Chapter 4

28 18 2
                                    

 "jika Anda ingin menguji watak manusia, coba beri dia kekuasaan."Abraham lincoln .

Mungkin kata-kata ini sangat cocok untuk mengambarkan keadaan Kabupaten Galuh saat ini , watak asli bupati tersebut terlihat , dia orang yang gila hormat semua harus tunduk pada dia , semua yang di inginkan harus di patuhi . Dia benci sekali di kritik padahal kritik juga di atur dalam kebebasan menyampaikan pendapat , benar - benar anjlok kalau bicara kebebasan sipil di kabupaten ini.

Sesuai perintah bupati ,satpol PP bergerak merapikan banner-banner penolakan dari berbagai Pihak , baik dari partai penentang kebijakan bupati , lembaga - lembaga , organisasi bahkan masyarakat sekitar. Padahal kebanyakan dari pemasangan tersebut tidak melangar aturan daerah seperti peraturan lingkungan hidup , peraturan pemasangan dan lain-lain bahkan lucunya ada banner yang di pasang di properti pribadinya ikut di lucuti , benar-benar tidak paham jalan pemikiran mereka apa mereka tidak pernah belajar mengenai asas kepemilikan.

Nama Galuh semakin populer di kabupaten , dia dianggap berani untuk bersuara mengkritik langsung Bupati yang sudah duduk 2 kali menjadi wakil dan dua kali menjadi bupati , selama periode satu sampai sekarang tidak banyak masyarakat yang berani bersuara apalagi seperti Galuh yang sangat lantang.

Pak Cahyadi seorang kepala lembaga advokasi masyarakat dan kebijakan publik ( LAMKAP) . Lembaga beliau juga sering bersuara terhadap pemerintahan kabupaten jika kebijakan tersebut tidak beres , seperti kebijakan pembangunan gedung 19 lantai ini.

Pak Cahyadi berinisiatif menggelar diskusi publik mengenai kebijakan tersebut , agar masyarakat semakin menyadari bahwa ada yang tidak benar dari kebijakan tersebut . Menurut pak Cahyadi kebijakan tersebut adalah sebuah bentuk pemborosan dan proyek tersebut jika sudah berjalan rentan terhadap korupsi karena tidak melibatkan dana yang sedikit namun nilainya bisa ratusan milyar bahkan lebih dari satu triliun.

Pak Cahyadi berniat mempertemukan pihak pro dan pihak yang kontra , di forum tersebut pihak pro dan kontra bisa beradu opini dan gagasan di sini lah kesempatan untuk memahamkan masyarakat dan proyek ' Gila ' tersebut berhasil di gagalkan.

Pak Cahyadi lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Galuh.

Galuh yang kebetulan baru selesai mengajar dan berada di meja kerjanya segera mengangkat panggilan tersebut

" Selamat siang Galuh, " buka pak Cahyadi

" Iya pak selamat siang, " jawab Galuh

" Nanti sore sehabis pulang dari kampus jadwalnya kosong kan ?." tanya pak Cahyadi

" Iya pak kebetulan kosong, " jawab  Galuh

" Nanti bisa temui saya , kita ngopi di cafe Telaga jam 4 kita akan membahas masalah pengajuan gedung 19 lantai tersebut, " ajak pak Cahyadi

" Baik pak, " jawab Galuh singkat

" Oke sampai ketemu jam 4 sore nanti, " ujar pak Cahyadi

" Siap pak, " jawab Galuh

" Baik selamat siang Galuh, " tutup pak Cahyadi

" Selamat siang juga pak. " jawab Galuh .

Galuh merasa senang dukungan masyarakat semakin banyak kepada dirinya , termasuk Pak Cahyadi . Galuh kenal dengan pak Cahyadi dia benar-benar selalu tulus memperjuangkan berbagai kebijakan yang di anggap merugikan masyarakat

-----------------
Sore

Galuh beranjak meninggalkan kampus tempat dia mengajar , dia mengendarai mobilnya menuju Cafe yang di bilang pak cahyani setelah 15 menit mengendarai mobilnya dia menemukan sebuah cafe berwarna biru , Galuh segera memarkir mobilnya lalu dia masuk dan memesan sebuah minuman.

Setelah selesai memesan Galuh mencari seseorang yang tadi menghubunginya , pria paru baya itu menghisap rokoknya sambil menyeruput secangkir kopi.

Galuh lalu menghampiri beliau , Galuh menyapa dan menyalaminya lalu Galuh duduk di meja yang di duduki pak Cahyadi.

" Namamu populer di kabupaten ini sejak kamu berani lantang bersuara , padahal selama ini masyarakat jarang bersuara langsung mengkritik bupati baik lewat unjuk rasa ataupun lewat tulisan " Jelas pak Cahyadi.

Hufff , Galuh menghembuskan nafas lalu berkata.

" kalau kata Soe Ho Gie guru yang tak tahan kritik harus masuk keranjang sampah , lalu kalau pemimpin yang tak tahan kritik di masukan ke mana? Selokan mungkin. " Kata Galuh

Lalu pelayan cafe itu datang dan memberikan kopi pesanan Galuh

" Terus Gimana tanggapan orang-orang di sekitarmu ? " Tanya pak Cahyadi

" Belum banyak berkomentar , tapi saya lihat di Rawasari bersuara ada yang berkata ' itu ada kepentingan partai dan lain - lain ' . Lalu saya jawab kepentingan siapapun tapi kalau mereka peduli terhadap masyarakat terutama Rawasari masalahnya dimana , mereka partai juga menjalankan fungsinya sebagai roda demokrasi , harusnya yang kamu permasalahkan uang pajakmu yang kamu bayar mau di gunakan untuk program yang tidak tepat . " jelas Galuh

" Saya juga pernah di bilang begini. ' itu gedung bupati dari dulu hijau jangan di utak - atik lalu saya jawab walaupun Hijau tapi jika tak sesuai khitah saya harus bersuara . Masak iya saya harus diam ketika ada sesuatu yang salah " Jelas Pak Cahyadi

" Entahlah kenapa banyak yang memainkan politik identitas , apa gak takut kualat , " Tanya Galuh heran

" ya gitulah." jawab pak Cahyadi Singkat.

Setelaha berdiam sebentar pak Cahyadi melanjutkan percakapannya.

"saya mengundang anda untuk ikut acara " Diskusi Publik Rawasari " di sana akan saya undang juga pihak yang pro dan pihak yang kontra , diskusi publik ini agar masyarakat juga bisa menilai langsung pendapat dari pihak Pro dan pihak yang kontra mengenai program pembangunan gedung 19 lantai tersebut, "  Jelas Pak Cahyadi.

Galuh berfikir , sambil menyeruput kopi yang di minum . Tak lama dia berkata
" Boleh pak , kapan ? " Tanya Galuh

" sepertinya minggu depan. " Jawab pak Cahyadi

" Bisa pak kebetulan Kampus sedang libur. " jawab Galuh

" baik saya akan urus acaranya , terimakasih sudah bersedia. " Ujar Pak Cahyadi

Lalu pak Cahyadi pergi meninggalkan Galuh , dia keluar Cafe dan Galuh masih di cafe tersebut menikmati sisa kopi yang di pesannya .

Mampukah Galuh mengalahkan mengalahkan politisi pro pembangunan gedung 19 lantai dalam diskusi publik ?

Ikuti terus Cahpter-chapter selanjutnya

---------- Bersambung di Cahpter 5-------------

HarmoniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang