Chapter 2

47 23 12
                                    

Galuh mengambil smartphone nya dia akan menghubungi temannya yang ada di Jakarta sewaktu S1, kebetulan temannya tersebut menjadi jurnalis majalah nasional yang membahas politik pusat dan daerah . Dia menekan nomor dan memanggil temannya. Telpon Galuh pun diangkat.

" Halo Bayu, " buka Galuh.

" Iya Galuh , ada apa,? " Tanya Bayu.

" Majalah 'JANGKA' kan terbit 2 Hari lagi, kira-kira masih ada rubrik kosong buat saya kirim tulisan ?. " Galuh bertanya balik.

" Ada sih , emang mau kirim tulisan tentang apa,? " Tanya Bayu

" Masalah daerah ku , ingin kuhajar salah satu pejabat di sini pakai pena, " Jelas Galuh.

" Silahkan kirim ke email saya, nanti saya bantu, " ungkap Bayu.

" terimakasih malam ini pasti terkirim, " kata Galuh.

" oke semoga perjuangannya menghasilkan perubahan, " Ujar Bayu.

" Oke makasih. " tutup Galuh.

Lalu keduanya menutup Telponnya.

Bayu tak menyangka bahwa teman kuliahnya dulu masih idealis, hal yang jarang dimiliki oleh pemuda kebanyakan . Kebanyakan pemuda lainnya jika sudah berpendidikan tinggi melamar jadi staff pejabat akhirnya lama-lama idealismenya hilang. Idealisme yang di tanam saat menjadi mahasiswa seketika bisa hilang jadi arang. Namun Galuh Tidak, walaupun dia lulusan S2 luar negeri namun dia memilih jalan yang bersahaja , idelis nya masih terjaga.

Setelah menutup Telponnya Galuh lalu membuka laptop dan mulai mengetik opininya, dia bukan hanya sekedar Opini Kosong namun dia juga membeberkan sedikit data yang dia dapat.

Selesai mengetik Galuh membuka Email nya dan mengirim opininya ke Email Bayu , Galuh lalu pergi Ke kamar Mandi dan beranjak tidur.

__________________________

* 2Hari kemudian

Pagi yang cerah, para media menjajakan berita - berita barunya , baik Media Cetak , elektronik maupun media online berlomba - lomba menyajikan hidangan kabar - kabar yang telah di dapat

Media bernama 'Jangka' tak mau ketinggalan. Walaupun terbit hanya setiap minggu namun beritanya selalu di tunggu oleh para pembaca profesionalnya, majalah tersebut menyajikan Ringkasan kabar dan opini yang di sertai dengan bahasa akademisi yang tinggi.

Salah satu opini tersebut membuat gempar masyarakat di kabupaten Galuh Tinggal, tulisan tersebut cukup berani dan kritis bahkan seakan - akan Bupatinya di telanjangi dengan berbagai logika dan data yang kuat.

Tulisan Galuh yang berjudul " Kabupatenku Autopilot , bupatiku antara ada dan tiada " . Penjelasan Galuh bahwa selama ini Kabupatennya berjalan tanpa pemimpin, pemimpinnya ada tapi hasilnya tidak ada.

Di tulisan tersebut Galuh juga membahas salah Satu program pemerintah yang tidak manfaat, program tersebut adalah mengenai pembangunan Gedung 19 Lantai, Galuh berspekulasi bahwa pembangunan gedung bupati 19 Lantai dengan rencana anggaran sebesar 1 triliun rupiah dari total 6 triliun lebih APBD kabupaten sangat tidak wajar.

Galuh menulis dalam rubrik tersebut "Mengapa harus membangun gedung bupati dengan anggaran yang sebegitu tinggi sedangkan gedung lama masih bagus , jika uang 1 triliun rupiah di buat untuk beasiswa sudah berapa anak yang terdidik atau mengapa tidak di buat membangun Universitas karena Di kabupaten Rawasari belum ada satupun perguruan tinggi negeri , mereka anak - anak yang sudah lulus SMA dan SMK harus mencari perguruan tinggi negeri di luar kabupaten jika di terima mereka harus menempuh pendidikan di Ibukota provinsi atau kabupaten yang memiliki universitas negeri bayangkan berapa banyak anak-anak di kabupaten ini yang mendapatkan fasilitas pendidikan tinggi dari pemerintah kabupaten."  Tulis Galuh

Galuh pun juga menulis "Atau jika uang tersebut di pakai untuk kepentingan Industri berapa lapangan kerja yang akan tersedia dan berapa angka penganguran yang di serap . Dan yang lucu lagi bupati merencanakan pembangunan gedung ini karena mimpinya setelah sempat diajak menteri aparatur Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) beberapa tahun lalu . Lucu ya berkunjung ke luar negeri bukan menghasilkan bagaimana sistem pemerintahan di sana atau belajar bagaimana memperbaiki pelayanan publik , hasil dari berkunjung ke luar negeri yaitu mimpi membangun gedung " salah satu isi tulisan Galuh di majalah.

Sontak tulisan Galuh membuat beberapa publik yang membaca menjadi kesal dengan pemerintahan kabupaten karena anggaran satu Triliun tersebut mau di bakar demi mimpinya membangun gedung membuat sontak hal ini membuat banyak masyarakat menjadi geram.

Di lingkungan gedung Bupatipun tak kalah heboh , para pejabat di dalam gedung tersebut merasa "ditelanjangi" oleh Galuh opini tersebut bukan di media cetak Lokal atau provinsi melainkan media tingkat nasional. Aib mereka seakan di buka oleh Galuh kepada masyarakat di seluruh Indonesia.

________________
Besoknya setelah tulisan tersebut muncul wartawan media online pun juga ikut mempertanyakan tentang program pembangunan gedung tersebut. Mereka merasa Galuh benar mengapa uang tersebut tidak di buat universitas saja daripada membuat gedung bupati. Tulisan - tulisan media online banyak bertebaran mempertanyakan program tersebut

Siangnya setelah mengajar Galuh langsung mengirimkan surat Ke Pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dalam suratnya Galuh menyatakan keberatan atas program bupati tersebut dan berharap legislatif tidak meloloskan anggaran tersebut, Nota protes pun terkirim dan di baca oleh pak Sulaiman kepala DPRD, dia dari awal memang menolak namun anggotanya terpecah dan yang mendukung adalah dari Fraksi Partainya sendiri

Pak Sulaiman sendiri akan mengadakan Ratas ( Rapat terbatas) kepada seluruh Jajarannya untuk menentukan Polemik program bupati tersebut

Galuh merasa puas, masyarakat mulai banyak yang berani mengkritik dan berhasil membongkar skandal yang tidak logis kepada masyarakat.

Misi pertama selesai

Bagaimanakah hasil Ratas yang akan dilakukan DPRD ? Apakah DPRD meloloskan atau menolak ?
Apalagi yang akan di lakukan Galuh selanjutnya ?
Bagaimana sikap bupati yang anti Kritik tersebut di serang oleh Galuh dan di kritik mengenai programnya ?

Yuk saksikan di Chapter 3

---------- Bersambung di Cahpter 3-------------

HarmoniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang