02. Masa Lalu

460 88 2
                                    

Sebulan telah berlalu sejak pengumuman kelompok presentasi sejarah.

Masih ada 2 kelompok yang belum tampil sebelum giliran Seulgi dan Wendy. Seluruh proses belajar pun terpotong oleh UTS selama seminggu. Dan sesuai kebiasaan sekolah, setelah UTS, selama seminggu penuh sekolah akan mengadakan Pekan olah raga siswa –Porak sebagai bentuk istirahat siswa setelah ujian. Hal ini membuat Wendy dan Seulgi masih memiliki banyak waktu tersisa untuk mengerjakan tugas kelompok mereka.

Wendy tidak mempermasalahkan ketika Seulgi meminta agar mereka mengerjakan tugas mepet dengan hari presentasi. Seulgi mendaftarkan diri sebagai anggota tim basket putri untuk Porak. Ia membutuhkan waktu untuk berlatih.

Masalahnya, hari ini adalah hari terakhir porak. Tim basket putri yang dipimpin Seulgi kemarin telah menang juara 3. Hari ini hanya tersisa pertandingan final untuk tim basket putra. Namun Seulgi belum juga memberi Wendy kabar untuk menjadwalkan kerja kelompok.

Jelas Wendy risih dan terganggu. Ia ingin mengerjakan ini secepat mungkin. Memiliki sifat terlalu rajin kadang membuat Wendy lelah. Ia selalu merasa terganggu ketika ada tugas yang belum ia selesaikan.

Wendy sudah berusaha untuk membicarakan masalah ini dengan Seulgi tadi. Namun baru saja Wendy ingin berjalan mendekat, perempuan itu telah lebih dulu melengos pergi ke kantin bersama orang lain.

Wendy mengembuskan napasnya pasrah begitu melihat punggung Seulgi hilang ditelan tikungan koridor. Ia memutar tubuhnya dan berakhir duduk nelangsa di kursi beton yang dicor menermpel di depan kelasnya. Rambutnya yang dipotong shagi sebahu kini terlihat kusut. Dahinya yang tak berponi terlihat jelas mengkilat karena minyak.

Hari menjelang siang dan suasana makin panas. Namun Wendy bisa melihat seluruh anak kelasnya berjejer rapi di pinggir lapang. Mereka berdiri berderet mengelilingi lapangan seperti pagar.

Hari ini, tim basket kelas Wendy memasuki pertandingan final melawan kelas 12 IPS 1. Wajar saja seluruh anak kelasnya ramai-ramai memadati lapangan untuk ikut menyemangati.

Dari sisi kiri, Wendy bahkan bisa melihat Jisoo yang siap untuk bergabung. Teman sebangku Wendy selama satu semester terakhir itu berjalan keluar dari pintu kelas. Begitu matanya menatap Wendy, Jisoo spontan tersenyum dan berjalan mendekat.

"Gak ke lapangan, Wen?" tanya Jisoo ramah dengan senyum kecil ketika berhenti di depan Wendy. "Hayu gabung sama yang lain."

Wendy yang masih duduk menengadah. Melihat senyum Jisoo yang tulus membuat Wendy ikut tersenyum kecil. "Enggak. Gue di sini aja."

Jisoo mengangguk mengerti. "Yaudah kalau gitu gue duluan," ucap Jisoo sebelum ia beranjak pergi.

Mata Wendy masih memperhatikan punggung Jisoo keitka ia berjalan ke arah lapang. Sebenarnya ia ingin ke sana. Wendy ingin melihat Suga bertanding. Namun Wendy tidak bisa.

Wendy pernah mengalami perundungan ketika SD. Dulu, Wendy adalah sosok gadis ceria dan bersemangat. Terkadang ketika bermain bersama temannya, Wendy tanpa sengaja bersikap berlebihan. Seluruh anak lelaki di kelasnya menjuluki Wendy alay dan aneh.

Sejak kejadian itu, sifat penakut dan tak percaya diri Wendy muncul. Wendy takut ia akan dikatai aneh lagi jika berteman dengan orang banyak. Karena dikatain aneh, sampe sekarang pula tanpa sadar Wendy percaya jika dirinya memang aneh. Hal itu pula yang membuatnya tidak percaya diri.

Efek samping lian dari kejadian itu, Wendy jadi takut ketika berada di keramaian. Wendy akan merasa gugup dan gelisah. Makannya ia tak berani ikut Jisoo ke lapangan.

Meskipun tak bisa menonton dari dekat, Wendy masih ingin menonton dari tempatnya duduk. Makannya Wendy menegakan punggungnya. Tubuhnya bergerak ke kanan dan kiri, berusaha mencari celah di mana Suga mungkin akan terlihat.

She Wants To Be Like Her [Suga x Wendy] Long ver.Where stories live. Discover now