LIMA - Pengumuman?

34 11 68
                                    


Happy Reading!

-----------------------------------------------------------

Aku dan Kay melangkahkan kaki ke arah pintu gerbang, karena bel pulang sekolah telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Hari ini hari jumat, jadi aku tidak ada ekstrakulikuler.

"Le, gue tiba-tiba kebelet nih. Gue ke wc dulu ya. Lo tunggu disini dulu bentaran doang kok." ucap Kay terburu-buru.

Aku hanya menggelengkan kepala sembari melihat punggung Kay yang semakin menjauh.

Ketika aku menunggu Kay di bangku dekat lorong sekolah, aku mendengar suara ribut murid SMA Indonesia Raya yang kini telah berdesakan di depan papan pengumuman alias mading.

"Eh dia yang kelas 10 MIPA 2 bukan sih?"

"Gila! Ternyata dia jenius juga ya."

"Mantep bener seorang Lin ada yang ngalahin!"

"Mana? Mana?"

"Tuh liat, yang skornya paling tinggi atas nama Leandra Olivia Sava."

Aku membangkitkan badan dari posisi duduk ketika ada yang menyebut namaku. Aku berniat mendekat ke arah papan mading juga karena sudah pasti mereka meributkan hasil seleksi olimpiade biologi tadi siang.

"Hush hush! Minggir sana minggir!"

Aku mengurungkan niat ketika melihat tiga orang perempuan yang mencoba menerobos desakan massa di depan papan mading secara paksa.

Mereka bertiga terlihat sangat penasaran ingin mengetahui hasil seleksi juga. Dan aku mengenal salah satu diantara ketiga perempuan itu.

Dia Lin!

Terlihat Lin dan teman-temannya yang sudah selesai membaca langsung mencabut paksa selebaran hasil seleksi yang terpajang di papan sana.

Lin meremas kertas itu lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Sialan!" umpat Lin yang sampai terdengar olehku.

Kemudian dirinya mengedarkan pandangan dan ya, dia mendapatiku berdiri tak jauh dari arah mading.

Tak butuh waktu lama, Lin melangkahkan kaki menuju ke arahku kemudian

PLAK!!

Siswa SMA Indonesia Raya yang tadi berkerumun di depan papan mading seketika bergerombol dan menyaksikan aksi yang baru saja dilakukan Lin.

Satu tamparan melayang dengan tepat di pipi kiriku. Dan pelakunya tak lain adalah, Lin.

"Woi! Lo berani-beraninya ya?! Nih rasain nih!" teriak seorang perempuan yang demi apa itu bukan aku.

Itu Kay, terlihat Kay berlari dari arah wc mendekati aku dan Lin. Dirinya langsung menjambak rambut Lin yang tergerai panjang karena tadi dia melihat Lin menamparku.

"Ishh lepasin gue cewek kampungan!" umpat Lin mencoba melepaskan jambakan Kay di rambutnya.

Aku yang masih merasakan panas dan perih mendera pipiku akhirnya angkat bicara.

LEANDRAWhere stories live. Discover now