#7

529 64 18
                                    

Bukan hanya soal perasaan,

©©©

"Halo? Kenapa dek?" Sapa seseorang diseberang sana kala mengangkat telepon.

"Abang lagi dimana? Di apartemen ga?" Tanya seorang gadis, tak lain adalah Sela yang kini duduk termenung di ruang tengah.

"Ah itu ... Abang lagi ada janji sama temen. Kenapa? Sela ada perlu sama abang?"

Sela menghela napas sejenak. "Yaudah deh, kapan-kapan aja bang Sela ceritanya." Ujarnya.

"Cerita apa dek? Kalau mau sekarang gapapa, biar Abang batalin janji sama temen." Ujar Abang Sela.

"Ha? Gausah bang, kan gak enak sama temen abang. Udah gapapa lain kali aja."

"Serius gak papa?" Tanya abangnya sekali lagi memastikan.

"Iya." Jawab Sela seadanya.

"Kok cuma iya? Apa ngambek?"

"Engga. Ngapain?"

"Serius?"

"Iya bang Zevan!" Gemas Sela, yang disahuti kekehan abangnya.

Setelah mengucap salam, Sela mematikan sambungan teleponnya. Menghela nafas berat, sembari menyenderkan punggungnya di sofa.

"Gue harus gimana?" Tanyanya entah kepada siapa.

"Kenapa dia dateng tiba-tiba, tanpa kasih tau? Kalau begini gue harus apa?" Ucap Sela lagi, merasa frustasi.

Ini sudah pukul 7 malam. Dan kini Sela seorang diri dirumah. Mama dan papanya berpamitan pergi keluar tadi sebelum Maghrib, katanya ada urusan penting.

Masalah tadi sore, membuat Sela merasa frustasi. Ucapan Ariel serta Rava yang tiba-tiba melewati dirinya begitu saja tanpa reaksi apapun membuat Sela bingung. Apakah Rava salah paham lagi dengannya atau memang tidak perduli? Padahal sudah sangat jelas bahwa lelaki itu sedang menahan gejolak amarahnya. Bahkan belum sempat menahan dan menjelaskan ke Rava apa yang terjadi, Sela harus melewatkan kesempatan kala sang mama menyuruh untuk segera pulang.

Kebanyakan berfikir, Sela sampai tak dengar bahwa sedari tadi bel rumahnya berbunyi. Dengan langkah lesu, Sela berjalan menuju pintu utama.

Mama sama papa cepet amat pulangnya. Batin Sela, mengira bahwa yang datang kedua orangtuanya. Eh tapi??? Kenapa juga mereka harus memencet bel terlebih dahulu ketika masuk rumah sendiri?

"Tamu?" Ucap Sela sendiri.

Tak memperdulikan siapa yang datang malam begini, Sela membuka pintunya.

"Hai."

Ariel

***

21.32

Dua orang remaja dengan penampilan jauh dari kata rapi, saling berhadapan dengan tatapan yang tak menunjukkan kedamaian. Hanya mereka berdua, di tengah jalan yang sepi. Dengan kedua motor mereka, salah satunya menghadang.

Are You My Boyfriend?Où les histoires vivent. Découvrez maintenant