06. Seulgi's Things

364 77 0
                                    

Hari presentasi Wendy dan Seulgi akhirnya datang. Mereka mempresentasikan Bab 5 di minggu kedua setelah UTS berbarengan dengan rapat orangtua kelas 11. Wendy dan Seulgi berdiri bersisian menghadap ke arah teman-temannya. Mereka menjelaskan slide show berisi materi Bab 5 yang tengah disoroti oleh proyektor ke papan tulis.

Cara Wendy dan Seulgi menjelaskan pun terhitung bagus. Wendy bisa menerangkan bagiannya dengan runtut dan mudah dimengerti. Di tengah jalannya presentasi, Wendy bisa menjawab beberapa pertanyaan dari anak kelas yang kebingungan. Meskipun Wendy tak pandai memulai pembicaraan dengan orang lain. Namun di depan kelas Wendy bisa berbicara dengan lancar meski beberapa kali terlihat canggung dan salah tingkah.

Seulgi tak jauh beda. Perempuan itu memang memiliki kemampuan public speaking yang bagus. Seulgi terlihat tak kesusahan menerangkan bagiannya. Meskipun tak terlalu memahami bahan presentasinya, ia bisa mengatasi masalahnya dengan baik.

Setelah Seulgi beres menjelaskan, Namjoon mengangkat tangannya dan bertanya. "Kenapa gerakan 3A keiitung gagal?"

Seulgi tersenyum kecil. Senyum yang menandakan ia tidak tahu harus menjawab apa. Namun Seulgi dengan luwesnya menoleh pada Wendy dan melemparkan jawabnnya. "Pertanyaan Namjoon akan dijawab oleh Wendy."

Wendy tersenyum pasrah. Kakinya tetap maju selangkah dan melirik Namjoon yang duduk di ujung kelas. "Karena gerakan ini bukan gerakan kebangsaan Indonesia, rakjat jadi kurang tertarik. Hal itu juga gak membantu usaha tentara Jepang. Makannya dibubarin dan terhitung gagal."

Namjoon mengangguk tanpa pertanyaan tambahan. Bu Sani maju dan kembali mengambil alih pelajaran. Dalam hati, Wendy lega karena itu artinya, presentasinya sudah selasai dan ia akan mendapat nilai bagus.

Setelah Wendy dan Seulgi kembali di suruh duduk, Bu Sani mulai menjelaskan lebih dalam tentang bab pendudukan Jepang yang baru mereka jelaskan. Kelas kembali hening dan fokus mendengar. Biasanya, soal dari ulangan harian akan berasala dari penjelasan Bu Sani. Makannya tak ada satu pun orang yang mau melewatkan penjelasannya.

Setelah waktu istirahat tiba, Seulgi mendatangai bangku Wendy. Setelahnnya Seulgi pasti akan mengajak Wendy ke kantin untuk membeli makanan. Namun kali ini, Seulgi tak datang dengan wajah ceria. Gadis itu asik menatap ponselnya sambil berjalan mendekat ke bangku Wendy.

Ketika Wendy menengadah di sela membereskan alat tulisnya, ia masih melihat Seulgi asik memainkan ponselnya. "Gak bisa tidur lagi, Gi?"

Mendengar pertanyaan Wendy, barulah Seulgi beres memainkan ponselnya dan memasukannya ke saku seragam. Setelahnya, gadis itu memberengut kesal. "Iya. Tadi malem gue insomnia lagi. Niatnya tadi mau tidur. Tapi malah gak bisa. Terus tadi pagi gak sempet sarapan karena bangun telat. Jadi sekarang laper banget. Hayu buruan makannya. Gue pengen ke kantin."

Wendy menengadah setelah beres merapikan alat tulisnya. "Tapi ke aula dulu yah? Bunda tadi nyuruh gue ke sana."

Seulgi mengangguk. "Gue juga belum pernah ketemu Bunda lo."

Wendy tersenyum. "Nanti sekalian gue kenalin ke Bunda."

***

Seorang wanita paruh baya terlihat tengah berdiri di depan aula sambil memainkan ponselnya. Rambut hitamnya diikat satu. Membuat Wendy yang masih berjalan di ujung koridor dapat melihat wajahnya dengan jelas.

Senyum di bibir Wendy mengembang. Langkahnya bergerak makin cepat. "Bunda!" teriak Wendy pada wanita yang berdiri di depan aula.

Suara Wendy membuat wanita itu menoleh. Begitu pandangannya bertabrakan dengan sorot mata Wendy, senyumnya mengembang bahagia. Tubuhnya memutar ke arah kedatangan Wendy. "Wendy, kok lama sih?"

She Wants To Be Like Her [Suga x Wendy] Long ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang