RARA 4

12.5K 777 91
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote+comment

__________

"Jika kamu ingin dihargai maka hargai dulu orang lain."

Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya.

"Hai."

Rara terkejut dengan kedatangan Revan. "Eh kak Revan."

"Udah bel loh Ra, lo gak masuk kelas?" Revan duduk disebelah Rara.

"Gak kak, mau bolos aja sampai istirahat." Rara belum mengalihkan tatapannya dari kotak bekal merahnya yang kini berpindah dipangkuannya.

"Hm yaudah gue temenin deh." Revan mengelus rambut Rara pelan.

"Gak perlu kak, nanti kak Revan dimarahi guru." Rara mendongak menatap mata teduh Revan dan menepis tangan Revan secara halus. Rara sedikit risih.

"Tenang aja, mau cerita sesuatu?" Revan tersenyum manis dengan mata sipitnya.

"Sebenarnya Rara tipe orang yang gak suka cerita ke orang lain, tapi gak tau kenapa Rara nyaman ngobrol sama kak Revan, oh iya boleh gak kalau Rara panggilnya kak Ian aja." Rara tersenyum.

Nama panjang Revan yaitu Revan Sebastian Nugroho. Jadi Rara memanggilnya Ian, dari penggalan nama Sebastian.

"Kak Ian?" Revan mengerutkan keningnya.

"Iya, bolehkan kak kalau Rara panggil kak Ian?" Rara menatap Revan.

"Iya boleh kok, jadi cerita?" Revan balik menatap Rara.

"Jadi gini..." Rara menceritakan kejadian tadi secara detail kepada Revan.

Tanpa disadari mereka, ternyata ada dua orang yang baru saja datang dan melihat dua sejoli yang duduk bersebelahan di bangku taman.

"Ye tuh anak dicariin malah asik ngobrol." Daffa kesal dengan Revan, rasanya ingin memukul kepala Revan sampai benjol.

Daffa sudah menunggu Revan di kantin sejak bel istirahat dibunyikan, namun hingga bel berakhirnya istirahat terdengar, Revan tidak kunjung datang juga.

"Cabut." Alvaro memerhatikan mereka berdua dengan sinis.

"Murahan." Gumam Alvaro yang tentunya hanya bisa di dengar oleh dirinya sendiri.

"Kuy ke kantin lagi aja Al! Pak botak katanya gak masuk." Daffa dengan semangat mengajak Alvaro.

"Hm." Alvaro dan Daffa kembali berjalan menuju kantin.

Sementara itu, Rara baru saja selesai menceritakan kejadian tadi kepada Revan.

"Gitu kak ceritanya." Raut wajah Rara terlihat sendu.

"Kalo menurut gu-" Belum sempat menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba terdengar notif masuk dari handphone Rara.

Ting!

"Sebentar kak." Rara mengambil handphone nya yang berada didalam saku seragam sekolahnya.

"Bella." Rara melihat layar handphone nya yang menampilkan nama Bella.

"Kenapa Ra?"

"Bentar kak, Rara baca pesan dari Bella dulu." Revan mengangguk. Kemudian Rara membuka pesan dari Bella.

Bella Bacot 🐽

Woy
Raaaa
Raraaa
Woy budek kemana lo!
Nih bu sayang, eh bu Mayang nyariin lo!
Cepetan kesini
Pusing gue mikir alesannya
Woy batu idup!!

RARA [END]Where stories live. Discover now