RARA 1

57.4K 1.7K 271
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote + comment

__________

"Aku hanya ingin hidupku bahagia itu saja bisakah?"


Pagi yang cerah menyapa dihari senin yang kurang diminati sebagian makhluk hidup bernama manusia.

Tok tok tok.

"Woy bangun lo bocah buka pintunya cepetan!" Metta berteriak didepan pintu kamar seseorang, dengan tangannya yang mengetuk pintu secara kasar dan terus menerus.

"Woi sialan, cepetan buka!" Rasanya pintu sudah tidak kuat menahan hantaman tangan Metta.

Ametta Karina Putri Adelson.
Saudara tiri yang sangat disayangi oleh adiknya. Namun sangat disayangkan, karena keduanya bukan saudari kandung.

"Iya kak, ini Rara udah bangun kok." Rara berjalan menuju pintu dan membukannya. Terpampang wajah garang kakaknya.

Rara sudah bersiap untuk mendengarkan omelan kakaknya.

Sebenernya Rara sudah siap sejak tadi, hanya saja Metta yang tidak sabaran menghampiri kamar Rara dan mengetuk pintu dengan kencang.

Cassandra Kanaya Putri Adelson.
Putri satu-satunya dari keluarga Adelson, sebelum papanya menikah lagi dengan mamanya Metta, hingga mengubah sosok Naya menjadi sosok Rara.

"Lo tadi ngomong apa? Kakak? gak sudi gue punya adek kayak lo!" Metta bersedekap dada, matanya menatap Rara dengan pandangan yang tidak mengenakkan.

"Jangan panggil gue kakak lagi, gue muak dengernya! Paham gak lo?!" Metta membentak Rara sambil menunjuk ke wajah Rara dengan gaya angkuhnya.

"Lagian gue bukan kakak kandung lo, jadi gak usah sok akrab sama gue." Metta menatap Rara tajam.

"Iya maaf. Rara lupa, janji gak ngulangin lagi, tapi Rara mohon jangan bentak-bentak Rara." Rara menunduk, suaranya yang bergetar menandakan bahwa dia sedang menahan diri untuk tidak menangis didepan Metta. Rara tidak ingin Metta menganggap dirinya cengeng.

"Nangis aja lo gak usah ditahan, emang dasarnya lo cengeng. Dikit-dikit nangis, merasa paling tersakiti, drama banget hidup lo." Metta memalingkan wajahnya. Metta muak melihat muka Rara.

"Sekarang lo pergi ke kamar gue dan bersihin kamar gue sampai bersih cepetan! Awas aja kalo baju-baju kotor gue gak lo bawa ke laundri hari ini." Metta masih berdiri didepan Rara dengan senyuman khasnya.

"Tapi kak, eh maaf. Tapi ini hari senin, Rara gak mungkin bawa bajunya ke laundri, nanti Rara telat sekolah." Rara memberanikan diri manatap Metta, namun dengan segera Rara beralih menatap lantai.

"Ini hari pertama Rara MOS nanti Rara dihukum." Kali ini Rara sudah tidak bisa menahan tangisnya, Rara tidak mau telat ataupun membolos, Rara takut mengecewakan papanya yang sudah membiayainya sekolah.

"BODOAMAT! cepetan sana, gue mau berangkat semoga lo telat adekku hahaha." Metta berjalan ke bawah dan mengambil kunci mobil kesukaannya dengan tawanya yang menggelegar.

Penghuni rumah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sehingga tidak mendengar obrolan kakak beradik ini.

"Ayo Rara kamu pasti bisa, tapi ini udah jam 6.40." Rara melihat jam yang melingkar di tangannya, kemudian menghela nafas panjang.

"Semoga bisa," gumam Rara.

Rara berjalan dengan tergesa menuju kamar Metta dan membersihkan kamar Metta, lalu mengambil pakaian kotor yang akan dia bawa ke laundri.

Setelah dirasa semua pakaian sudah dibawa, kemudian Rara berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah. Dan tak sengaja Rara berpapasan dengan bi Minah. Pembantu yang sudah Rara anggap seperti ibunya sendiri.

RARA [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora