Chapter 7

26 12 6
                                    

Galuh mendapat kiriman pamflet dari pak Cahyadi , pamflet tersebut adalah pamflet mengenai diskusi publik Rawasari . Di pamflet tersebut tertulis jadwal dan tempat serta pemateri pro dan kontra .

Pemateri tersebut berisi
Pak Nanda  : Wakil sekertaris daerah ( Pihak Pro)
Pak Rusdi  : Ketua Komisi D DPRD Rawasari ( Pihak Pro)
Pak Cahyadi  : Ketua Lamkap ( Pihak Kontra)
Galuh Anjasmara : Akademisi ( pihak kontra)

" Oh ini lawan diskusi saya " ujar Galuh dalam hati , dia merasa senang langkah caturnya berhasil , para politikus rakus keluar dari sarangnya

** tepat Jam 4 setelah mengajar

Hari ini Galuh di minta untuk datang ke kantor Konsulat jendral ( Konjen ) Jepang di ibukota provinsi , selesai mengajar dia langsung mengemudi mobilnya menuju Ibukota Provinsi .

Galuh sudah faham bahwa jam segitu pasti jalanan macet-macetnya selain karena lalu lintas yang carut-marut infrastruktur juga kurang mewadai . Katanya sih di jalanan ini akan di bangun jalan layang untuk mengurai kemacetan tapi sampai 2 tahun jangankan pondasi  pembebasan tanah aja belum tuntas

Perjalanan yang biasanya naik mobil ke ibukota provinsi biasanya di tempuh hanya dengan 1 jam namun jika sore hari bisa sampai 1,5 jam . Itu masih sampai awal kota.

Setelah menempuh 1,5 jam Galuh mengendarai mobilnya menuju kantor Konjen tersebut , Galuh membawa mobilnya menuju alamat kantor tersebut.

Setelah sampai di alamat yang di tuju Galuh lalu memarkirkan mobilnya di tempat parkir kantor.

Setelah memarkir mobilnya Galuh bergegas masuk ke kantor Konjen tersebut , di sana dia menemui resepsionis kantor.

" Permisi mbak saya Galuh Anjasmara , saya di minta pak konjen untuk menemuinya " Ujar Galuh

" Oh iya pak , mari saya antar " ucap resepsionis tersebut

Galuh pun diantar menuju ruangan konjen tersebut .

Resepsionis tersebut membukakan pintu ruangan setelah pintu terbuka Galuh pun masuk setelah itu resepsionis tersebut menutup pintu.

Lalu konjen tersebut berdiri dan membuka pembicaraan.

" Ogenki desuka Galuh ?. ( Bagaimana kabarmu Galuh ? ) " Tanya konjen tersebut sambil membungkuk.

Hai, genkidesu. ( Ya , Kabarku baik ) " Jawab Galuh sambil membalas berbungkuk.

Galuh yang pernah 2 tahun di Jepang untuk Studi S2 nya memahami kultur , etika , sopan santun ketika berada di lingkungan mereka termasuk di kantor konjen tersebut.

Jika bangsa Indonesia ketika bertemu , menyapa atau menanyakan kabar dengan cara bersalaman bahkan sungkem ( mencium tangan kepada mereka yang di hormati seperti orang tua , guru dll atau bahkan kepada orang yang lebih tua daripada kita )  namun budaya mereka berbeda , budaya mereka membungkuk. Cara membungkuk ini adalah tanda memberikan Rasa hormat pada lawan bicaranya.

Bukan hanya sebagai rasa hormat terkadang mereka membungkuk untuk permohonan maaf dan rasa terima kasih . Namun bukan hanya kepada manusia mereka juga membungkuk kepada benderanya jika melihat ada bendera Jepang . Pembungkukan ini bernama " Ojigi" budaya yang sudah turun temurun di Jepang.

Sesudah sama - sama membungkuk akhirnya mereka kembali tegak.

" silahkan duduk Galuh ,"  kata konjen tersebut sambil mempersilahkan Galuh duduk.

