Chapter 9

18.2K 2K 143
                                    

Part ini disponsori lagunya Byul - I Think I Love You (OST Full House)

Di bawah ini adalah trailer cerita Hello, Ex-Boyfriend. Hati-hati baper ehehe

-- BATAS NANO-NANO --

-

-

Jangan lupa vote sama komen ya<3

-

-

Beberapa minggu Rugby menghindari Gavin. Dia tidak ingin bertemu manusia itu lagi. Mau ditaruh mana mukanya kalau dia ketemu? Ampun... membayangkan ciumannya dengan Gavin di atas ranjang.

Rugby mengacak rambutnya frustasi. Dia bisa gila hanya dengan memikirkan masalah ini!

"Kamu ngapain sih acak-acak rambut gitu? Mulai stres mikirin perkara di pengadilan?"

Rugby terkejut mendengar teguran ibunya. Sejak minggu lalu dia telah pulang ke rumah dan minta maaf karena kabur begitu saja dari acara pertunangan. Orangtuanya menetap di rumah yang tak pernah mereka tinggali. Entah untuk berapa orangtuanya menetap di Jakarta.

"Bukan, Ma. Aku lagi pusing mikirin hidup," seru Rugby.

"Daripada pusing mending masuk. Ada tamu penting di dalem. Kita udah nungguin kamu daritadi," ajak Nastania Hadijaya—ibunya Rugby—seraya menarik tangan Rugby hingga masuk ke dalam.

Rugby terbelalak kaget mendapati Marco duduk bersama orangtuanya di ruang tamu. Sebentar, apa yang mereka semua lakukan di sini?

"Nah, ini dia anaknya. Jadi kan kita bahas soal perjodohan mereka?"

"Hah?!?" Rugby memekik kaget. "Perjodohan?? Serius??"

"Iya, calon istriku," sahut Marco sambil mengedipkan mata menggoda.

"Ma, ini pasti kesalahan. Masa Mama—"

"Ini bukan kesalahan. Dari dulu kan Mama sama Papa emang sepakat mau jodohin kalian. Sayangnya Marco pacaran sama yang lain dan kamu juga. Mumpung sekarang kalian berdua jomblo makanya kita mau lanjutin perjodohan ini," potong Nastania dengan nada memaksa.

Rugby tidak bisa berkata-kata. Memang orangtuanya lebih mengenal orangtua Marco lebih dulu karena mereka bersahabat saat di kampus tapi Rugby tidak akan menyangka janji untuk menjodohkan menjadi kenyataan. Astaga!! Menikah dengan Marco?!?

"Ma! Ish! Rugby nggak—"

"Kamu mau nolak? Jangan ditolak Kamu udah kelewat sering gagal nikah. Kalo sama Marco pasti jadi," potong Nastania lagi lebih cepat.

"Marco bilang kalo lo nggak mau nikah sama gue!" paksa Rugby menekankan kalimatnya sambil melotot tajam.

"Gue mau kok. Kenapa nggak? Ya bisa dibilang lo tipe gue deh," jawab Marco dengan wajah tengilnya.

Demi Tuhan! Rugby ingin meninju wajah tengil Marco sekarang juga! Untuk apa dia menunjukkan cengiran kuda seperti itu? Kenapa jawabannya sungguh mengesalkan? Dia tidak mungkin menikahi Marco. Tidak akan!

"Denger ya aku tuh nggak—"

"Rugby, apa salah kalo Papa sama Mama pilihin jodoh untuk kamu? Selama ini kamu selalu salah pilih jadi nggak pa-pa dong sekali ini kita bantuin kamu? Kalo emang nggak cocok sama Marco, kalian bisa batalin kapan aja. Yang penting pendekatan dulu," potong Dion Hadijaya—ayahnya Rugby—dengan nada berwibawa.

Hello, Ex-Boyfriend! (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang