DIARY RISA - 36

541 50 24
                                    

Penghayatan, kasih sayang, dan bahagia. Bisakah kita deskripsikan itu dalam satu makna?

-Alexandrine Parisa-

Cukup lama setelah Rival menariknya mendekat, Risa tidak berkutik. Matanya masih tertutup setelah Rival dengan berani melumat bibirnya. Sangat lembut, bahkan Rival tidak peduli berada dimana mereka saat ini.

Asing bagi Risa yang tiba-tiba saja ciuman untuk pertama kalinya. Deg degan rasa didalam hatinya muncul begitu saja. Mungkin Rival bisa mendengarnya.

Rival belum melepaskan ciuman itu, air matanya perlahan jatuh. Mengenai pipi Risa dan membuat gadis itu segera menarik dirinya dari lumatan Rival. Dia memandang wajah Rival yang memerah karena menahan tangis. Sementara dirinya menahan malu. Menatap Rival sedekat ini, dan baru saja merasakan bibir Rival yang mungkin didamba oleh setiap gadis di sekolah, Risa terhuyung menyentuh wajah Rival, menyeka air matanya.

"Lo..." Risa menyeka air mata Rival pelan, sambil berusaha tersenyum, "Kuat..."

"Om Darion pasti baik-baik aja, jangan khawatir!"

"Dia adalah orang yang kuat, begitu juga anaknya." kata Risa lagi. Mereka bertatapan cukup lama, Risa tidak sadar jika air matanya juga mengalir.

Rival membalas apa yang dilakukan Risa terhadapnya tadi, "Lo..." kata Rival sambil menyeka air mata Risa, "Adalah obat, penguat, dan pemanis dalam hidup gue yang pahit..."

Risa tersenyum, sementara Rival tiba-tiba menariknya lagi. Merengkuh nya erat seolah tidak akan melepaskan. Dia tersenyum, seperti bahagia Risa berada dilingkungan dan kehidupannya.

Dirttt! Dirttt!

Ponsel Rival berdering, dilayar ponselnya terdapat nama Kanaya.

Mama
Operasi udah selesai, Val.

Rival
Rival sama Risa segera turun.

Rival mematikan ponselnya lalu berdiri. Menyambut tangan Risa untuk menggenggamnya. Lalu berjalan menuju lift dan mereka kembali ke ruang operasi. Menemukan Kanaya dan tante Sophia yang baru saja keluar dari ruang operasi.

"Tante... Gimana keadaan papa?"

"Operasi berjalan selama hampir 5 jam lamanya. Pelurunya berhasil dikeluarkan dari tubuh Kak Darion. Sekarang dia sedang berada di ICU. Kita hanya bisa berdoa. Semoga kak Darion diberikan kesembuhan." kata Tante Sophia. Belum ada tanda bahwa semuanya akan membaik.

Rival tidak sadar tangannya erat menggenggam Risa. Menahan kesakitan dan pilu ini bersama-sama. Tapi dia yakin dengan keyakinan Risa. Bahwa Darion adalah orang yang kuat, seperti dia. Rival akan selalu berdoa, yakin jika sebentar lagi Darion akan membuka matanya.

-DIARY RISA-

09:00 p.m.

Risa terbangun dari tidurnya. Sudah sangat siang. Diliriknya jam tangannya dan hari sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Rasa penat dan pegal menyertai tubuhnya kala itu. Risa menghela napas, tapi setelah itu wajahnya memasang senyuman. Wajah yang pertama kali dia lihat adalah Rival, mereka tidur di sofa yang sama, Rival dalam posisi duduk, dan dia dalam posisi tidur diatas paha Rival.

Perlahan dia bangun agar tidak membangunkan Rival, sepertinya memang Rival sangat lelah. Mereka tidur di dalam kamar rawat keluarga Arhamandovi. Dan yang tidur di tempat tidur adalah Kanaya.

Risa berjalan pelan menuju kamar mandi dan mencuci mukanya. Lalu menggosok giginya setelah itu sedikitnya membersihkan diri. Karena tubuhnya sudah sangat lengket.

DIARY RISA [COMPLETED✅] [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang