Alex's DARK LOVE [04]

14.8K 962 43
                                    

DOUBLE UPDATE!!!

Jangan lupa tinggalkan Vote 🌟dan Komen💬

Follow Instagram dits_feb

💞💌💞💌💞💌💞💌💞💌💞💌💞💌💞💌💞💌💞

Alex mengusap wajahnya berkali-kali. Sebelah tangannya memegang kening yang berdenyut dan sebelahnya lagi masih setia memegang bolpoint. Genggaman jari Alex pada bolpoint tersebut kian mengeras, udara di sekitarnya terasa menipis. Alex melonggarkan sedikit dasinya memberi ruang pada lehernya yang kian sesak. Alex menghela napas kasar, Geraman tertahan keluar tanpa bisa ia cegah. Wajahnya memerah sebagai pertanda ia kesal dengan interview hari ini.

Benar-benar jauh dari ekspetasi Alex. Dari sekian banyak yang mengikuti seleksi  tidak ada satupun bagi Alex yang sesuai dengan kriteria yang di inginkan.

Alex membenarkan posisi duduknya saat peserta selanjutnya memasuki ruangan. Sesi pertanyaan kembali berjalan,

"Hanya segitu?" tanya Alex dingin. Wajahnya sungguh datar dan tatapan mata begitu tajam.

"I-iya pak."

"Yasudah, silahkan keluar!" Alex berkata ketus membuat peserta yang mengikuti seleksi menatapnya gugup sekaligus takut.

"Maaf pak,"

" Hasilnya akan di kabarkan dalam beberapa hari ke depan."

"Ba-baik pak. Permisi."

Jelas sekali semua peserta seleksi selalu gugup jika berhadapan dengan Alex. Aura-nya yang dingin membuat mereka ketakutan terlebih jika semua pertanyaan dan jawaban di utarakan dengan singkat, padat, dan jelas. Siapapun mereka, akan mempunyai firasat sendiri apakah mereka berhasil atau gagal.

"Peserta selanjutnya."

Fausto mengusap wajahnya frustasi. Pasalnya dari beberapa peserta yang mengikuti seleksi belum ada satupun yang memenuhi kriteria yang di inginkan Alex dilihat dari ekspresi Alex menanyai setiap pelamar. Ia heran, Tuan-nya Alex itu berniat mencari karyawan atau mencari isteri.

Todd datang dari belakang menghampiri Fausto.

"Bagaimana?"

Fausto menggeleng lemah."Aku yakin Alex tidak akan menerima salah satu dari mereka. Dan jawabannya sudah pasti, tanda X itu terlalu besar untuk di sembunyikan."
Jarak ruangan mereka saat ini tidak terlalu jauh hanya berhalangan dinding kaca saja dari tempat Alex menyeleksi. Ruangan transparan itu menjadi saksi bisu kegagalan para calon yang mencari keberuntungan.

"Aku heran, kalau begini ceritanya kita tidak akan mendapatkan sepuluh persen dari jumlah keseluruhan."

"Kau jangan khawatir. Kita semua mengenal Alex, dia punya cara tersendiri untuk  memilih karyawan. Seperti katanya tadi 'Tidak masalah mendapatkan sedikit yang penting berpotensi.' itu yang dia butuhkan." kata Fausto menirukan ucapan Alex beberapa waktu lalu.

"Aku tahu. Dari sekian banyak pemimpin yang ku kenal, dia tetap menjadi nomor satu."

"Ya, itu dia."

"Jadi sudah berapa peserta?"

"Sembilan belas."

"A-apa?!" Todd kembali menatap dinding transparan dimana Alex berada. Bos-nya itu benar-benar

•°•°•°•°•°•°•

Alex menyingkirkan setumpuk map berisi data peserta yang di seleksi. Ia memegang lehernya kemudian memutar ke kanan dan ke kiri. Tulang lehernya berbunyi cukup keras, Alex merenggangkan seluruh otot tulang tubuhnya, seperti tangan dan persendian lain. Rasanya sedikit melegakan dari sebelumnya. Kembali fokus, Alex menjulurkan tangan mengambil map di sebelah meja. Ia memperhatikan map tersebut yang rupanya tinggal satu. Ternyata hampir semua peserta yang mengikuti seleksi jauh dari yang diharapkan. Kepalanya kembali bergeser empat puluh lima derajat memperhatikan setumpuk map yang dia tandai dengan huruf X besar.

Alex's DARK LOVE (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now