#5

688 71 14
                                    

Asal itu membuatmu tenang dan nyaman, aku akan melakukannya.

©©©

Sela merutuki dirinya sendiri ketika memasuki gerbang sekolahnya. Selalu mengucap syukur kala melihat gerbang yang belum di tutup. Untung saja Sela sampai tepat waktu.

Semalam, Sela memang tak bisa tidur. Memikirkan Rava yang tanpa hati berkata seperti itu padanya. Kenapa juga lelaki itu harus datang kerumahnya?! Tiba-tiba lagi.

Alhasil karena Sela tak tahan menahan rasa kesalnya, ia menelpon Dilla semalam untuk sekedar curhat. Dilla yang memang suka begadang pun tak masalah ketika Sela menelponnya. Alhasil Sela ikut begadang dan membuatnya susah bangun ketika pagi tadi.

Tak terasa kaki gadis itu sudah melangkah hingga sampai di koridor. Mata gadis itu melotot, dan hampir saja terjatuh karena mendadak kakinya lemas. Ia pun menghentikan langkahnya.

Di depan sana, tepat berjarak 10 meter dari tempatnya berpijak. Terdapat Rava beserta ketiga temannya. Dan baru Sela sadari bahwa saat ini ia berada di koridor kelas XII. Memang sih jika ke kelasnya harus melewati koridor kelas XII dulu baru sampai di koridor kelas XI. Tapi kenapa mereka masih di depan kelas?!

Tenang Sela, tenang. Bersikap biasa aja, dan seolah gak kenal mereka! Batin Sela memberi sugesti.

Mereka memang tak menyadari kehadiran Sela, karena terlalu asik mengobrol. Beberapa kali gadis itu mengambil nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

Memantapkan niat, lalu perlahan kakinya kembali melangkah. Semoga saja Rava dan teman-temannya tak menyadari kehadirannya!

Sela terus menatap ke depan, tanpa mengalihkan pandangannya. Ia takut jika pandangannya bertemu dengan Rava.

Berhasil!

Gadis itu melewati Rava dengan biasa saja, seperti orang tak saling kenal. Entah bagaimana ekspresi lelaki itu, yang jelas sudah di pastikan bahwa Rava menyadari kehadirannya.

Huh. Alhamdulillah. Batin Sela bersyukur.

"Sela!"

Deg!

Baru saja beberapa langkah berhasil melewati Rava and the genk. Ada saja hal yang membuatnya tegang tak karuan. Siapa sih yang memanggilnya?! Ingin menoleh ke belakang tapi takut. Jujur, bukannya terlalu percaya diri akan tetapi sedari tadi Sela merasa bahwa dibelakang sana Rava tengah memperhatikannya. Apalagi koridor mulai sepi, dipastikan lelaki itu menatapnya tanpa rasa khawatir.

"Tumben lo datang siang?"

"Astaghfirullah!" Kaget Sela saat tiba-tiba seseorang datang di sampingnya. Hampir saja gadis itu terjungkal ke belakang jika tidak segera di tangkap tangannya oleh orang itu. Sungguh, kali ini Sela kaget berlebihan.

"Sorry-sorry, gue ngagetin ya?" Sesal seseorang itu yang merupakan laki-laki.

Sela mengerjapkan mata beberapa kali, lalu tersadar akan pergelangan tangannya yang masih di pegang lelaki itu. Sela pun langsung melepaskannya. Gawat! Mati! Tubuhnya tegang seketika! Bukan! Bukan karena ia tengah baper dengan lelaki di hadapannya ini. Akan tetapi sosok yang masih ada di belakangnya sana! Sela tadi sempat melirik sekilas, dan naasnya Rava dan kawan-kawan masih ada disana.

Are You My Boyfriend?Where stories live. Discover now