Lalu Galuh mendekati Kursi , membungkuk dan duduk.

" Ada apa bapak memanggil saya ," Tanya Galuh.

" Saya mau meminta tolong , semoga anda berkenan, " Kata Konjen tersebut.

" Saya akan bantu jika saya mampu, " Ujar Galuh.

" ini adalah program dubes , program yang sudah direncanakan jauh-jauh hari . Dan rencananya acara tersebut akan di tempatkan di kota ini, " Jelas konjen

" Dubes akan ke sini ?." Tanya Galuh.

" benar , selain jadi panitia kamu juga akan jadi pemandu dubes artinya kamu akan satu mobil dengan dubes " jawab konjen.

" sebentar , kenapa saya ? Tanya Galuh heran.

" Karena kamu yang paham daerah ini dan kamu juga gak sulit buat melebur bersama kultur Jepang , sebagai orang yang pernah belajar di sana dan lahir di provinsi ini pastinya kamu tidak kesulitan ketika berbincang dengan dubes apalagi kamu bisa bahasa Inggris dan Jepang pastinya itu bukan hal sulit kan "  jelas  Konjen tersebut.

 Galuh terdiam.

 seketika ada seorang membawa  sebuah teko yang berisi Teh dan dua gelas kecil.

" ini pak, " kata orang yang membawa teh.

" terimakasih. " jawab konjen tersebut.

" Diminum dulu, " Ucap Konjen tersebut.
Budaya minum teh tersebut adalah budaya menyambut tamu Galuh tidak boleh menolak karena jika seseorang diajak minum teh dia menolak maka dia sama saja tidak menghormati tuan rumah.

Galuh dan konjen tersebut menuangkan teh nya di gelas yang di sediakan . Ketika selesai meminum mereka melanjutkan perbincangan.

" Gimana dengan pekerjaan kamu ?. " tanya konjen tersebut.

" Lancar ," jawab Galuh singkat.

" kamu yakin tidak mau bekerja di Jepang?. " Tanya konjen tersebut

" Tidak, " jawab Galuh sambil menggelengkan kepalanya

" Baik kalau gitu , jadi untuk lebih jelas mengenai programnya nanti akan saya kirimkan juklak ke email anda , silahkan di pahami dan di pelajari . dua minggu lagi kami akan rapatkan dan saya harap anda bisa hadir dalam rapat tersebut agar tidak terjadi kesalahan konsep dan teknis. Bagaimana saudara Galuh ? Pahamkan ?. " Jelas Konjen tersebut

" Saya paham, " jawab Galuh

"  Ada yang di tanyakan ?. " Tanya konjen tersebut

" untuk sementara ini tidak ada, " Jawab Galuh

" Baiklah kalau gitu silahkan kembali ke rumah karena ini sudah malam , anda juga butuh istirahat kan, " kata konjen

" baik , saya permisi kalau seperti itu. "

Galuh pun berdiri dari kursi dan mengucapkan salam.

"Konbanwa ( selamat malam)" ucap Galuh lalu membungkuk.

Lalu konjen tersebut berdiri dan berkata.

" Hai ( iya) "kata konjen dan membungkuk pula.

Lalu keduanya sama-sama tegak , Galuh pun keluar ruangan dan pulang menuju rumahnya.

Namun saat Galuh keluar dari kantor tersebut ketika berdiri di pintu tanpa di sadari ada seseorang yang mengambil fotonya  , orang itu mencurigai Galuh sebagai mata-mata asing

Orang tersebut berasumsi ' mengapa dia keluar dari kantor Konsulat asing malam - malam seperti ini jika tidak ada perbincangan yang di rahasiakan.

Apakah benar kalau Galuh adalah mata-mata yang di kirim oleh negara tersebut untuk mencari informasi di pemerintahan daerah ?

Apa program dan rencana dubes dan konjen tersebut ?

Yuk saksikan di chapter selanjutnya

---------- Bersambung di Cahpter 8 -------------



HarmoniWhere stories live. Discover now