IDENTITY | BY NATSUMILINE

57 9 5
                                    

IDENTITY | BY Natsumiline


——

Arrania sedang berusaha menikmati.

Namun, ternyata semua nada yang ia mainkan terasa hambar. Baginya, ini salah satu kegagalan yang perlu dievaluasi. Biasanya gadis itu tidak seperti ini.

“Enyahlah!” bisik Arra kepada isi kepalanya, frustrasi.

Arra lagi-lagi harus berusaha keras agar emosinya tidak meledak. Keinginan untuk membanting biola di dalam genggaman sudah berada di ujung tanduk. Hanya saja logika lebih kuat berteriak, bagaimana ia ingin bermain lagi jika alatnya rusak?

Oh, ibunya pasti akan mengomel panjang lebar jika itu terjadi.

Gadis itu memutuskan untuk mengakhiri permainan biolanya. Ia berjalan ke arah meja yang di atasnya terdapat tempat penyimpanan alat musik tersebut.

Ketakutan yang pernah ia bayangkan akhirnya menyapa kehidupan gadis itu. Arra nyaris gila ketika satu keinginan meluncur dari bibir kakaknya, Alex.

Ia ingin berhenti menjadi putra mahkota.
Dan, langit seakan runtuh di atas ubun-ubun Arra.

Otaknya tentu saja langsung bermanuver pada satu hal. Jika Alex tidak menginginkan posisi putra mahkota, maka jabatan itu akan turun kepadanya. Membayangkan diri sebagai seorang ratu membuat keringatnya berubah seperti air es. Dadanya bergemuruh karena berusaha melenyapkan bayangan itu.

“Aku tidak mau melakukannya.”
Dagu sang ayah terbuka selama beberapa saat, lalu menutup kembali. “Arra, aku belum mengatakan apa pun.”

“Aku tahu apa yang ingin kau katakan,” tembak Arra. “Dan aku tidak mau mengambil posisi itu.”

“Kau anakku, Arra.” Alis Valence menyatu tak suka. “Siapa lagi yang akan meneruskan tahta ini?”

“Adik atau kakakmu mungkin?”

“Arra!” semprot Leila, sang ibu.

“Bu, aku tidak siap, meskipun kalian sudah membekaliku sejak lama,” bantah Arra. “Ini bukan tugasku.”

Tatapan menusuk Leila tidak gentar. “Ini sudah diatur, jika kakakmu tidak bisa, kau yang menjadi gantinya.”

“Bu….”

Arra tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Kepalanya tiba-tiba pening, semuanya datang dengan tiba-tiba. Seorang pemimpin adalah tugas yang tidak mudah, bukan main-main. Arra harus siap menenggelamkan diri dalam tali-tali yang saling mengikat bahkan ikatannya bisa saja sangat kacau, di mana ia harus mengaturnya dengan bijak dan kompeten.

“Apa yang kau pikirkan, Alex?” sungut Arra menoleh ke samping kanannya. “Bukankah kau siap menggantikan ayah?”

Ketika Alex ingin menjawab, Arra langsung mengangkat tangan. “Aku belum selesai. Putra mahkota seharusnya menjadi prioritas, lalu kau melepaskannya begitu saja?” Arra kini menatap ayahnya. “Dan mengapa kau mengizinkan Alex?”

“Arra, dengar.”

Gadis itu tidak mengindahkan kalimat dari Alex.

THE STARS REBORN - Fantastic Kingdoms of Constellation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang