SATU - Jo?

61 19 43
                                    

"Kay, kantin yuk! Laper nih gue dari tadi bosen dengerin penjelasan Pak Panji." ucapku mengajak sahabat sekaligus teman sebangku ku yang bernama lengkap Emily Ghaida Kayla, ini.

"Ck. Orang jenius mah bedaaaa. Dijelasin detail gitu bukannya paham malah bosen." jawab Kay meledekku, seperti biasa.

Aku tau aku memang memiliki kepintaran di atas rata-rata. Aku bersyukur dengan anugerah ini. Karena semua materi yang dijelaskan oleh guru pasti sudah aku pahami. Aku selalu bosan mendengarkan penjelasan yang bertele-tele.

Tapi aku juga bingung dengan anugerah yang diberikan Tuhan untukku ini. Karena anugerah ini pula yang membuatku selalu mempunyai musuh bahkan di saat aku tidak ingin bermusuhan dengan siapapun.

Aku harap di SMA kali ini tidak lagi ada orang yang menyebalkan seperti Gwen. Aku ingin memulai semuanya dari awal.

Menjadi Leandra Olivia Sava yang biasa saja, bukan menjadi Le dengan kepintaran di atas rata-rata.

Cukup masa smp ku saja hidupku dibuat tidak tenang karena ulah Gwen yang selalu tidak suka kepadaku dan melakukan apapun yang ia suka demi menjatuhkanku.

Ah, di part selanjutnya saja ya aku cerita tentang Gwen! Aku sudah sangat lapar saat ini.

"Sstt diem Kay. Lo inget kan perjanjian kita?"

Ya, sebelum masuk ke SMA ini, aku memang telah membuat perjanjian dengan Kay bahwa dirinya tidak boleh mengatakan apapun tentang aku yang sebenarnya jenius ini.

Aku tidak mau dibenci banyak orang lagi. Maklum, sahabatku yang satu itu adalah yang paling tidak terima apabila aku dibully. Kalian benar, Kay adalah sahabatku sejak di smp dan kini kita berada di sekolah yang sama lagi dan kelas yang sama.

Mungkin jika kalian akan merasa bosan kan? Namun tidak bagiku. Karena kecerdasanku ini, hanya Kay lah yang mau menjadi sahabatku dengan tulus. Tanpa memanfaatkanku sama sekali.

"Iya iya inget. Maap Non, kuy kantin!" jawab Kay menyahut sembari berdiri dan mulai ke kantin bersamaku.

---

Kami berdua tiba di kantin dan langsung memasang muka jenuh akibat kantin sudah sangat sesak oleh siswa-siswi SMA Indonesia Raya. Seketika, rasa laparku pun menguap begitu saja.

"Ah, ini nih yang bikin gue males ke kantin." keluh Kay.

"Dah lah, yuk mending beli minuman kemasan aja biar cepet" ajakku sembari menyeret pergelangan tangan Kay menuju warung yang berada di paling pojok.

Karena keadaan kantin yang sangat sesak, aku menyuruh Kay untuk menungguku agak jauh dari warung yang paling pojok ini. Dan membiarkan aku saja yang membeli minumannya.

Saat aku membuka lemari pendingin, tiba-tiba saja ada seorang laki-laki yang entah kenapa sepertinya sengaja menabrak punggungku sehingga wajahku hampir saja tersungkur ke dalam lemari pendingin. Beruntungnya, ilmu keseimbangan yang telah ku pelajari dapat ku gunakan tepat waktu. Aku masih bisa menyeimbangkan tubuhku agar tidak jatuh.

Jika aku adalah Le yang dulu, mungkin aku sudah menggeplak kepala laki-laki ini. Karena setelah menabrakku, dirinya bahkan sama sekali tidak meminta maaf. Malah langsung saja melenggang pergi ke salah satu meja kantin dan bergerombol dengan gengnya.

LEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang