34

3.7K 215 43
                                    

BRAK ....

"Abang!! Abang kenapa? Abang, jawab adek plis ... jangan bikin adek khawatir, hiks ...."

Ucapan Fahira tak dijawab sama sekali oleh Reyhan.

"Abang!"

Tut...tut....

Sambungan telpon antara Fahira dan Reyhan seketika terputus. Fahira sungguh khawatir, Ia berusaha menelpon Reyhan, namun tak diangkat. Fahira ingin menyusul Reyhan, tapi ia tak tau dimana keberadaan Reyhan saat ini. Fahira bingung, ia tak bisa berpikir panjang saat ini. Ia hanya memikirkan keadaan Reyhan.

"Bi, Fa mau susulin abang, bi. Ayo, bi, hiks ...." Fahira sudah benar-benar menangis. Ia takut terjadi sesuatu pada Reyhan. Rasa marahnya pada Reyhan telah terhalang oleh rasa khawatirnya.

"Tapi udah malam, non. Kenapa tidak besok saja, takutnya terjadi apa-apa."

"Nggak! Fa mau sekarang. Plis, bi, hiks ... Fa gak mau abang kenapa-kenapa." Tangisan Fahira makin menjadi.

"Tapi, non? Non! bangun, non." Fahira tiba-tiba pingsan. Bi Mumun ikut khawatir, disaat Reyhan tak tau dimana keberadaannya, dan sekerang Fahira pingsan. Bi Mumun membaringkan Fahira di sofa. Untungnya sebelum benar-benar pingsan, bi Mumun langsung sigap menangkap Fahira.

Reyhan'POV

BRAK....

Keadaan malam itu cukup gelap, jalanan pun kurang pencahayaan. Disaat Reyhan sedang fokus dengan pikirannya karna Fahira marah padanya, tiba-tiba saja Reyhan mengerem mobilnya secara mendadak. Hal itu membuat ponselnya terjatuh dan sambungan telpon dengan Fahira terputus.

"Astaghfirullah'halazim," gumamnya.

Terjadi kecelakaan antara mobil dengan mobil di depan mobil Reyhan. Jika Reyhan telat mengerem mobilnya, bisa-bisa kecelakaan itu menjadi kecelakaan beruntun. Reyhan sempat kaget atas kejadian itu. Ia sedikit memundurkan mobilnya, lalu keluar dari dalam mobil. Banyak orang-orang mengerumuni tempat kejadian tersebut. Reyhan pun ikut melihat ke tempat itu.

Kejadiannya cukup parah. Reyhan mendekat ke arah korban kecelakaan, sepertinya orang itu habis minum minuman terlarang. Reyhan mencoba mengecek keadaan korban tersebut. Namun, orang itu meninggal di tempat. Sementara korban yang satunya juga seorang laki-laki, tapi keadaannya kritis.

Sebenarnya Reyhan ingin membantu, namun kata orang-orang yang sedang berada di situ, mereka sudah menelpon ambulan. Beberapa menit setelah itu, datang mobil ambulan, lalu membawa korban kecelakaan ke rumah sakit.

"Astaghfirullah, istri gue," batin Reyhan.

Dengan cepat Reyhan kembali ke mobilnya. Ia yakin pasti saat ini Fahira sangat mengkhawatirkannya. Pasalnya, suara kecelakaan itu cukup keras. Pasti Fahira mendengar suara kejadian itu.

•••

Sesampainya di rumah, keadaan rumahnya tampak sepi.

"Assalamu'alaikum," Ucap Reyhan sambil mengetuk pintu.

"Wa'alaikumsalam, Alhamdulillah, den Reyhan pulang," ucap bi Mumun setelah membuka pintu.

"Fahira mana, bi?"

"Sehabis telponan sama den Reyhan, non Fahira pingsan," jelasnya.

"Astaghfirullah, sekarang Fahira dimana?"

"Ada di kamar tamu."

Cuek? Bodo amat!! [TERBIT - Tersedia versi E-BOOK]Where stories live. Discover now