#6

851 69 21
                                    

Tak semua yang kamu pikirkan sejalan dengan pikiranku-

©©©

"Pergi sana."

Eh?

Sela menoleh kearah Rava yang menatapnya datar, baru saja ia selesai mengobati luka lebam di wajah lelaki itu. Dan tadi apa? Rava mengusirnya?

"Eehhh....itu...anu Rav.....em....." Sela berusaha untuk buka suara, namun rasanya sulit.

"Apa?" Rava menyela dengan nada tak ramah.

Lah bukannya kemarin Sela yang marah? Kenapa sekarang jadi Rava?

"A-aku mau......jelasin soal-"

"Gak perlu." Potong Rava mengalihkan pandangannya kearah lain. Tanpa disadari, Sela memajukan bibir bawahnya berusaha sabar menghadapi sikap Rava.

"Aku gak ada apa-apa sama Ariel." Jelas Sela kekeh.

"Dia cuman murid baru yang tiba-tiba sok kenal dekat sama aku....beneran." Lanjutnya dengan kepala menunduk sembari memainkan kuku-kuku dijarinya.

"Cuman teman tapi ada adegan rangkulan sama pegangan tangan." Cibir Rava tanpa menoleh kearah Sela sedikit pun.

Sela meneguk salivanya susah payah. Wah apa dia terlihat seperti gadis yang tengah mengemis permintaan maaf?

"Rava-"

"Biasanya juga biasa aja kalau gue rangkul, Lo baper ya?! Udah bel Sel, ke kelas yuk. Dih." Rava mencibir lagi, masih mengingat ucapan Ariel tadi.

Astaga Sela harus bagaimana? Ini si Rava kenapa sih?! Kalau di katakan cemburu, bukan tipe Rava. Tapi kalau tidak cemburu, Rava kenapa?

"Intinya aku sama dia gak ada apa-apa Rav. Cuman teman sekelas, dia teman baru aku. Emang suka gitu, orangnya sok kenal lama. Masalah em.... rangkul sama...pegang tangan itu gak seperti yang kamu maksud! Aku juga gak biasa dirangkul dia kok! Tadi Ariel cuman asal ceplos aja....serius...." Sela menjelaskan dengan menggebu-gebu, jujur ia takut.

Hening.

Membuat Sela mengangkat pandangannya dan langsung bertemu tepat dengan tatapan Rava yang tertuju padanya. Astaga ini maksudnya apa?!

Rava segera mengalihkan pandangannya, berusaha untuk mengendalikan diri. Bodoh. Kenapa juga ia menatap gadis itu terlalu dekat!

"Lo gak perlu jelasin." Ucap Rava berusaha menguasai diri. "Gak penting juga." Lanjutnya dingin.

Mata Sela menatap Rava tanpa berkedip. Oh jadi ini tidak penting? Lalu kenapa ia harus susah payah untuk menjelaskan?

"Gak penting?" Sela menganggukkan kepalanya seolah tengah mengerti, lalu gadis itu tersenyum menatap Rava yang masih memilih menatap objek lain. "Yaudah kalau gitu, aku balik ke kelas. Setidaknya kalaupun gak penting aku sudah berusaha untuk jelasin. Aku harap alasan kamu berantem sama Ariel bukan karena aku."

Setelahnya Sela berdiri dari duduknya, ingin segera beranjak pergi akan tetapi lengannya ditahan oleh Rava. Rava yang tersadar langsung melepaskan cekalannya, kenapa ia bisa?

Are You My Boyfriend?حيث تعيش القصص. اكتشف الآن