RARA 5

12.8K 719 68
                                    

Jangan lupa vote+comment:)
Happy reading💙

__________

"Mendapatkan perhatianmu aja susah, apalagi hatimu."

Pagi-pagi sekali, Rara sudah siap dengan seragam sekolahnya, Rara keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur untuk sarapan.

"Eh kak Metta udah pulang, pulang kapan kak?" Rara berjalan kearah Metta yang sedang melahap roti nya.

"Gak usah sok asik deh lo." Metta memutar bola matanya jengah.

"Mama juga udah pulang kan kak?" Rara mengedarkan pandangannya guna mencari mamanya.

"Hm, udah deh sana lo pergi aja! Ganggu gue sarapan tau gak!" Metta menatap tajam.

"Rara mau sarapan juga kak, boleh kan kalau Rara sarapan disini?" Rara memandang Metta penuh harap.

"Serah."

Tanpa basa-basi Rara langsung duduk dikursi yang berhadapan dengan Metta, kemudian Rara mengambil roti dan mengoleskan selai strowberry kesukaannya.

"Kak Metta mau berangkat? Rara nebeng kak Metta boleh? Soalnya sepeda Rara bocor kak." Rara melihat Metta bangkit dari kursi dan mengambil tas beserta kunci mobil nya.

Sepeda Rara kemarin tidak sengaja terkena paku saat perjalanan pulang, yang sialnya menyebabkan ban sepedanya bocor, jadi hari ini tidak bisa dipakai.

"Lo dibaikin malah ngelunjak ya! Dasar gak tau diri!" Metta berhenti dan membalikkan badannya menghadap Rara, dan sedikit mengeraskan volume suaranya.

"Eh ada apa ini Metta?" Karing baru saja turun karena ingin mengambil minum, namun malah disuguhkan perdebatan yang menurutnya menggangu. Alhasil Karin berada diantara Metta dan Rara.

"Tuh parasit gak tau diuntung bikin aku kesel ma." Adu Metta kepada Karin dengan muka cemberut.

"Kesel kenapa sih sayang?" Karin mendekat kearah Metta lalu mengelus kepala Metta dengan sayang. Rara yang melihat itu hanya bisa tersenyum miris sambil menunduk, Rara juga ingin diperlakukan selembut itu.

"Masa dia mau numpang di mobil kesayangan aku mah, ogah banget!" Metta melirik Rara.

Karin berbalik menatap Rara.
"Oh udah mulai berani ya kamu! Sana pergi jalan kaki, jangan harap saya sudi ngasih kamu uang!" Karin mendorong Rara sampai terjatuh.

Rara hanya meringis sambil memegangi pantatnya yang terasa panas.

"Tapi ma, jarak rumah sama sekolah jauh. Nanti Rara bisa telat, terus kalau Rara mau makan gimana ma?" Rara menahan tangisnya, dia tidak boleh terlihat lemah dimata mama dan kakak nya.

"Bukan urusan saya!" sentak Karin.

Rara menghela nafasnya pelan, uang bukan segalanya yang Rara butuhkan hanya kasih sayang dan perhatian itu saja sudah cukup bagi Rara.

"Yaudah ma, kak, Rara berangkat  dulu." Rara mengulurkan tangannya bermaksud untuk menyalimi mamanya.

Karin hanya diam saja tanpa menjawab ataupun membalas uluran tangan Rara. Sakit memang apabila di acuhkan oleh orang yang kita sayang.

Dengan hati yang berdenyut sakit, Rara menurunkan tangannya dan berjalan keluar rumah. Metta yang menyaksikan itu pun tersenyum puas. Senang rasanya bisa membuat Rara menderita.

__________

"Untung gak telat." Nafas Rara tidak beraturan dikarenakan berlari sepanjang perjalanan menuju sekolah. Rara sudah berada di kelasnya dan duduk dibangkunya.

RARA [END]Where stories live. Discover now