. Arka mengaduh sedangkan Mbok Inah tersenyum malu-malu.

Naura terkekeh sedangkan Arka langsung mengusap-usap lengannya. "Astaghfirullah! Enggak yang muda, enggak yang tua. Sama aja."

Naura dan Mbok Inah sering sekali menepuk lengan Arka. Membuat Arka merasa heran sendiri.

Naura melihat Arka. Laki-laki itu hari ini memakai kaos yang dilapisi hoody berwarna putih, celana berwarna navy, dan sepatu yang juga berwarna putih. Tidak ada kesepakatan di antara mereka untuk mengenakan pakaian yang sama, tetapi mereka bisa selaras.

"Ya udah sana, Mbak Naura sama Mas Arka berangkat. Mbok Inah mau nyetrika baju lagi. Silakan kalau mau ngedate."

"Mbok Inah gaya banget, kok tau istilah ngedate." Arka terkekeh geli.

"Wo iya. Mas Nara itu kalau mau ketemu Mbak Kesya pamitnya ngedate. Mbuh, ndak ngerti Mbok Inah sama bahasa anak muda jaman sekarang. Ikut-ikut, aja, si Mbok."

Arka lantas berdiri. "Pamit, ya, Mbok."

"Iya, Mas. Hati-hati!"

Arka dan Naura menyalami Mbok Inah setelah itu mereka keluar.

"Nih, kuncinya." Naura mengulurkan kunci motornya kepada Arka. Namun, Arka merogoh sakunya. "Gue bawa motor, Ra. Tadi tiba-tiba dikasih sama Papa."

Naura tertegun. "Udah enggak disita?"

Arka menggeleng. Laki-laki itu merangkul Naura. "Enggak. Papa, tuh, aneh tau, Ra. Tiba-tiba berubah. Masa waktu ngobrol, bicaranya lembut banget. Enggak marah-marah. Terus cerita tentang ayah lo. Katanya dulu teman SMA. Sama nanyain gue masih suka sama lo atau enggak. Eh, tiba-tiba diijinin pacaran. Ada apa, ya, sama Papa? Salah minum obat kali, ya, Ra?"

"Hush! Sembarangan kalau ngomong."

"Ya habisnya aneh. Tiba-tiba gitu, loh."

Naura tersenyum simpul. Entah mengapa Naura merasa senang mendengar Arka tiba-tiba curhat seperti ini. Arka jadi terlihat lucu seperti anak kecil.

Mantan Rasa Pacar [END]Where stories live. Discover now