03. Nonton

397 84 2
                                    

"Wen." Seulgi memanggil Wendy begitu bel istirahat kedua berbunyi.

Tangan Wendy berhenti merapikan alat tulis. Kepalanya menengadah dan menjawab panggilang Seulgi sambil berdahem. "Hm?"

"Kantin, yu?" ajak Seulgi.

"Tapi makan di kelas, yah? Di kantin rame."

Bibir Seulgi mengerucut kecil. "Padahal gue pengen ngeceng adik kelas. Tapi gapapa deh. Ayok buruan."

Wendy mengangguk. "Tunggu gue rapiin buku dulu."

Seulgi tersenyum dan mengangguk. "Oke."

Setelah kejadian Porak, Wendy selalu mendapati Seulgi berada di sekelilingnya. Seulgi seolah mendekat dan memberikan Wendy ruang untuk berteman. Kadang Seulgi akan menunggunya di depan gerbang untuk masuk ke kelas bersama. Tak jarang Seulgi juga akan berlari ke bangkunya dan memperlihatkan pada Wendy sebuah postingan lucu di Instagram. Mendapati Seulgi tersenyum ke arahnya dan mengajaknya istirahat bersama bukan lagi hal aneh. Wendy sudah mulai terbiasa dan menerimanya.

"Wen, liat deh, ada film baru di bisokop." Seulgi mengasurkan ponselnya ke arah Wendy.

Seperti ucapan permintaan Wendy, mereka menghabiskan makanan di kelas. lebih tepatnya di bangku Wendy. Seulgi duduk di sebelah kanan Wendy, di bangku Jiaoo. Keadaan kelas yang sepi dan tidak terllau banyak orang juga membuat Wendy mendengar ucapan Seulgi tanpa perlu mendekatkan telinganya.

Wenyd berhenti makan dan melirik layar ponsel Seulgi. Namun begitu mleihat sebuah poster film terbaru, mata Wendy membulat terkejut. "Film disney?!" Kepala Wendy menoleh cepat ke arah Seulgi.

Alis Seulgi bertaut bingung. "Lo tahu?"

Wendy mengangguk. "Tahu. Jangan bilang lo juga suka?"

"Gue emang suka!" Seulgi berteriak gemas dengan nada semangat. "Gue juga pengen nonton Mulan."

Ada satu hal baru yang Wendy pelajari tentang Seulgi. Perempuan itu selau bersemangat ketika berhubungan dengan apa yang ia sukai. Mata Seulgi akan berubah berkilau dengan senyum melebar. Seulgi juga akan berubah antusias dan membuat kedua matanya makin mengecil.

Ekspresi Seulgi yang seperti ini membuat Wendy tertular dengan mudah. Tanpa sadar ia ikut berseamngat. Matanya balas menatap Seulgi sama antusiasinya. Sedangkan senyumnya sudah mengembang dengan pipi terasa hangat karena bersemangat.

"Sama! gue juga!" balas Wendy tak kalah gemasnya dari Seulgi "Gak sabar nungguin pertengahan tahun. Gue juga nonton Frozen 2 kemarin 3 kali."

"Loh, kok, lo ngikutin yah? Gue juga sama." Seulgi dan Wendy saling berpandangan kemudian tertawa bersama.

"Berarti lo belum nonton Onward dong?" tanya Seulgi.

Kepala Wendy menggeleng. "Belum. Gak ada yang bisa gue aja nonton."

"Bagus! Nonton yuk pulang sekolah!"

"Eh Tapi kita belum ngerjain prestasi seajarah," sela Wendy.

"Gampang. Masih ada satu kelompok lagi. Lusa aja ngerjainnya, gimana?"

Wendy terlihat berpikir kecil. Awalnya ia ragu. Namun Wendy tak mau menyia-nyiakan ajakan Seulgi. "Oke. pulang sekolah."

"Nah gitu dong. Pake mikir segala."

***

Seulgi menepati omongannya. Karena begitu keluar kelas, Seulgi langsung membawa Wendy pergi dan mencegat angkot di depan sekolah. Mereka manaikan angkot yang mengarah langsung ke salah satu mall di Bandung. Begitu sampai, Seulgi bahkan tak menyia-nyiakan moment untuk melihat-lihat. Kakinya langsung menaiki lift yang menuju bioskop.

Di depan kassa bioskop, Wendy dan Seulgi disambut oleh seorang kasir dengan seragam kasual. "Selamat siang. Mau nonton film apa?" tanya kasir yang mengenakan topi.

"Mau nonotn Onward, Mba," jawab Seulgi antusia.

Kasir di depan Wendy hanya mengangguk. Jarinya sibuk memencet layar. Tak samapai 5 detik, layar yang menghadap ke arah Wendy dan Seulgi menampilkan jam nonton untuk film yang tadi di minta Seulgi.

"Mau jam berapa?"

Seulgi melirik Wendy. "Mau jam berapa, Wen?"

"Jam 4 aja," Jawab Wendy di selingi senyum.

Seulgi mengangguk dan kembali memutar kepalanya menatap si kasir. "Jam 4, Mba."

"Oke. Film Onward, jam 4, untuk 2 tiket. Di teater 3, yah. Teaternya udah di buka jadi bisa langsung masuk." Lalu tiket masuk diberkan dari kasir kepada Seulgi.

Selama bersama Seulgi, Wendy sudah banyak mempelajari tentang Seulgi. Seberapa baik Seulgi, seberapa tulus Seulgi, dan masih banyak lagi. Wendy juga mulai memperlajari Seulgi dari cara terkecil, seperti menyapa orang lain hingga hal besar seperti menyelesaikan masalah. Semakin lama melihat Seulgi, semakin banyak juga Wendy menyadari jika Seulgi adalah perempuan yang luas biasa.

Bahkan sejak tadi, mata Wendy tak berhenti memperhatikan Seulgi. Bagaimana Seulgi tersenyum dengan percaya diri. Bagaiman aia tetap terlihat tenang ketika membalas kasir kemudian tersenyum ramah lagi setelahnya.

Tanpa sadar, Wendy mempelajari seluruh gerakan Seulgi. Seberapa luwesnya Seulgi mengasurkan uang dan seberapa tenangnya ia bersikap. Wendy mencatat hal itu baik-baik di hatinya dan bertekad akan memperaktekannya secepatnya.

Seulgi menoleh dan berjalan cepat ke arah teater begitu mendapatkan uang kembaliannya. "Eh teaternya udah buka, Wen. Hayu masuk," ucap Seulgi semangat.

Wendy mengangguk kemudian berjalan mengikutin Seulgi di belakang. 

to be continue...


Hi, Putri di sini!

plutowati.

She Wants To Be Like Her [Suga x Wendy] Long ver.Where stories live. Discover now