#2

940 78 12
                                    

Apa kamu tak pernah berfikir tentang akibat apa yang akan terjadi atas perbuatanmu itu terhadap orang disekitar?

©©©

Sela, gadis itu dengan tergesa-gesa berlari menyusuri koridor yang bernuansa putih ini. Jangan lupakan air matanya yang terus saja menetes saat mendengar kabar buruk yang terjadi pada kekasihnya beberapa menit yang lalu. Dan tak lupa juga Fadhil yang mengekor dibelakang gadis itu.

Penampilan gadis itu jauh dari kata rapi. Dengan piyama doraemonnya dan rambutnya yang dikucir asal memperlihatkan secara jelas bahwa gadis itu baru bangun tidur.

Dan benar saja. Disaat Sela sudah berada di alam mimpi, ponsel yang memang berada di sampingnya itu berbunyi keras. Menandakan ada telefon masuk. Awalnya Sela malas untuk membuka mata, namun saat dirasa panggilan itu terus menerus tanpa berhenti Sela dengan terpaksa mengangkatnya tanpa membuka mata.

Dan yap! Sebuah kabar dari salah satu sahabat Rava mengatakan bahwa kekasihnya itu telah berada di rumah sakit dikarenakan kecelakaan. Dan tanpa berfikir panjang pun Sela langsung bangkit dari tidurnya lalu keluar rumah tanpa pengetahuan kedua orangtuanya. Fadhil, lelaki itu sudah stay di depan rumah saat ia baru saja membuka gerbang berniat untuk menjemput dirinya. Awalnya Sela terkejut akan wajah lelaki itu yang terdapat luka pada pelipisnya namun Sela hanya bisa diam. Yang ia pikirkan adalah keadaan kekasihnya.

Berakhirlah sekarang Sela dengan penampilan tak tertatanya tengah mengontrol nafas saat sampai di depan ruangan kekasihnya berada.

"Gimana keadaan Rava?" Tanyanya dengan lirih.

"Berdoa aja yang terbaik buat dia." Sahut Hito.

Jujur, Sela tampak takut. Kala melihat banyaknya antek-antek Rava disini. Mereka semua tampak mengerikan dengan penampilan berandalan seperti itu. Apalagi saat melihat wajah mereka yang banyak luka seperti habis berkelahi. Dan seketika mereka melihat penampilan Sela dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Heh! Mata kalian pengen gue colok? Jangan mentang-mentang gak ada Rava kalian bisa bebas liatin pacarnya?!" Tandas Fadhil dengan geram.

"Selow ae boss, habisnya gue heran sama penampilan dia. Masa pake piyama udah nyasar ke rumah sakit?" Jelas Roy.

Seketika mereka tertawa, dan Sela baru menyadari akan penampilannya yang benar-benar kacau. Ia malu!

"Kalian bisa diem? Atau mau di hantam sama Rava?"

Ucapan dari Fadhil mampu membuat mereka semua bungkam. Sedangkan Sela hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Sorry Sel, niat kita cuma mau bercanda. Biar lo gak terlalu tegang dan takut sama kita." Ujar Roy.

Sela hanya mengangguk kaku.

"Lo duduk dulu, biar gue urus administrasi Rava." Titah Fadhil lalu melenggang pergi begitu saja.

Administrasi Rava? Emang orangtuanya kemana? Batin Sela heran. Matanya menatap sekeliling dan ia tak melihat keberadaan kedua orang tua kekasihnya disini.

"Lo pasti bingung ya kemana orangtuanya Rava? Mereka ada kok tapi sengaja gak kita kasih tahu soal Rava. Soalnya bahaya kalau mereka tahu. Hehe." Jelas Hito yang sudah duduk di sampingnya. Dan itu membuat Sela sedikit menggeser posisi tubuhnya.

Are You My Boyfriend?Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin