ENAM - Ucapan Selamat?

46 10 90
                                    


Happy Reading!

-----------------------------------------------------------

Aku dan Kay tengah menunggu pesanan datang, hari ini kami memilih memesan dua porsi bakso urat dengan dua gelas es teh di Warung Emak. Warung yang terkenal memiliki rasa bakso paling enak se antero SMA Indonesia Raya, ini.

"Le, lo gak ada latian olimpiade hari ini?" tanya Kay yang berada di hadapanku dengan tidak mengalihkan pandangannya dari ponsel miliknya.

"Ada, ntaran paling. Istirahat kedua. Untuk waktu deket-deket ini sih belum terlalu intens latihannya,"

Kay hanya ber-oh-ria mendengar jawabanku, ah aku jadi teringat pasal ucapan Kay tempo hari yang bernada seperti mengancamku. Akhirnya aku memilih buka suara.

"Kay, maksud omongan lo tempo hari apaan?"

"Hah? Omongan yang mana?" jawab Kay bingung dan masih terfokus dengan layar ponselnya.

"Itu loh, yang hidup gue ga bakalan tenang kalo udah berurusan sama Lin," jawabku agak memelankan suara.

Kay meletakkan ponselnya ke atas meja kantin, "Ooh yang itu, jadi tuh maksudnya-"

Ucapan Kay terpotong ketika tiba-tiba Emak datang dengan dua porsi bakso di atas nampan dan dua gelas es teh yang mulai Emak letakkan di atas meja yang kami tempati.

"Silakan, Neng."

"Eh, iya Mak. Makasih," jawab Kay pada Emak.

"Jadi maksudnya apaan Kay?" tanyaku lagi ketika Emak sudah berbalik arah menuju warungnya.

"Ntar aja deh jelasinnya. Sekarang makan bakso dulu, keburu dingin ga enak kan,"

Huufft, aku hanya bisa menghembuskan nafas kasar melihat tabiat sahabatku yang satu ini. Memang, jika sudah ada makanan, tak ada lagi yang terlihat lebih menarik di matanya selain memakan makanan terlebih dahulu.

Akhirnya aku memilih mengalah dengan mulai menuangkan saus dan kecap ke dalam mangkok berisi bakso milikku. Kemudian aku mengaduknya agar rasanya tercampur rata. Setelah itu aku menyendokkan satu butir bakso beserta kuahnya ke dalam mulutku. Benar-benar enak. Tidak salah jika Warung Emak selalu ramai oleh siswa-siswi SMA Indonesia Raya yang perutnya keroncongan.

"Bakso warung Emak emang the best ya, Ka-"

Byurrrr!

Sotong goreng!

Kenapa di siang bolong begini bisa tiba-tiba hujan? Oh tidak, hujan tidak akan menerobos atap kantin.

Mata Kay membulat memperhatikan suatu objek di belakangku, aku dengan seragam yang sudah basah kuyup akibat siraman air yang entah darimana datangnya pun seketika menoleh ke arah belakangku.

"LIN?! WOEY! LO APA-APAAN SI? TAU GAK-" Oke, ini adalah dialog ke berapa kalinya yang terpotong. Karena tatapan pengunjung kantin yang seketika tertuju padaku, tiba-tiba aku teringat akan sesuatu sehingga aku memilih untuk tidak membuat keributan agar tak memperpanjang masalah.

Ya, yang menyiramkan air padaku tadi ialah Lin dan dua anteknya! Kentang goreng emang! Ingin rasanya aku kasih saus ditambah mayo kemudian aku makan-makan tuh muka nyebelinnya.

Lin tersenyum sinis, "Haha, anggep aja itu ucapan selamat gue karena lo berhasil ngerebut posisi gue di olimpiade biologi itu!" ucapnya sembari jari telunjuk yang tertuju terus padaku.

Apa-apaan ini? Masih mempermasalahkan seleksi olimpiade itu? Basi sekali!

"Heh! Lo gak usah macem-macem yah sama sahabat gue! Lagian dia salah apasih sama lo?!" kini Kay yang sedari tadi diam saja akhirnya bangkit dari duduknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang