∅ 1.2 [최종호]

1.5K 405 74
                                    

"tunggu choi!" tangan kekar byounggon menarik pergelangan hyunsuk, membuat pria pendek itu menghadapnya. "kau akan kemana?" tanya byounggon dengan volume sedikit meninggi.

"kalau jawabanku bersenang-senang, apa yang akan kau lakukan, eh?" seringai hyunsuk semakin menjadi. tanpa byounggon sadari, pria licik itu mengambil sesuatu di saku celananya.

"mari bersenang-senang byounggon! mari berpesta darah!" hyunsuk melayangkan sebuah suntikan berisi cairan berwarna merah pada leher byounggon agar cepat memasuki saluran otaknya.

manik cokelat milik hyunsuk berbinar, tawanya semakin keras ketika menyadari perubahan pada partnernya itu. pria tinggi itu menunduk, ia merasakan pusing yang amat sangat di kepalanya.

"kau bunuh choi jongho. kang yeosang adalah bagianku." hyunsuk berjalan keluar, meninggalkan byounggon yang diam mematung, masih dengan kepala menunduk.

setengah menit kemudian byounggon mengangkat kepalanya, ia melepas jas putih kebesarannya. "mari bersenang-senang, kekekeke~" seringainya.

pria bermarga lee itu menyegerakan bertemu choi jongho. pemuda yang tengah diikat kedua tangannya pada salah satu tiang di ruangan penjagalan. salah satu ruangan ter-strategis untuk membunuh manusia.

namun byounggon tak mau bersenang-senang menggunakan alat jagal seperti pisau dan kapak. ia akan menggunakan tangannya sendiri, ya, tanpa pelindung apapun.

jongho yang masih terikat pada tiang itu hanya mengamati orang-orang yang lalu lalang dengan pasrah. sampai akhirnya byounggon datang membawa hawa semakin menyeramkan di ruangan itu.

"maaf, tapi perintah choi hyunsuk adalah prioritasku." ucap byounggon.

sebelum jongho berfikir untuk apa byounggon meminta maaf padanya, pria dengan rambut biru tua itu sudah meninju ulu hatinya terlebih dahulu.

"UHOK!" jongho bahkan terbatuk, pukulan byounggon keras, berat, dan pas sekali mengenai hatinya.

bugh! bugh! bugh! duaghh!!

selama satu jam penuh byounggon menyerang jongho habis-habisan. ia berkali-kali melayangkan pukulan, tinjuan, bahkan tamparan pada jongho, sampai akhirnya pemuda choi itu tak sadarkan diri.

kepala jongho bahkan sudah bocor karena dihantam retakan bangunan yang dilempar byounggon. jangan lupakan hidungnya yang sudah mengeluarkan darah, bibir yang robek, dan wajah yang hampir tak dikenali karena sudah penuh dengan darah segar.

byounggon mengambil sebuah pisau, kemudian memutuskan tali dari ikatan tangan jongho. sudah dapat dipastikan pemuda itu ambruk ke lantai dengan tak sadarkan diri.

"bilang pada choi hyunsuk, aku membawanya ke dermaga." perintah byounggon langsung dilaksanakan salah satu bawahannya.

pria bermarga lee itu langsung menyeret tubuh terkulai jongho sampai lahan parkiran. ia membuka bagian belakang mobil box, lalu melempar jongho asal-asalan ke dalamnya. byounggon langsung melesat ke dermaga bersama satu orang asistennya.

beruntung dermaga sedang sepi sunyi sore itu. byounggon bersama asistennya dengan diam-diam membawa tubuh jongho mendekati jembatan yang dibawahnya langsung disambut oleh air laut yang dalam.

"kau membawa revolverku?" pertanyaan byounggon disambut gelengan dari si asisten. "t-tapi saya membawa katana, tuan lee..." sanggah si asisten, dengan cepat byounggon menyuruhnya untuk mengambil katana pada mobil box tadi.

kegiatan byounggon selanjutnya adalah melepaskan seluruh pakaian atas milik jongho. dan betapa terkejutnya ia ketika melihat bekas luka sobekan pada punggung jongho.

"choi jongho..."

"tuan, ini katananya— ah!" asisten byounggon yang baru saja datang sama terkejutnya dengan byounggon.

"cepat, berdirikan dia." perintah byounggon langsung dikerjakan asistennya.

asisten byounggon memegangi tubuh jongho agar berdiri menghadap tuannya. wajah yang sama sekali tak terlihat akibat luka dan darah itu membuat jongho semakin menyedihkan.

"siap?"

jlebbbb! ssrettt!

"ARGHHH!!"

hampir lima belas detik asisten byounggon menahan nafasnya akibat terlalu syok. pedang katana dengan panjang tujuh puluh sentimeter itu menembus langsung dada jongho, hampir mengenai tubuh si asisten pula.

byounggon tak tinggal diam, ia merobek tubuh jongho sampai kearah usus. dalam sekejap jongho sudah tak bernyawa, dan si asisten yang syok itu langsung melepaskan tubuh jongho ke laut.

"reflek yang bagus, ayo pulang." byounggon menyalakan puntung rokoknya.

lama-lama book list
saya jadi buku abusive
semua wkwkwkwk.

pirate tears, ateez [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang