Part 40

14.2K 618 58
                                    

[ flash back masa kecil Elisha dan Dimas ]

       Di hari yang menjelang sore sekumpulan anak-anak terlihat berkumpul di taman bermain yang terletak di samping panti asuhan muara kasih, bukan untuk bermain tapi untuk melakukan suatu hal yang lain.

"Heh bocah kacamata! Ngapain ikut kesini." Teriak salah seorang anak berbadan gembul.

"Aku.."

"Bocah culun kaya kamu ga pantes maen sama kita." Timpal anak yang lainya memanas-manasi suasana.

       Anak laki-laki yang menggunakan kacamata itu mulai di-bully. Ia di dorong-dorong, badannya yang kecil membuatnya mudah kalah dari anak-anak lain yang memiliki badan lebih besar darinya.

       Seorang anak berbadan gembul tadi mulai mencubit pipi bahkan sampai menarik beberapa helai rambut si kacamata.

"hentikan." Lirihnya

"Atau apa ha!."

       Diam-diam anak berkacamata itu tersenyum miring, tangannya mengepal kuat didalam saku celana. Sampai sebuah suara mengejutkan gerombolan anak-anak yang tengah asik mem-bully temannya.

"Hentikannn!" Teriak seorang gadis kecil.

       Semua mata menjadi tertuju pada gadis itu termasuk Dimas kecil yang tadinya terus menunduk karena di bully oleh teman sebayanya.

"Eh ada anak kesayangannya bunda Asih."

"Pergi aja yuk, gak asik tu anak."

"Iya ntar dia ngadu sama bunda Asih."

       Begitulah kira-kira yang dikatakan anak-anak panti tentang Elisha kecil yang tidak pernah memiliki teman. Mereka langsung pergi meninggalkan Dimas si kacamata dan Elisha.

       Dimas memperhatikan gadis itu yang secara tidak langsung telah menyelamatkannya dari bully an. Elisha acuh tak acuh melewati Dimas seperti tidak terjadi apapun sebelumnya.

"Tunggu."

Elisha menghentikan langkahnya dan melihat kebelakang.

"Terimakasih." Ucap Dimas

"Tentu." Balas Elisha

       Setelah menjawab seadanya Elisha akan segera melanjutkan langkahnya namun kembali terhenti karena si kacamata itu kembali memanggilnya.

"Aaa siapa namamu?."

"Kalau kau ingin tau, cari tau lah sendiri." Ucap Elisha cuek. Ia kembali melangkah kan kakinya pergi dari taman bermain itu, meninggalkan Dimas kecil yang memandang kepergiannya dengan senyuman misterius.

       Keesokan harinya seperti biasa Elisha latihan sebentar dengan ibu Asih di kamar khusus di dalam panti yang hanya di ketahui ibu Asih dan Elisha.

"Lebih kuat." Perintah ibu Asih.

       Elisha berusaha lebih keras memukul batang kayu yang sudah dilapisi sejenis matras. Meski sudah dilapisi oleh selembar matras namun tangan Elisha masih merasa kan kerasnya batang kayu yang berada didalam matras. Jari-jari lecet tapi ia terus berlatih sampai ibu Asih yang menyuruh nya berhenti.

"Kamu kelelahan sha, sudah kemari lah." Ajak ibu Asih

Elisha mendekat, keringat bercucuran membasahi bajunya.

"Majukan tanganmu." Perintah ibu Asih

Elisha menurut dan memajukan kedua tangannya.

Ctasss

He's a Psychopath ✓Where stories live. Discover now