#65

5.4K 251 101
                                    

"Berusaha sekeras mungkin, jika Tuhan tidak berkehendak kita hanya harus ikhlas."

~ Author 


Halo guys ketemu lagi kita. 

Enjoy the story 

Happy Reading^^


Latisya benar-benar tak habis pikir dengan Kendra. Dia bilang tak memiliki perasaan yang sama, tapi mengapa dia selalu peduli tentang apa yang dilakukan Latisya. Oke, mungkin ini hanya perasaan Latisya saja, karena Kendra masih menganggapnya sahabat.

Tapi, mau sampai kapan Latisya menghilangkan perasaan itu, sedangkan dia masih bertemu dengan Kendra. Latisya harap kemarin adalah yang terakhir dia bertemu dengan Kendra. Hati dia belum kuat untuk merasa biasa saja saat berdekatan dengan Kendra.

Latisya ingin meluruskan permasalahan ini dengan Tari, bagaimanapun juga ini hanya sebuah kesalahpahaman belaka. Latisya sengaja saat istirahat ke kantin sendirian tanpa kelima sahabatnya, untuk bertemu dengan Tari.

Setelah menunggu Latisya melihat Tari bersama teman-temannya, tanpa menunggu lama lagi Latisya langsung menemui Tari.

"Tar, gue mau ngomong sama lo."

"Masalah kemaren lagi?"

"Iya."

"Udah jelas Sya, gue gak mau berurusan sama Rain ataupun lo."

"Gak bisa gitu Tar-"

"Bisa Sya. Gue gak suka kalo kalian nutupin sesuatu dari gue, itu artinya kalian gak percaya sama gue."

"Tapi, Tar."

"Plis Sya, gue bilang selesai ya selesai. Gue gak mau sahabatan sama lo ataupun Rain lagi. Kalo kalian masih sahabatan gak apa-apa terserah, gue gak peduli." Tukas Tari meninggalkan Latisya yang tak diberi kesempatan untuk berbicara.

Latisya hanya bisa menghela nafas lelah, kemudian berjalan keluar kantin. Sepertinya suara Tari tadi cukup kencang sehingga orang-orang bisa mendengar, buktinya mereka sedang menatap ke arah Latisya sekarang. Latisya berjalan cepat sambil menunduk sehingga tak melihat ada seseorang di depannya yang hendak masuk ke dalam kantin. Dia menabrak orang itu dan membuat Latisya jatuh. Dan sialnya lagi orang yang dia tabrak adalah Abraham.

Latisya menahan sakit dan malu tentunya. Dia segera bangkit.

"Kalo jalan matanya ke depan bukan ke bawah." Sinis Abraham.

"Maaf Kak."

"Nyari apaan? Recehan?" sindir Abraham.

"Bukan. Kakak gak apa-apa kan? Kalo gitu aku –eh gue duluan ya." Latisya pergi tanpa mendengar jawaban dari Abraham.

"Dasar."

Latisya sedikit berlari agar cepat sampai ke kelasnya. Dia terlalu malu untuk bertemu dengan Abraham, apalagi karena kejadian tadi.

"Lo kenapa Sya?" tanya Dahlia saat melihat Latisya tergesa-gesa dan langsung duduk di kursinya.

"Gue nabrak orang tadi."

"Lo habis bawa motor?" tanya Rina terkejut

"Duh, bukan nabrak pake motor. Tapi, gue jalan terus gak liat di depan gue ada orang, terus gak sengaja ketabrak gitu."

"Oh kirain." Rina lega mendengar penjelasan Latisya.

Lagipula sejak kapan Latisya membawa motor.

Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]Where stories live. Discover now