2. The Life and The Death

2K 377 36
                                    

"ᴅᴇᴀᴛʜ ɪs ᴀ ᴄʜᴀʟʟᴇɴɢᴇ. ɪᴛ ᴛᴇʟʟs ᴜs ɴᴏᴛ ᴛᴏ ᴡᴀsᴛᴇ ᴛɪᴍᴇ... ɪᴛ ᴛᴇʟʟs ᴜs ᴛᴏ ᴛᴇʟʟ ᴇᴀᴄʜ ᴏᴛʜᴇʀ ʀɪɢʜᴛ ɴᴏᴡ ᴛʜᴀᴛ ᴡᴇ ʟᴏᴠᴇ ᴇᴀᴄʜ ᴏᴛʜᴇʀ."
—𝙇𝙚𝙤 𝘽𝙪𝙨𝙘𝙖𝙜𝙡𝙞𝙖

.
.
.

__F͎R͎U͎N͎T͎I͎E͎R͎A͎__

.
.
.

Walaupun sudah END, tolong hargai dengan meninggalkan VOMMENT!!

   "Lo siapa? Ini dimana? And what the fuck is happening now?!" tanya Beomgyu bertubi-tubi.

   "Benar-benar tipe tidak sabaran." balas orang itu.

   "Jawab pertanyaan gua," ujar Beomgyu seraya memincingkan mata.

   "Perbatasan. Kamu berada di perbatasan antara kehidupan dan kematian. Kamu sungguh tak mengingat apapun?"

   "Kalau gua inget, gua ga bakal ngabisin waktu buat tanya ke lo!"

   "Sebaiknya tenangkan dirimu dahulu. Kamu bisa duduk jika mau,"

Beomgyu menuruti orang itu dan duduk di sebelahnya. Cahaya redup hanya satu-satunya benda pengantar cahaya di depannya. Beomgyu sedikit lega karena tak hanya kegelapan saja yang mengelilinginya.

   "Manusia lahir diciptakan untuk hidup dan mati. Manusia senang ketika dilahirkan, namun ketakutan ketika menghadapi kematian. Padahal dua hal itu sangat berkaitan dan semua manusia pasti mengalaminya,"

   "Kenapa kematian tak disambut dengan begitu mudahnya oleh manusia? Apa kamu tahu jawabannya?"

Beomgyu berdecak. Ia rasa, ia harus bersabar di dekat orang aneh di sebelahnya.

   "Tentu karena kalau mati, kita terpisah dengan orang yang kita sayangi dan orang yang menyayangi kita. Mereka yang ditinggalkan pasti sangat sedih karena ga bisa ngeliat orang itu lagi," jawab Beomgyu.

Orang itu menelengkan kepalanya imut. Entah kenapa, Beomgyu merasa aneh.

   "Apakah itu yang dipikirkan oleh manusia? Menurutku, pemikiran kalian lebih rumit,"  balasnya. Beomgyu terheran-heran. Kenapa ia bertanya kalau ia sendiri sudah memiliki pendapat? Menyebalkan.

   "Apa pemikiran lo?"

   "Sendirian. Ketika manusia lahir, mereka akan disambut sukacita oleh banyak orang. Anak yang tak diinginkan pun akan tetap disambut bahagia meskipun dalam waktu beberapa detik oleh orangtua mereka. Namun ketika kematian datang, tak ada yang menyambut mereka,"

   "Hanya isak tangis. Hanya rasa iba dan kesedihan yang menyelimuti. Kematian membuat manusia merasa sendiri. Tak ada lagi yang melindungi mereka, selain diri mereka sendiri,"

Tiba-tiba sekelibat memori datang di kepala Beomgyu. Beomgyu memejamkan matanya karena rasa sakit yang muncul.

*Flashback On*

   "Lu yakin mau pulang? Lu mabuk dan gua khawatir lu kenapa-napa," ucap seorang pemuda tinggi yang memiliki dua buah lesung pipi.

FRUNTIERA | beomtae ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang